Bioteknologi
|
Istilah bioteknologi
untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria
pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998). Bioteknologi
berasal dari dua kata, yaitu ‘bio’ yang berarti makhuk hidup dan ‘teknologi’
yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa
Dari paduan dua kata tersebut
European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi
sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan
analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa. Selama ini , kita melihat
begitu pesat perkembangan bioteknologi di berbagai bidang. Pesatnya
perkembangan bioteknologi ini sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia
dimuka bumi.
Hal ini dapat dipahami mengingat bioteknologi
menjanjikan suatu revolusi pada hampir semua aspek kehidupan manusia, mulai
dari bidang pertanian, peternakan dan perikanan hingga kesehatan dan pengobatan
Bioteknologi tidak hanya berkembang pada akhir – akhir ini saja . Bioteknologi
telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun yang lalu , di segala bidang , seperti
industry pangan , obat – obatan , pertanian , kesehatan , dan pengelolaan
lingkungan Di masa lalu , bioteknologi dilakukan secara sederhana .
Perkembangan yang pesat baru terjadi setelah diketahui mikroorganisme melakukan
fermentasi yang dipelopori oleh LOUIS PASTEUR sehingga beliau mendapat julukan
sebagai bapak bioteknologi .
Perkembangan bioteknologi
secara modern terjadi setelah penemuan struktur DNA sekitar tahun 1950 yang
diikuti dengan penemuan – penemuan lainnya . Penemuan ekspresi gen , enzim
pemotong DNA , menciptakan DNA rekombinan dengan menggabungkan DNA dari dua
organisme yang berbeda , dan cloning merupakan contoh bioteknologi
modern . Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang
didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA ( gen ) , selain memanfaatkan
mikrobiologi dan biokimia .
A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi adalah pemanfaatan
prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk
dan jasa guna kepentingan manusia.
Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi meliputi mikrobiologi, biokimia,
genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi.
Dalam bioteknologi biasanya
digunakan mikroorganisme atau bagian-bagiannya untuk meningkatkan nilai tambah
suatu bahan. Adapun beberapa definisi dari bioteknologi adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan terpadu biokimia,
mikrobiology dan ilmu keteknikan untuk mewujudkan aplikasi teknologi dari
mikro-organisme, kultur jaringan dan bagian-bagian lainnya.
2. Aplikasi dari organisme, system atau
proses untuk industri manufaktur dan pelayanan jasa.
3. Teknologi yang menggunakan
fenomena biology untuk mengopi dan menghasilkan bermacam-macam produk yang
berguna.
4. Bioteknologi adalah tidak lebih
dari sebuah istilah diberikan untuk sekumpulan teknik-teknik dan proses-proses.
5. Bioteknologi adalah penggunaan
organisme hidup dan komponennya dalam bidang pertanian, pangan dan
proses-proses industri lainnya.
6. Aplikasi berbagai teknik yang
menggunakan organisme hidup atau bagiannya serta untuk menghasilkan produk
dan/atau jasa.
B. BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
(TRADISIONAL) DAN MODERN
Bioteknologi dapat digolongkan
menjadi bioteknologi konvensional/ tradisional dan modern. Bioteknologi
konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe,
tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan.
Proses yang dibantu mikroorganisme,
misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan
sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai
bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional,
yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya
penggunaan enzim.
# Aplikasi BIOTEKNOLOGI TRADISIONAL
1. Bioteknologi Bidang Pangan
a. Pengolahan produk susu :
1) Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu
dipasteurisasi terlebih dahulu,selanjutnya sebagian besar lemak dibuang.
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu
Lactobacillus bulgaricusdan
Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut
ditambahkan pada susu dengan jumlah
yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC. Selama
penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan
bakteri asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
2) Keju
Dalam pembuatan keju digunakan
bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut
berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat.
3) Mentega
Pembuatan mentega menggunakan
mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri
tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa
tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk
menghasilkan mentega yang siap dimakan.
b. Produk makanan non – susu :
1) Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur,
Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu. Jamur
Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada
kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses
fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk
kecap.
2) Tempe
Tempe mempunyai nilai gizi yang
baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah
dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis,
memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi
toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta
mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker. Untuk
membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi
merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan
tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu
Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus
oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai
dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.
3) Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela
pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat
mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat
kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.
2. Bioteknologi Bidang Pertanian
a. Penanaman secara hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa
Yunani hydro yang berarti air dan ponos yang berarti bekerja. Jadi, hidroponik
artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam praktiknya hidroponik
dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan. Adapun
metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode kultur air
(menggunakan media air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir), dan
metode porus (menggunakan media kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain).
Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir.
b. Penanaman secara aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero
yang berarti udara dan ponos yang berarti daya. Jadi, aeroponik adalah
pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik
(memberdayakan air), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan
dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam
menggantung akan menyerap larutan hara tersebut.
3. Bioteknologi Bidang Peternakan
Bioteknologi tradisional di bidang
peternakan , misalnya pada domba ankon yang merupakan domba berkaki pendek dan
bengkok , sebagai hasil mutasi alami dan sapi Jersey yang diseleksi oleh
manusia agar menghasilkan susu dengan kandungan krim lebih banyak .
4. Bioteknologi Bidang
Kesehatan dan Pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi
tradisional di bidang pengobatan , misalnya antibiotic penisilin yang digunakan
untuk pengobatan , diisolasi dari bakteri dan jamur , dan vaksin yang merupakan
mikroorganisme yang toksinnya telah dimatikan bermanfaat untuk meningkatkan
imunitas .
# Aplikasi BIOTEKNOLOGI MODERN
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, para ahli telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi
modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya
dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah mencakup berbagai bidang,
seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber energi, dan
sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk
masa-masa yang akan datang. Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai
berikut :
a. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu
cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat
yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau
rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan
sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai
struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut
akan mengatur sifatsifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA
sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi inti,
fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.
b. Bioteknologi bidang kedokteran
Bioteknologi mempunyai peran penting
dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, vaksin,
antibiotika dan hormon.
c. Bioteknologi bidang pertanian
Dewasa ini perkembangan industri
maju dengan pesat. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang tergeser, lebih-lebih
di daerah sekitar perkotaan. Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian harus
ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk mendukung hal
tersebut, dewasa ini telah dikembangkan bioteknologi di bidang pertanian.
d. Bioteknologi bidang peternakan
Dengan bioteknologi dapat
dikembangkan produk-produk peternakan. Produk tersebut, misalnya berupa hormon
pertumbuhan yang dapat merangsang pertumbuhan hewan ternak. Dengan rekayasa
genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan buatan atau BST (Bovin
Somatotropin Hormon). Hormon tersebut direkayasa dari bakteri yang, jika
diinfeksikan pada hewan dapat mendorong pertumbuhan dan menaikkan produksi susu
sampai 20%.
e. Bioteknologi bahan bakar masa
depan
Kamu sudah mengetahui bahwa bahan
bakar minyak termasuk sumber daya yang tidak bisa diperbarui. Oleh karena itu,
suatu saat akan habis. Hal itu merupakan tantangan bagi para ilmuwan untuk
menemukan bahan bakar pengganti yang diproduksi melalui bioteknologi.
f. Bioteknologi pengolahan limbah
Kaleng, kertas bekas, dan sisa
makanan, sisa aktivitas pertanian atau industri merupakan bahan yang biasanya
sudah tak dikehendaki oleh manusia. Bahan-bahan tersebut dinamakan limbah atau
sampah. Keberadaan limbah sangat mengancam lingkungan. Oleh karena itu, harus
ada upaya untuk menanganinya. Penanganan sampah dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya dengan ditimbun, dibakar, atau didaur ulang. Di antara semua
cara tersebut yang paling baik adalah dengan daur ulang.
C. ILMU-ILMU YANG MENDUKUNG
BIOTEKNOLOGI
Ilmu-ilmu pendukung dalam
bioteknologi diantaranya sebagai berikut:
1. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu
biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari
bahasa yunani (micros: kecil, bios: hidup, dan logos: pengetahuan) sehingga
secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-makhluk hidup yang
kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisma, mikrobia, mikroba,
jasad renik atau protista. Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi,
anatara lain mengkaji tentang:
a. Karakteristik sel hidup dan
bagaimana mereka melakukan kegiatan.
b. Karakteristik mikroorganisme,
suatu kelompok organisme penting yang mampu hidup bebas, khususnya bakteri.
c. Keanekaragaman dan evolusi,
membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul macam-macam mikroorganisme.
d. Keberadaan mikroorganisme pada
tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
e. Peranan mikrobiologi sebagai
dasar ilmu pengetahuan biologi.
f. Bagaimana memahami karakteristik
mikroorganisme dapat membantu dalam memahami proses-proses biologi organisme
yang lebih besar termasuk manusia.
Mikroorganisma tidak dapat
dipisahkan dengan lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik dari suatu
ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme yang
hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan dan
mineralisasi.
Ada juga mikroorganisme tertentu
yang dapat mengikat zat lemas (N) dari udara bebas sehingga dapat menyuburkan
tanah. Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan
peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di
dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan
‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan hanya itu, sekarang mikroorganisme telah
digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada
teknik rekayasa genetika modern.
Begitu banyak dan dominannya peranan
mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan
mikrobiologi. Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung
perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas
dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti
mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kedokteran/medis, mikrobiologi lingkungan
dan lain-lain. Pembagian ini bertujuan untuk mengakomodir perkembangan
nikrobiologi yang pesat dan besarnya peranan serta mungkin dampak dari
mikroorganime di dalam kehidupan.
Mikrobiologi dalam kehidupan telah
diterapkan di banyak sekali sektor kehidupan, yang paling mashur adalah di
bidang pangan: pembuatan tempe, bir, tape, keju dan lain-lain; di bidang
kedokteran: telah banyak dihasilkan berbagai jenis serum dan antibiotika dari
mikrobia; di bidang lingkungan mikroba telah menjadi bahasan penting, dan
banyak lagi di bidang-bidang lainnya.
2. Biokimia
Biokimia adalah kimia mahluk hidup.
Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang
berlangsung dalam semua organisme. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari
struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam
nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus
pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Saat ini, biokimia metabolisme sel
telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik
(DNA, RNA), sintesis protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.
Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim, diastase,
pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wöhler menerbitkan
sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organik dapat
dibuat secara mandiri.
Penemuan ini bertolak belakang
dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik hanya
bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali dikemukakan pada
tahun 1903 oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu, biokimia
semakin berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan ditemukannya
teknik-teknik baru seperti kromatografi, difraksi sinar X, elektroforesis, RMI
(nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan radioisotop, mikroskop elektron,
dan simulasi dinamika molekular.
Teknik-teknik ini memungkinkan
penemuan dan analisis yang lebih mendalam berbagai molekul dan jalur metabolik
sel, seperti glikolisis dan siklus Krebs. Perkembangan ilmu baru seperti
bioinformatika juga banyak membantu dalam peramalan dan pemodelan struktur
molekul raksasa. Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai
bidang, mulai dari genetika hingga biologi molekular dan dari pertanian hingga
kedokteran. Penerapan biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam
pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 5000 tahun yang lalu.
3. Genetika
Genetika (dari bahasa Yunani γέννω
atau genno yang berarti “melahirkan”) merupakan cabang biologi yang penting
saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat
dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion).
Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. Nama
“genetika” diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada
Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang
Genetika ke-3 pada tahun 1906. Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah
molekular hingga populasi (lihat entri biologi). Secara lebih rinci, genetika
berusaha menjelaskan:
• material pembawa informasi untuk
diwariskan (bahan genetik),
• bagaimana informasi itu
diekspresikan (ekspresi genetik), dan
• bagaimana informasi itu
dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik).
Meskipun orang biasanya menetapkan
genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor
Mendel pada tahun 1900, sebetulnya kajian genetika sudah dikenal sejak masa
prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan trah-trah murni (pemuliaan)
ternak dan tanaman.
Orang juga sudah mengenal efek
persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan
peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu
yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji
orang sebelum itu. Kala itu, kajian semacam ini disebut “ilmu pewarisan” atau
hereditas.
4. Biologi sel
Biologi sel (juga disebut sitologi,
dari bahasa Yunani kytos, “wadah”) adalah ilmu yang mempelajari sel. Hal yang
dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti
struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel,
daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga kematian sel.
Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala molekular,
dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun
sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Pengetahuan akan komposisi dan cara
kerja sel merupakan hal mendasar bagi semua bidang ilmu biologi. Pengetahuan
akan persamaan dan perbedaan di antara berbagai jenis sel merupakan hal penting
khususnya bagi bidang biologi sel dan biologi molekular.
Persamaan dan perbedaan mendasar
tersebut menimbulkan tema pemersatu, yang memungkinkan prinsip-prinsip yang
dipelajari dari suatu sel diekstrapolasikan dan digeneralisasikan pada jenis
sel lain. Penelitian biologi sel berkaitan erat dengan genetika, biokimia,
biologi molekular, dan biologi perkembangan.
5. Enzimologi
Enzim adalah biomolekul yang
berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada
reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai
substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang
berbeda, disebut produk.
Hampir semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat. Enzim bekerja
dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan
demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan
energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya
dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan
perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.
Sebagai contoh, enzim α-amilase
hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa. Hal-ihwal
yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan
tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri
tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama
dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan
cabang-cabang ilmu pertanian.
Kerja enzim dipengaruhi oleh
beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan
inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk
jika suhu dan keasaman berubah.
Di luar suhu atau pH yang sesuai,
enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami
kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali.
Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan
aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
6. Virologi
Virologi ialah cabang biologi yang
mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus. Dalam perkembangannya, selain
virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini saat ini juga masih
menjadi bidang kajian virologi.
Virologi memiliki posisi strategis
dalam kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industri farmasi
dan pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran
hewan, peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan
virus dapat bernilai besar secara ekonomi.
0 Komentar untuk "Bioteknologi"