BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bawang merah
merupakan salah satu komoditas holtikultura yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Agar sukses budidaya bawang merah dihadapkan dengan berbagai
masalah di lapangan. Diantaranya cara budidaya, serangan hama, dan penyakit, kekurangan
unsur mikro yang menyebabkan produksi menurun. Dengan memperhatikan hal
tersebut upaya dalam membantu penyelesaian permasalahan tersebut salah satunya
dengan peningkatan produksi bawang secara kuantitas, kualitas dan kelestarian sehingga
petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas.
Bawang
merah merupakan komoditas sayuran yang sudah sejak lama di usahakan oleh petani
secara intensif. Komoditas pertanian ini merupakan sumber pendapatan dan
kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap
perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi yang cukup
tinggi maka pengusahaan budidaya bawang merah telah menyebar hampir di setiap
provinsi di Indonesia. Meskipun minat petani di terhadap bawang merah cukup
kuat, namun dalam proses pengusahaannya masih ditemui berbagai kendala. Baik
yang bersifat teknis maupun ekonomis. Berebes merupakan salah satu sentra budidaya bawang
merah terbesar di Indonesia.
B.
Permasalahan
Ø Bagaimana
cara membudidaya tanaman bawang merah ?
Ø Apa
dampak positif membudidaya tanaman bawang merah?
Ø Apa
dampak negatif membudidaya tanaman bawang merah?
C.
Tujuan
Tujuan
penulisan karya ilmiah ini adalah untuk :
a.
Mengetahui cara membudidaya tanaman bawang merah.
b.
Dampak positif membudidaya tanaman bawang merah.
c.
Dampak negatif membudidaya tanaman bawang merah.
D.
Manfaat
Manfaat
penulisan karya ilmiah ini, yaitu agar pembaca dapat mengetahui cara
membudidaya tanaman bawang merah.
BAB
II
TELAAH
PUSTAKA
A. Deskripsi
Tanaman Bawang Merah
Bawang
merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek dan
berakar serabut. Daunnya panjang serta berongga seperti pipa. Pangkal daunnya
dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis. Oleh karena itu, bawang merah
disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah mempunyai aroma yang spesifik yang
marangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin. Batangnya
berbentuk cakram dan di cakram inilah tumbuh tunas dan akar serabut. Bunga
bawang merah berbentuk bongkol pada ujung tangkai panjang yang berlubang di
dalamnya. Bawang merah berbunga sempurna dengan ukuran buah yang kecil
berbentuk kubah dengan tiga ruangan dan tidak berdaging. Tiap ruangan terdapat
dua biji yang agak lunak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.
Tanaman bawang merah ini dapat ditanam dan tumbuh di
dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl. Walaupun demikian, untuk
pertumbuhan optimal adalah pada ketinggian 0-450 meter dpl. Komoditas sayuran
ini umumnya peka terhadap keadaan iklim yang buruk seperti curah hujan yang
tinggi serta keadaan cuaca yang berkabut. Tanaman bawang merah membutuhkan
penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara
25º-32ºC serta kelembaban nisbi yang rendah
Bawang merah dapat diperbanyak dengan dua cara,
yaitu bahan tanam berupa biji botani dan umbi bibit. Pada skala penelitian,
perbanyakan bawang merah dengan biji mempunyai prospek cerah karena memiliki
beberapa keuntungan (kelebihan) antara lain : keperluan benih relatif sedikit
±3 kg/ha, mudah didistribusikan dan biaya transportasi relatif rendah, daya
hasil tinggi serta sedikit mengandung wabah penyakit. Hanya saja perbanyakan
dengan biji memerlukan penanganan dalam hal pembibitan di persemaian selama ± 1
bulan setelah itu bisa dibudidayakan dengan cara biasa.
B.
Manfaat Tanaman Bawang Merah
1. Pencegahan Kanker
Sayuran allium telah
dipelajari secara ekstensif dalam hubungannya dengan kanker, terutama lambung
dan kanker kolorektal. Efek yang menguntungkan dari bawang
merah, cenderung karena sebagian senyawa organosulfur mereka yang kaya.
Meskipun mekanisme yang tepat dimana senyawa ini menghambat kanker belum
diketahui. Namun beberapa hipotesis memungkinkan penghambatan pertumbuhan tumor
dan mutagenesis.
Bawang juga
merupakan sumber vitamin C sebagai antioksidan yang dan membantu untuk
memerangi pembentukan radikal bebas yang diketahui sebagai
penyebab kanker.
2. Kanker Prostat
Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of
National Cancer Institute, para peneliti menggunakan studi kasus terkontrol
yang berbasis pada populasi untuk menyelidiki hubungan antara asupan allium
sayuran dan kanker prostat. Mereka menemukan bahwa pria dengan asupan allium
sayuran yang tertinggi, memiliki risiko terendah terhadap kanker prostat.
3. Esofagus dan kanker perut
Asupan allium dalam sayuran yang berbanding terbalik
dengan risiko terserang kanker perut. Beberapa penelitian pada manusia berbasis
survei telah menunjukkan potensi dampak protektif konsumsi alliums, serta
laporan dari penghambatan tumor setelah pemberian senyawa allium pada hewan
percobaan.
4. Mengatur Tidur dan Suasana hati
Folat ditemukan dalam bawang, dapat membantu depresi
dengan mencegah kelebihan homosistein dari pembentukan dalam tubuh, yang dapat
mencegah darah dan nutrisi lain untuk mencapai otak. Homosistein
mempengaruhi produksi hormon serotonin, dopamine, dan norepinephrine, yang
mengatur tidak hanya suasana hati, tetapi juga tidur dan nafsu
makan dengan baik.
5. Baik Untuk Jantung
Kandungan sulfida methylallyl dan asam-amino
sulfur pada bawang merah, memberikan efek penurunan pada kadar kolesterol jahat
dalam darah dan peningkatan pada kadar kolesterol baik. Manfaat bawang
putih juga mengontrol tekanan darah tinggi dan membuka arteri yang
tersumbat, sehingga mampu meningkatkan kesehatan jantung.
C.
Kandungan Tanaman Bawang Merah
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat,
dan asam folat, kalsium, zat besi, zat pengatur tumbuh alami berupa hormon
auksin dan giberelin. Selain itu, bawang merah juga mengandung efek antiseptik
dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah
menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikroba yang bersifat
bakterisida.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau
keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau
karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini
adalah petani tanaman bawang merah.
B. Sampel
Sampel merupakan bagian
dari populasi yang
ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap
populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Penulis menetapkan bahwa sampel
yang akan dipilih adalah tanaman bawang merah yang ditanam Bapak Mulyono.
C.
Teknik Sampling
Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini
adalah wawancara, observasi, dan studi pustaka.
Ø Wawancara
Penulis
melakukan wawancara dengan petani bawang merah Bapak Mulyono.
Ø Observasi
Penulis
melakukan observasi di rumah Bapak Mulyono yang beralamat di Desa Pegandan RT
03 RW 02.
Ø Studi
Pustaka
Studi
pustaka ini dilakukan dengan membaca buku sumber tentang tanaman bawang merah.
D.
Desain Penelitian
Desain penelitian ini diawali dengan
telaah pustaka dan analisis data studi pendahuluan atau sekunder yaitu studi
pendahuluan tentang Cara Membudiya Tanaman Bawang Merah. Penyusunan dilanjutkan
dengan penyusunan instrumen berdasarkan telaah pustaka dan studi pendahuluan
yang sudah dilakukan. Sesudah instrumen tersusun baru turun kelapangan untuk
menggali dan mengumpukan data yang ada. Kemudian data dicatat dan dikelompokkan
untuk selanjutnya dianalisa.
E. Teknik
Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan
adalah wawancara mendalam kepada responden (sampel) dengan instrumen pedoman
wawancara yang relatif berstruktur sehingga dalam mengajukan sejumlah
pertanyaan disertai alternatif jawabanyya, namun sangat terbuka dalam
penelusuran jawaban.
F. Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara
interaktif yang berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya utuh. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Ø Reduksi
Data
Reduksi data yaitu data yang diperoleh
dari lapangan kemudian dicatat secara rinci dan teliti, dirangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu. Dalam mereduksi data akan dipandu dan diskusi dengan
orang lain yang dipandang lebih ahli, sehingga tujuan penelitian akan tercapai.
Ø Penyajian
Data
Teknik data yang dilakukan dalam membentuk uraian
singkat berupa teks dalam bentuk naratif dan hubungan antar kategori, sehingga
akan memudahkan untuk memahami Cara Membudidaya Bawang Merah. Melalui penyajian
data ini penulis dapat melakukan kerja selanjutnya berdasarkan pemahaman yang
sudah didapatkan.
Ø Penarikan
Simpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yangg dikemukakan masih bersifat
sementara, dan berubah menjadi kesimpulan yang incredible jika didukung dengan
bukti-bukti yang valit dan konsisten. Kesimpulan ini akan menjawab masalah yang
sudah dirumuskan.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
Dalam pedoman budidaya bawang merah, dikenal ada 4
tahapan yakni pengolahan tanah, tahapan penanaman, pemeliharaan dan terakhir
adalah proses pemanenan.
Tahapan Pengolahan Tanah
Dalam budidaya bawang merah ini mencakup persiapan
lahan yakni dengan membersihkan gulma dan juga menggemburkan medium tanam yakni
tanah. Hal lain yang tercakup dalam proses ini adalah pengecekan pH tanah.
Idealnya, bawang merah tumbuh di tanah dengan kelembaban yang berkisar di angka
5,6. Persiapan lainnya yang perlu dilakukan adalah dengan memupuk tanah dengan
pupuk kompos dan juga kandang. Dosisnya adalah 15 sampai 10 ton pupuk per
hektar. Hal lainnya yang penting untuk diperhatikan adalah pembuatan bedengan.
Ukurannya biasa menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing petani
Tahapan Masa Tanam
Proses ini dimulai dengan memilih benih atau bibt
bawang merah. Sebaiknya pilih umbi dengan kondisi prima, ditandai dengan warna
yang mengkilat, tidak keropos, kulit sempurna dan lain-lain. Hal lain yang
penting diperhatikan adalah jarak tanam. Ukurannya berbeda di setiap musim.
Untuk penghujan, jarak tanam bawang merah adalah 20x20 atau juga 15x20.
Sedangkan saat musim kemarau. jarak tanamnya adalah 15x15 cm. Cara menanam
bawang merah ini cukup mudah yakni dengan membuat lubang tanam dengan kedalaman
antara 5 sampai 10 cm. Sebelum bibit ditanam, rendamlah dengan larutan NASA
dengan takaran 1 cup per 1 liter air. Setelah direndam, bibit ditiriskan hingga
kering baru kemudian ditanam.
Tahapan Pemeliharaan
Proses ini mencakup penyiraman, penyiangan,
pembumbunan, pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit. Penyiraman
dilakukan pada pagi dan sore hari. Tetapi pada saat tanaman berusia 11 sampai
60 hari, penyiraman dilakukan 1 kali saja yakni pagi atau bisa juga di sore
hari. Sementara itu, langkah penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma di
sekitar tanaman bawang. Adapun pembumbunan, dilakukan dengan tujuan untuk
menjaga agar semua pekarangan bawang tertutup tanah dengan sempurna. Langkah
pemupukan dilakukan di usia 10 sampai 15 hari dan selanjutnya di usia 30 sampai
35 hari setelah bawang ditanam.
Selanjutnya adalah pengendalian hama. Ada beragam jenis hama dan penyakit yang bisa mengganggu bawang merah. Namun secara umum penyebabnya berupa virus, ulat, bakteri dan juga jamur. Untuk meminimalisir potensinya, gunakanlah GLIO pada proses pengolahan tanag dan saat bibit bawang merah hendak ditanam. Untuk virus, gunakanlah pesitisan kimia agar musnah. Untuk hama ulat, Anda bisa memakai insektisida.
Selanjutnya adalah pengendalian hama. Ada beragam jenis hama dan penyakit yang bisa mengganggu bawang merah. Namun secara umum penyebabnya berupa virus, ulat, bakteri dan juga jamur. Untuk meminimalisir potensinya, gunakanlah GLIO pada proses pengolahan tanag dan saat bibit bawang merah hendak ditanam. Untuk virus, gunakanlah pesitisan kimia agar musnah. Untuk hama ulat, Anda bisa memakai insektisida.
Tahapan Pemanenan
Dalam budidaya bawang merah, proses panen bisa
dilakukan jika tanaman bawang terlihat merebah 60 sampai 90%. Atau jika tanaman
telah berumur 55 sampai 90 hari. Proses pemanenan ini sebaiknya dilakukan di
siang hari. Caranya dengan mencabut keseluruhan bagian tanaman bawang meraj
dari tanah. Setelah dipanen, bwang merah dijemur dengan menaruh umbi pada
bagian atas agar terkena matahari dengan benar.
B.
Pembahasan
Ø Bahan-bahan
yang diperlukan dalam menanam bawang merah :
1.
Bibit
Bawang Merah
Bibit
bawang merah yang baik, adalah bibit yang telah di simpan selama 2-3 bulan, dan
berasal dari tanaman yang dipanen pada usia 70 – 90 hari. Karena pada umur
tersebut umbi yang dijadikan sebagai bibit telah memiliki titik-titik tumbuh
akar. Umbi bakal bibit tersebut juga harus berasal dari tanaman yang sehat dengan
ciri-ciri: terlihat cerah, segar, tidak kisut, dan tidak terdapat warna hitam
yang menjadi tanda adanya serangan penyakit yang di sebabkan jamur.
Jangan menggunakan umbi
yang terlalu kecil untuk bibit, karena bibit berukuran kecil akan membuat pertumbuhan
tanaman kurang baik serta hasil yang sedikit. Umbi tersebut juga harus
berukuran seragam, tidak terdapat luka, atau tidak sobek pada kulitnya.
Sebelum dilakukan penanaman, bagian ujung umbi terlebih dahulu dipotong sekitar 1/3 – ¼ bagian dari panjang umbi. Sedang kulit luar bibit yang mengering dan sisa-sisa akar dibuang.
Sebelum dilakukan penanaman, bagian ujung umbi terlebih dahulu dipotong sekitar 1/3 – ¼ bagian dari panjang umbi. Sedang kulit luar bibit yang mengering dan sisa-sisa akar dibuang.
Tujuannya agar
pertumbuhan umbi merata, merangsang tumbuhnya tunas dan pertumbuhan tanaman itu
sendiri, serta merangsang pertumbuhan umbi samping, dan mendorong terbentuknya
anakan. Untuk mencegah terjadinya pembusukan, sebelum ditanam, luka bekas
pemotongan pada umbi harus dikeringkan dahulu. Sedang untuk perkiraan jumlah
bibit, untuk satu hektar lahan dibutuhkan sekitar 600-800 kg bibit.
2. Pupuk
Kandang
Pupuk kandang merupakan
pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang digunakan untuk menyediakan unsur
hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah. Komposisi unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sangat
tergantung pada jenis hewan, umur, alas kandang dan pakan yang diberikan pada
hewan tersebut.
Setiap jenis hewan
tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara unik. Namun secara
umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), posfor
(P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S). Bila
dibandingkan dengan pupuk kimia sintetis, kadar kandungan unsur hara dalam
pupuk kandang jauh lebih kecil. Oleh karena itu, perlu pupuk yang banyak untuk
menyamai pemberian pupuk kimia.
Seperti jenis pupuk
organik lainnya,
pupuk kandang memiliki sejumlah kelebihan seperti kemampuannya untuk merangsang
aktivitas biologi tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah. Hanya saja
kelemahannya adalah bentuknya yang kamba (bulky) dan tidak steril, bisa
mengandung biji-bijian gulma dan berbagai bibit penyakit atau parasit tanaman.
Sehingga para petani bawang merah lebih suka menggunakan pupuk kandang
dibandingkan pupuk organik.
3.
Tanah
Keasaman tanah yang
dikehendaki oleh petani bawang merah sekitar pH 5,6 - 7.
4.
Pestisida
Bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi
organisme pengganggu pada tanaman bawang merah.
5.
Air
Untuk mengairi lahan tanaman bawang merah.
Ø
Alat-alat yang digunakan untuk membuat keripik tempe
1.
Cangkul
Cangkul
digunakan petani untuk menggemburkan tanah agar mudah untuk menanam bawang
merah.
2.
Pisau
Pisau
digunakan untuk memotong bagian ujung umbi sekita 1/3-1/4 bagian umbi.
3.
Semprotan
Pestisida
Alat ini digunakan untuk
membasmi hama pengganggu pada tanaman bawang merah, semprotan pestisida ini
diisi oleh obat-obat pestisida.
Ø Cara Menanam Bawang Merah
1. Pengolahan
Tanah
Pengolahan
tanah dimaksudkan untuk menciptakan lapisan olah yang cocok dan gembur untuk
budidaya bawang merah. Pengolahan tanah umumnya diperlukan untuk menggemburkan
tanah sehingga pertumbuhan umbi dari bawang tidak terhambat karena sifat fisika
tanah yang kurang optimal. Pengolahan tanh juga dilakukan untuk memperbaiki
drainase, meratakan permukaan tanah dan mengendalikan gulma.
2. Persiapan
Benih
Kualitas
bibit merupakan faktor penentu hasil tanaman. Tanaman yang dipergunakan sebagai
bibit harus cukup tua. Yaitu berkisar antara 70-80 hari setelah tanam. Bibit
kualitas baik adalah berukuran sedang, sehat, keras dan permukaan kulit luarnya
licin/ mengkilap. Bibit yang terlalu kecil pertumbuhannya kurang vigor dan
hasilnya sedikit sedangkan umbi bibit yang besar harganya terlalu mahal
Ukuran
umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi. Umbi bibit yang baik yang telah
disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya).
Penyimpanan yang baik dan biasa dilakukan oleh petani adalah dengan menyimpan
diatas para-para dapur atau disimpan di gudang. Umbi bibit harus sehat,
ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka
(tidak terkelupas atau berkilau).
Pada
lahan kering, tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20 cm, kemudian dibuat
bedengandengan lebar 1,2 meter tinggi 25 cm sedangkan panjangnya tergantung
dengan kondisi lahan. Bedeng dibuat mengikuti arah timur dan barat agar
persebaran cahaya optimal. Seluruh proses pengolahan tanah ini membutuhkan
waktu kira-kira 3-4 minggu.
3. Pemberian
Pupuk Dasar
Pemberian
pupuk dasar dilakukan setelah pengolahan tanah. Pupuk dasar yang digunakan
adalah pupuk organik yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi dengan dosis
10-20 ton/ha atau pupuk kandang ayamdengan dosis 5-6 ton/ha. Selain itu
digunakan juga pupuk P (SP-36) dengan dosis 200-250 kg/ha (70-90kg/ha P2O5).
Yang diaplikasikan 2-3 hari sebelum tanaman dengan cara disebar lalu diaduk
secara merata dengan tanah. Pemberian pupuk organik digunakan untuk memelihara
dan meningkatkan produktivitas lahan.
4. Penanaman
Umbi
bibit ditanam dengan jarak tanam 25cm x 20cm. umbi tanaman bawang merah
dimasukkan ke dalam lubang yang sebelumnya dibuat dengan tugal. Lubang tanam
dibuat sedalam umbi. Umbi dimasukkan ke dalam tanah dengan seperti memutar
sekerup. Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam karena umbi mudah mengalami
pembusukan. Setelah proses penanaman selesai dilakukan penyiraman.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan
tanaman dilakukan dengan tindakan-tindakan untukmenjaga pertumbuhan tanaman.
6. Pengamatan
Pengamatan
yang kami lakukan adalah dalam seminggu sekali, dalam pengamatan ini adalah
kami melihat tentang pertumbuhan tanaman, banyak tumbuh, dan penyakit yang
menyerang nya. Panjang tanaman bawang setelah dua minggu tanam :
Bedeng
1 : Panjang 28cm
Sedang
22cm
Pendek
15cm
Bedeng
2 : Panjang 38cm
Sedang 26cm
Pendek 17cm
Bedeng
3 : panjang 32cm
Sedang 26cm
Pendek 13cm
Bedeng
4 : Panjang 25cm
Sedang 15cm
Pendek 9cm
7. Penyiraman
Tanaman
bawnag merah tidak menghendaki banyak hujan karena umbi dari bawang merah mudah
busuk, akan tetapi selama pertumbuhannya tanaman bawang merah tetap membutuhkan
air yang cukup. Oleh karena itu, lahan tanam bawang merah perlu penyiraman
secara intensif apalagi jika pertanaman bawang merah terletak di lahan bekas
sawah. Pada musim kemarau tanaman bawang merah memerlukan penyiraman yang cukup,
biasanya satu kali sehari sejak tanam sampai menjelang panen.
8. Penyulaman
Penyulaman
dilakukan secepatnya bagi tanaman yang mati / sakit dengan mengganti tanaman
yang sakit dengan bibit yang baru. Hal ini dilakukan agar produksi dari suatu
lahan tetap maksimal walaupun akan mengurangi keseragaman umur tanaman.
9. Pemupukan
Kebetulan
kemaren kita tidak melakukan pemupukan tambahan, tp kami coba jelaskan tentang
pemupukan terhadap tanaman bawang.Pemupukan yang dilakukan disini merupakan
pemupukan susulan setelah tanaman tumbuh. Pemupukan susulan pertama dilakukan
dengan memberikan pupuk N dan K pada saat tanaman berumur 10-15 harisetelah
tanam. Pemupukan susulan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan
setelah tanam ½ dosis pupuk N 150-200 kg/ha dan K 100-200 kg KCl/ha. Pupuk K
diaplikasikan bersama-sama dengan pupuk N dalam larikan atau dibenamkan ke
dalam tanah. Untuk mencegah kekurangan unsur mikro dapat digunakan pupuk
pelengkap cair yang mengandung unsur mikro.
10. Pengelolaan
Hama Dan Penyakit
Hama
penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah antara lain ulat grayak
(Spodoptera litura), trips, ulat bawang, bercak ungu (Alternaria porli), busuk
umbi fusarium dan busuk putih sclerotum, busuk daun Stemphylium dan virus.
Kebetulan
pada tanaman bawang yang kita budidayakan tidak terserang oleh penyakit yang di
atas, namun gejala yang kita dapat kan kemarin adalah layu fusarium yaitu daun
nya menguning. Gejala ini timbul setelah 2 minggu penanaman di lakukan, dan di
serang satu persatu setelah itu baru terserang kepada yang lain. Pengendalikan
nya di lakukan dengan menggunakan fungisida atau mencabut tanaman yang sudah di
serang, kebetulan kita kemarin tidak menggunakan fungisida, karena kurang
nya persediaan obat – obatan (fungisida) di fakultas pertanian.
Dan
kami coba menjelaskan tentang hama penyakit yang sering menyerang tanaman
bawang, untuk kesempurnaan laporan ini. Walaupun gejala ini tidak kita dapat
kan kemarin saat kita melakukan budidaya tanaman bawang.
· Ulat
bawang (Spodoptera exigua atau S. Litura)
Hama
ulat bawang (Spodoptera spp). Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih
transparan pada daun. Telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah
secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih
seperti kapas. Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya
diambil dan dimusnahkan. Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat
grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di
perut/kalung hitam di leher.
Pengendalian
yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan telur dan ulat lalu
dimusnahkan. Memasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang 40
buah/ha. Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per
rumpun atau telah ditemukan 1
paket
telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya
Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac.
· Ulat
tanah
Ulat
ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai
kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam
hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi
sarangnya.
· Trip
(Thrips sp.)
Gejala
serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada daun.
Penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP
atau Pegasus 500 EC.
· Penyakit
Layu Pusarium
Penyakit ini
lah yang sangat harus di waspadai, penyakit ini dia sering di dapat kan ketika
tanaman baru – baru tumbuh, dan penyakit ini yang kita dapat kan kemarin.
Gejala
serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya
tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu
dibuang atau dibakar di tempat yang jauh Preventif kendalikan dengan
GLIO atau sering di sebut juga dengan fungisida.
· Penyakit
Otomatis Atau Antraknose
Gejalanya
bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang
menyebabkan daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan
fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP.
· Penyakit
Trotol
Ditandai
dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan
fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk
membasminya.
11. Pemanenan
Bawang
merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya pada
umur 70-80 hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat
tanda-tanda 60% leher batang lunak, tanaman rebah dan daun menguning. Pemanenan
sebaiknya dilaksanakan pada saat tanah kering dan cuaca cerah untuk menghindari
adanya serangan penyakit busuk umbi pada saat umbi disimpan.
Tapi
kita melakukan pemanenan tidak sampai 70-80 hari, karena kondisi lahan tidak
memungkinkan lagi, maka nya kita langsung melakukan pemanenan, walaupun
pemanenan di lakukan agak cepat tapi hasil yang kami dapat kan sudah memuaskan
selaku kami baru pertama kali melakukan penanaman tanaman bawang merah. Hasil
panen basah dalam 4 bedeng dengan ukuran bedeng 150cm x 150cm sebanyak 4kg
bawang merah. Walaupun hasil nya jauh dari pada kesempurnaan tapi kami sangat
puas dengan hasil yang kami dapat kan, karena kami pun masih dalam proses
belajar tentang tehnik membudidayakan tanaman bawang merah.
12. Pasca Panen
Bawang
merah yang sudah dipenen kemudian diikat pada batangnya untuk mempermudah
penanganan. Selanjutnya umbi dijemur hingga cukup kering (1-2 minggu) dibawah
sinar matahari langsung kemudian dilakukan dengan pengelompokan (grading)
sesuai dengan ukuran umbi. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan
umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air kurang
lebih 80 %), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang kemasan
bawang. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan alat pengering khusus sampai
mencapai kadar air 80%.
Bawang
merah dapat disimpan dengan cara menggantungkan ikatan-ikatan bawang merah di
gudang khusus pada suhu 25-30 °C dan kelembaban yang cukup rendah untuk
menghindari penyakit busuk umbi dalam gudang.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Bawang merah
dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu bahan tanam berupa biji botani dan
umbi bibit. Pada skala penelitian, perbanyakan bawang merah dengan biji
mempunyai prospek cerah karena memiliki beberapa keuntungan (kelebihan) antara
lain : keperluan benih relatif sedikit ±3 kg/ha, mudah didistribusikan dan biaya
transportasi relatif rendah, daya hasil tinggi serta sedikit mengandung wabah
penyakit. Hanya saja perbanyakan dengan biji memerlukan penanganan dalam hal
pembibitan di persemaian selama ± 1 bulan setelah itu bisa dibudidayakan dengan
cara biasa.
Bawang merah
adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar
serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal
daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar
dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan
daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati
seperti kentang atau talas.
B. Saran
Diperlukan pengetahuan yang luas untuk mengetahui cara membudidaya
tanaman bawang merah yang baik dan benar, dan juga agar para petani bawang
merah dapat mengahasilkan bawang merah yang benar-benar mempunyai khasiat untuk
kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayati, Lusi. 2013.
Pelajaran Bahasa Indonesia Jilid 3B Kelas IX (Semester Genap). Pati: Fire
Publisher
http://akardanumbi.blogspot.com/2013/06/belajar-budidaya-bawang-merah.html
http://budidayabawangmerah-saddam.blogspot.com/
0 Komentar untuk "MAKALAH BIDIDAYA BAWANG MERAH"