Hadhy Ghathan

Menyajikan berberapa artikel yang di butuhkan bagi siswa

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Gallery

Follow us on FaceBook

About

Popular Posts

MAKALAH BIDIDAYA BAWANG MERAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bawang merah merupakan salah satu komoditas holtikultura yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Agar sukses budidaya bawang merah dihadapkan dengan berbagai masalah di lapangan. Diantaranya cara budidaya, serangan hama, dan penyakit, kekurangan unsur mikro yang menyebabkan produksi menurun. Dengan memperhatikan hal tersebut upaya dalam membantu penyelesaian permasalahan tersebut salah satunya dengan peningkatan produksi bawang secara kuantitas, kualitas dan kelestarian sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas.
            Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang sudah sejak lama di usahakan oleh petani secara intensif. Komoditas pertanian ini merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi maka pengusahaan budidaya bawang merah telah menyebar hampir di setiap provinsi di Indonesia. Meskipun minat petani di terhadap bawang merah cukup kuat, namun dalam proses pengusahaannya masih ditemui berbagai kendala. Baik yang bersifat teknis maupun ekonomis. Berebes merupakan salah satu sentra budidaya bawang merah terbesar di Indonesia.







B.     Permasalahan

Ø  Bagaimana cara membudidaya tanaman bawang merah ?
Ø  Apa dampak positif membudidaya tanaman bawang merah?
Ø  Apa dampak negatif membudidaya tanaman bawang merah?

C.    Tujuan

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk :
a. Mengetahui cara membudidaya tanaman bawang merah.
b. Dampak positif membudidaya tanaman bawang merah.
c. Dampak negatif membudidaya tanaman bawang merah.
D.    Manfaat

Manfaat penulisan karya ilmiah ini, yaitu agar pembaca dapat mengetahui cara membudidaya tanaman bawang merah.













BAB II

TELAAH PUSTAKA

A.  Deskripsi Tanaman Bawang Merah
            Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut. Daunnya panjang serta berongga seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah mempunyai aroma yang spesifik yang marangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin. Batangnya berbentuk cakram dan di cakram inilah tumbuh tunas dan akar serabut. Bunga bawang merah berbentuk bongkol pada ujung tangkai panjang yang berlubang di dalamnya. Bawang merah berbunga sempurna dengan ukuran buah yang kecil berbentuk kubah dengan tiga ruangan dan tidak berdaging. Tiap ruangan terdapat dua biji yang agak lunak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.
Tanaman bawang merah ini dapat ditanam dan tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl. Walaupun demikian, untuk pertumbuhan optimal adalah pada ketinggian 0-450 meter dpl. Komoditas sayuran ini umumnya peka terhadap keadaan iklim yang buruk seperti curah hujan yang tinggi serta keadaan cuaca yang berkabut. Tanaman bawang merah membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara 25º-32ºC serta kelembaban nisbi yang rendah
Bawang merah dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu bahan tanam berupa biji botani dan umbi bibit. Pada skala penelitian, perbanyakan bawang merah dengan biji mempunyai prospek cerah karena memiliki beberapa keuntungan (kelebihan) antara lain : keperluan benih relatif sedikit ±3 kg/ha, mudah didistribusikan dan biaya transportasi relatif rendah, daya hasil tinggi serta sedikit mengandung wabah penyakit. Hanya saja perbanyakan dengan biji memerlukan penanganan dalam hal pembibitan di persemaian selama ± 1 bulan setelah itu bisa dibudidayakan dengan cara biasa.


B.     Manfaat Tanaman Bawang Merah
1. Pencegahan Kanker
Sayuran allium telah dipelajari secara ekstensif dalam hubungannya dengan kanker, terutama lambung dan kanker kolorektal. Efek yang menguntungkan dari bawang merah, cenderung karena sebagian senyawa organosulfur mereka yang kaya. Meskipun mekanisme yang tepat dimana senyawa ini menghambat kanker belum diketahui. Namun beberapa hipotesis memungkinkan penghambatan pertumbuhan tumor dan mutagenesis.
Bawang juga merupakan sumber vitamin C sebagai antioksidan yang dan membantu untuk memerangi pembentukan radikal bebas yang diketahui sebagai penyebab kanker.
2. Kanker Prostat
Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of National Cancer Institute, para peneliti menggunakan studi kasus terkontrol yang berbasis pada populasi untuk menyelidiki hubungan antara asupan allium sayuran dan kanker prostat. Mereka menemukan bahwa pria dengan asupan allium sayuran yang tertinggi, memiliki risiko terendah terhadap kanker prostat.
3. Esofagus dan kanker perut
Asupan allium dalam sayuran yang berbanding terbalik dengan risiko terserang kanker perut. Beberapa penelitian pada manusia berbasis survei telah menunjukkan potensi dampak protektif konsumsi alliums, serta laporan dari penghambatan tumor setelah pemberian senyawa allium pada hewan percobaan.

4. Mengatur Tidur dan Suasana hati
Folat ditemukan dalam bawang, dapat membantu depresi dengan mencegah kelebihan homosistein dari pembentukan dalam tubuh, yang dapat mencegah darah dan nutrisi lain untuk mencapai otak. Homosistein mempengaruhi produksi hormon serotonin, dopamine, dan norepinephrine, yang mengatur tidak hanya suasana hati, tetapi juga tidur dan nafsu makan dengan baik.
5. Baik Untuk Jantung
Kandungan sulfida methylallyl dan asam-amino sulfur pada bawang merah, memberikan efek penurunan pada kadar kolesterol jahat dalam darah dan peningkatan pada kadar kolesterol baik. Manfaat bawang putih juga mengontrol tekanan darah tinggi dan membuka arteri yang tersumbat, sehingga mampu meningkatkan kesehatan jantung.

C.            Kandungan Tanaman Bawang Merah

            Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat, kalsium, zat besi, zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Selain itu, bawang merah juga mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikroba yang bersifat bakterisida.






BAB III

METODE PENELITIAN

A.  Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah petani tanaman bawang merah.

B.     Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Penulis menetapkan bahwa sampel yang akan dipilih adalah tanaman bawang merah yang ditanam Bapak Mulyono.

C.     Teknik Sampling
Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan studi pustaka.
Ø  Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan petani bawang merah Bapak Mulyono.

Ø  Observasi
Penulis melakukan observasi di rumah Bapak Mulyono yang beralamat di Desa Pegandan RT 03 RW 02.

Ø  Studi Pustaka
Studi pustaka ini dilakukan dengan membaca buku sumber tentang tanaman bawang merah.




D.    Desain Penelitian
Desain penelitian ini diawali dengan telaah pustaka dan analisis data studi pendahuluan atau sekunder yaitu studi pendahuluan tentang Cara Membudiya Tanaman Bawang Merah. Penyusunan dilanjutkan dengan penyusunan instrumen berdasarkan telaah pustaka dan studi pendahuluan yang sudah dilakukan. Sesudah instrumen tersusun baru turun kelapangan untuk menggali dan mengumpukan data yang ada. Kemudian data dicatat dan dikelompokkan untuk selanjutnya dianalisa.

E.     Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam kepada responden (sampel) dengan instrumen pedoman wawancara yang relatif berstruktur sehingga dalam mengajukan sejumlah pertanyaan disertai alternatif jawabanyya, namun sangat terbuka dalam penelusuran jawaban.

F.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara interaktif yang berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya utuh. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

Ø  Reduksi Data
Reduksi data yaitu data yang diperoleh dari lapangan kemudian dicatat secara rinci dan teliti, dirangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dalam mereduksi data akan dipandu dan diskusi dengan orang lain yang dipandang lebih ahli, sehingga tujuan penelitian akan tercapai.

Ø  Penyajian Data
Teknik data yang dilakukan dalam membentuk uraian singkat berupa teks dalam bentuk naratif dan hubungan antar kategori, sehingga akan memudahkan untuk memahami Cara Membudidaya Bawang Merah. Melalui penyajian data ini penulis dapat melakukan kerja selanjutnya berdasarkan pemahaman yang sudah didapatkan.

Ø  Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yangg dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah menjadi kesimpulan yang incredible jika didukung dengan bukti-bukti yang valit dan konsisten. Kesimpulan ini akan menjawab masalah yang sudah dirumuskan.


















BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A.      Hasil Penelitian
            Dalam pedoman budidaya bawang merah, dikenal ada 4 tahapan yakni pengolahan tanah, tahapan penanaman, pemeliharaan dan terakhir adalah proses pemanenan.
Tahapan Pengolahan Tanah
Dalam budidaya bawang merah ini mencakup persiapan lahan yakni dengan membersihkan gulma dan juga menggemburkan medium tanam yakni tanah. Hal lain yang tercakup dalam proses ini adalah pengecekan pH tanah. Idealnya, bawang merah tumbuh di tanah dengan kelembaban yang berkisar di angka 5,6. Persiapan lainnya yang perlu dilakukan adalah dengan memupuk tanah dengan pupuk kompos dan juga kandang. Dosisnya adalah 15 sampai 10 ton pupuk per hektar. Hal lainnya yang penting untuk diperhatikan adalah pembuatan bedengan. Ukurannya biasa menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing petani

Tahapan Masa Tanam
Proses ini dimulai dengan memilih benih atau bibt bawang merah. Sebaiknya pilih umbi dengan kondisi prima, ditandai dengan warna yang mengkilat, tidak keropos, kulit sempurna dan lain-lain. Hal lain yang penting diperhatikan adalah jarak tanam. Ukurannya berbeda di setiap musim. Untuk penghujan, jarak tanam bawang merah adalah 20x20 atau juga 15x20. Sedangkan saat musim kemarau. jarak tanamnya adalah 15x15 cm. Cara menanam bawang merah ini cukup mudah yakni dengan membuat lubang tanam dengan kedalaman antara 5 sampai 10 cm. Sebelum bibit ditanam, rendamlah dengan larutan NASA dengan takaran 1 cup per 1 liter air. Setelah direndam, bibit ditiriskan hingga kering baru kemudian ditanam. 
Tahapan Pemeliharaan
Proses ini mencakup penyiraman, penyiangan, pembumbunan, pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari. Tetapi pada saat tanaman berusia 11 sampai 60 hari, penyiraman dilakukan 1 kali saja yakni pagi atau bisa juga di sore hari. Sementara itu, langkah penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma di sekitar tanaman bawang. Adapun pembumbunan, dilakukan dengan tujuan untuk menjaga agar semua pekarangan bawang tertutup tanah dengan sempurna. Langkah pemupukan dilakukan di usia 10 sampai 15 hari dan selanjutnya di usia 30 sampai 35 hari setelah bawang ditanam.

Selanjutnya adalah pengendalian hama. Ada beragam jenis hama dan penyakit yang bisa mengganggu bawang merah. Namun secara umum penyebabnya berupa virus, ulat, bakteri dan juga jamur. Untuk meminimalisir potensinya, gunakanlah GLIO pada proses pengolahan tanag dan saat bibit bawang merah hendak ditanam. Untuk virus, gunakanlah pesitisan kimia agar musnah. Untuk hama ulat, Anda bisa memakai insektisida.
Tahapan Pemanenan
Dalam budidaya bawang merah, proses panen bisa dilakukan jika tanaman bawang terlihat merebah 60 sampai 90%. Atau jika tanaman telah berumur 55 sampai 90 hari. Proses pemanenan ini sebaiknya dilakukan di siang hari. Caranya dengan mencabut keseluruhan bagian tanaman bawang meraj dari tanah. Setelah dipanen, bwang merah dijemur dengan menaruh umbi pada bagian atas agar terkena matahari dengan benar.



B.    Pembahasan
Ø  Bahan-bahan yang diperlukan dalam menanam bawang merah :

1.      Bibit Bawang Merah
Bibit bawang merah yang baik, adalah bibit yang telah di simpan selama 2-3 bulan, dan berasal dari tanaman yang dipanen pada usia 70 – 90 hari. Karena pada umur tersebut umbi yang dijadikan sebagai bibit telah memiliki titik-titik tumbuh akar. Umbi bakal bibit tersebut juga harus berasal dari tanaman yang sehat dengan ciri-ciri: terlihat cerah, segar, tidak kisut, dan tidak terdapat warna hitam yang menjadi tanda adanya serangan penyakit yang di sebabkan jamur.
Jangan menggunakan umbi yang terlalu kecil untuk bibit, karena bibit berukuran kecil akan membuat pertumbuhan tanaman kurang baik serta hasil yang sedikit. Umbi tersebut juga harus berukuran seragam, tidak terdapat luka, atau tidak sobek pada kulitnya.
Sebelum dilakukan penanaman, bagian ujung umbi terlebih dahulu dipotong sekitar 1/3 – ¼ bagian dari panjang umbi. Sedang kulit luar bibit yang mengering dan sisa-sisa akar dibuang.
Tujuannya agar pertumbuhan umbi merata, merangsang tumbuhnya tunas dan pertumbuhan tanaman itu sendiri, serta merangsang pertumbuhan umbi samping, dan mendorong terbentuknya anakan. Untuk mencegah terjadinya pembusukan, sebelum ditanam, luka bekas pemotongan pada umbi harus dikeringkan dahulu. Sedang untuk perkiraan jumlah bibit, untuk satu hektar lahan dibutuhkan sekitar 600-800 kg bibit.



2.      Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Komposisi unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, umur, alas kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut.
Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara unik. Namun secara umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S). Bila dibandingkan dengan pupuk kimia sintetis, kadar kandungan unsur hara dalam pupuk kandang jauh lebih kecil. Oleh karena itu, perlu pupuk yang banyak untuk menyamai pemberian pupuk kimia.
Seperti jenis pupuk organik lainnya, pupuk kandang memiliki sejumlah kelebihan seperti kemampuannya untuk merangsang aktivitas biologi tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah. Hanya saja kelemahannya adalah bentuknya yang kamba (bulky) dan tidak steril, bisa mengandung biji-bijian gulma dan berbagai bibit penyakit atau parasit tanaman. Sehingga para petani bawang merah lebih suka menggunakan pupuk kandang dibandingkan pupuk organik.
3.      Tanah
Keasaman tanah yang dikehendaki oleh petani bawang merah sekitar pH 5,6 - 7.

4.      Pestisida
Bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu pada tanaman bawang merah.

5.      Air
Untuk mengairi lahan tanaman bawang merah.


Ø  Alat-alat yang digunakan untuk membuat keripik tempe
1.      Cangkul
Cangkul digunakan petani untuk menggemburkan tanah agar mudah untuk menanam bawang merah.

2.    Pisau
Pisau digunakan untuk memotong bagian ujung umbi sekita 1/3-1/4 bagian umbi.

3.      Semprotan Pestisida
Alat ini digunakan untuk membasmi hama pengganggu pada tanaman bawang merah, semprotan pestisida ini diisi oleh obat-obat pestisida.


Ø  Cara Menanam Bawang Merah

1.      Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menciptakan lapisan olah yang cocok dan gembur untuk budidaya bawang merah. Pengolahan tanah umumnya diperlukan untuk menggemburkan tanah sehingga pertumbuhan umbi dari bawang tidak terhambat karena sifat fisika tanah yang kurang optimal. Pengolahan tanh juga dilakukan untuk memperbaiki drainase, meratakan permukaan tanah dan mengendalikan gulma.

2.      Persiapan Benih
Kualitas bibit merupakan faktor penentu hasil tanaman. Tanaman yang dipergunakan sebagai bibit harus cukup tua. Yaitu berkisar antara 70-80 hari setelah tanam. Bibit kualitas baik adalah berukuran sedang, sehat, keras dan permukaan kulit luarnya licin/ mengkilap. Bibit yang terlalu kecil pertumbuhannya kurang vigor dan hasilnya sedikit sedangkan umbi bibit yang besar harganya terlalu mahal
Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). Penyimpanan yang baik dan biasa dilakukan oleh petani adalah dengan menyimpan diatas para-para dapur atau disimpan di gudang. Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau).

Pada lahan kering, tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20 cm, kemudian dibuat bedengandengan lebar 1,2 meter tinggi 25 cm sedangkan panjangnya tergantung dengan kondisi lahan. Bedeng dibuat mengikuti arah timur dan barat agar persebaran cahaya optimal. Seluruh proses pengolahan tanah ini membutuhkan waktu kira-kira 3-4 minggu.



3.      Pemberian Pupuk Dasar
Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah pengolahan tanah. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi dengan dosis 10-20 ton/ha atau pupuk kandang ayamdengan dosis 5-6 ton/ha. Selain itu digunakan juga pupuk P (SP-36) dengan dosis 200-250 kg/ha (70-90kg/ha P2O5). Yang diaplikasikan 2-3 hari sebelum tanaman dengan cara disebar lalu diaduk secara merata dengan tanah. Pemberian pupuk organik digunakan untuk memelihara dan meningkatkan produktivitas lahan.

4.      Penanaman
Umbi bibit ditanam dengan jarak tanam 25cm x 20cm. umbi tanaman bawang merah dimasukkan ke dalam lubang yang sebelumnya dibuat dengan tugal. Lubang tanam dibuat sedalam umbi. Umbi dimasukkan ke dalam tanah dengan seperti memutar sekerup. Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam karena umbi mudah mengalami pembusukan. Setelah proses penanaman selesai dilakukan penyiraman.

5.      Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan tindakan-tindakan untukmenjaga pertumbuhan tanaman.




6.      Pengamatan
Pengamatan yang kami lakukan adalah dalam seminggu sekali, dalam pengamatan ini adalah kami melihat tentang pertumbuhan tanaman, banyak tumbuh, dan penyakit yang menyerang nya. Panjang tanaman bawang setelah dua minggu tanam :
Bedeng 1 :       Panjang 28cm
Sedang 22cm
Pendek 15cm
Bedeng 2 :       Panjang 38cm
                        Sedang 26cm
                        Pendek 17cm
Bedeng 3 :       panjang 32cm
                        Sedang 26cm
                        Pendek 13cm
Bedeng 4 :       Panjang 25cm
                        Sedang 15cm
                        Pendek 9cm
7.      Penyiraman
Tanaman bawnag merah tidak menghendaki banyak hujan karena umbi dari bawang merah mudah busuk, akan tetapi selama pertumbuhannya tanaman bawang merah tetap membutuhkan air yang cukup. Oleh karena itu, lahan tanam bawang merah perlu penyiraman secara intensif apalagi jika pertanaman bawang merah terletak di lahan bekas sawah. Pada musim kemarau tanaman bawang merah memerlukan penyiraman yang cukup, biasanya satu kali sehari sejak tanam sampai menjelang panen.
8.      Penyulaman
Penyulaman dilakukan secepatnya bagi tanaman yang mati / sakit dengan mengganti tanaman yang sakit dengan bibit yang baru. Hal ini dilakukan agar produksi dari suatu lahan tetap maksimal walaupun akan mengurangi keseragaman umur tanaman.
9.      Pemupukan
Kebetulan kemaren kita tidak melakukan pemupukan tambahan, tp kami coba jelaskan tentang pemupukan terhadap tanaman bawang.Pemupukan yang dilakukan disini merupakan pemupukan susulan setelah tanaman tumbuh. Pemupukan susulan pertama dilakukan dengan memberikan pupuk N dan K pada saat tanaman berumur 10-15 harisetelah tanam. Pemupukan susulan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam ½ dosis pupuk N 150-200 kg/ha dan K 100-200 kg KCl/ha. Pupuk K diaplikasikan bersama-sama dengan pupuk N dalam larikan atau dibenamkan ke dalam tanah. Untuk mencegah kekurangan unsur mikro dapat digunakan pupuk pelengkap cair yang mengandung unsur mikro.
10.  Pengelolaan Hama Dan Penyakit
Hama penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah antara lain ulat grayak (Spodoptera litura), trips, ulat bawang, bercak ungu (Alternaria porli), busuk umbi fusarium dan busuk putih sclerotum, busuk daun Stemphylium dan virus.
Kebetulan pada tanaman bawang yang kita budidayakan tidak terserang oleh penyakit yang di atas, namun gejala yang kita dapat kan kemarin adalah layu fusarium yaitu daun nya menguning. Gejala ini timbul setelah 2 minggu penanaman di lakukan, dan di serang satu persatu setelah itu baru terserang kepada yang lain. Pengendalikan nya di lakukan dengan menggunakan fungisida atau mencabut tanaman yang sudah di serang, kebetulan kita kemarin tidak menggunakan fungisida, karena kurang nya persediaan obat – obatan (fungisida) di fakultas pertanian.
Dan kami coba menjelaskan tentang hama  penyakit yang sering menyerang tanaman bawang, untuk kesempurnaan laporan ini. Walaupun gejala ini tidak kita dapat kan kemarin saat kita melakukan budidaya tanaman bawang.

·       Ulat bawang (Spodoptera exigua atau S. Litura)
Hama ulat bawang (Spodoptera spp). Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih transparan pada daun. Telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas. Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut/kalung hitam di leher.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan telur dan ulat lalu dimusnahkan. Memasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang 40 buah/ha. Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per rumpun atau telah ditemukan 1
paket telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac.
·       Ulat tanah
Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya.
·       Trip (Thrips sp.)
Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC.

·       Penyakit Layu Pusarium
Penyakit ini lah yang sangat harus di waspadai, penyakit ini dia sering di dapat kan ketika tanaman baru – baru tumbuh, dan penyakit ini yang kita dapat kan kemarin.
Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh Preventif kendalikan dengan GLIO atau sering di sebut juga dengan fungisida.
·       Penyakit Otomatis Atau Antraknose
Gejalanya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP.
·       Penyakit Trotol
Ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk membasminya.

11.   Pemanenan
Bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya pada umur 70-80 hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda 60% leher batang lunak, tanaman rebah dan daun menguning. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada saat tanah kering dan cuaca cerah untuk menghindari adanya serangan penyakit busuk umbi pada saat umbi disimpan.
Tapi kita melakukan pemanenan tidak sampai 70-80 hari, karena kondisi lahan tidak memungkinkan lagi, maka nya kita langsung melakukan pemanenan, walaupun pemanenan di lakukan agak cepat tapi hasil yang kami dapat kan sudah memuaskan selaku kami baru pertama kali melakukan penanaman tanaman bawang merah. Hasil panen basah dalam 4 bedeng dengan ukuran bedeng 150cm x 150cm sebanyak 4kg bawang merah. Walaupun hasil nya jauh dari pada kesempurnaan tapi kami sangat puas dengan hasil yang kami dapat kan, karena kami pun masih dalam proses belajar tentang tehnik membudidayakan tanaman bawang merah.

12.   Pasca Panen
Bawang merah yang sudah dipenen kemudian diikat pada batangnya untuk mempermudah penanganan. Selanjutnya umbi dijemur hingga cukup kering (1-2 minggu) dibawah sinar matahari langsung kemudian dilakukan dengan pengelompokan (grading) sesuai dengan ukuran umbi. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 80 %), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang kemasan bawang. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan alat pengering khusus sampai mencapai kadar air 80%.
Bawang merah dapat disimpan dengan cara menggantungkan ikatan-ikatan bawang merah di gudang khusus pada suhu 25-30 °C dan kelembaban yang cukup rendah untuk menghindari penyakit busuk umbi dalam gudang.





















BAB V

PENUTUP

A.    Simpulan
Bawang merah dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu bahan tanam berupa biji botani dan umbi bibit. Pada skala penelitian, perbanyakan bawang merah dengan biji mempunyai prospek cerah karena memiliki beberapa keuntungan (kelebihan) antara lain : keperluan benih relatif sedikit ±3 kg/ha, mudah didistribusikan dan biaya transportasi relatif rendah, daya hasil tinggi serta sedikit mengandung wabah penyakit. Hanya saja perbanyakan dengan biji memerlukan penanganan dalam hal pembibitan di persemaian selama ± 1 bulan setelah itu bisa dibudidayakan dengan cara biasa.
Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.

B.     Saran
Diperlukan pengetahuan yang luas untuk mengetahui cara membudidaya tanaman bawang merah yang baik dan benar, dan juga agar para petani bawang merah dapat mengahasilkan bawang merah yang benar-benar mempunyai khasiat untuk kita semua.





DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Lusi. 2013. Pelajaran Bahasa Indonesia Jilid 3B Kelas IX (Semester Genap). Pati: Fire Publisher
http://akardanumbi.blogspot.com/2013/06/belajar-budidaya-bawang-merah.html
http://budidayabawangmerah-saddam.blogspot.com/


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "MAKALAH BIDIDAYA BAWANG MERAH"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top