Resensi
Buku : "BIDADARI-BIDADARI SURGA"
Latar Belakang Buku/Karya
1.1 Judul:
Bidadari-Bidadari Surga
1.2 Penulis:
Tere-liye
1.3 Penerbit:
Republika
1.4 Diterbitkan:
2008
1.5 Tebal
Halaman: vi+368 halaman
1.6
Tema:Pengorbanan dan kerja keras melahirkan kesuksesan
1.7 Harga (Toko):
Rp47.500
Novel ini mengisahkan
kehidupan seotang kakak perempuan yang sepanjang hidupnya bekerja keras
membiayai kehidupan keluarga dan empat adik-adiknya. Kemiskinan yang membelit
keluarga mereka yang sedari kecil sudah menjadi yatim, membuat sang kakak yang
bernama Laisa bersumpah akan melakukan apapun untuk adik-adiknya agar mereka
tidak selamanya miskin dan bodoh. Tekad itulah yang membuatnya bersikap sangat
keras kepada adik-adiknya jika mereka tidak mau bekerja keras untuk belajar dan
membantu bekerja di ladang.
Dibalik
semua ketegasan sikapnya, kak Laisa sangat mencintai adik-adiknya, dia rela
tidak melanjutkan sekolah agar bisa mencari uang untuk menyekolahkan adiknya
juga bahkan rela mengorbankan nyawa untuk diterkam harimau demi menyelamatkan
nyawa adiknya.
Waktu
akhirnya membesarkan adik-adiknya menjadi sosok-sosok yang rupawan dan sukses,
sementara kak Laisa tetap tinggal di dusun mereka. Perbedaan diantara merekapun
kian mencolok, tidak hanya karena kak Laisa tidak melanjutkan sekolah seperti
adik-adiknya tapi juga karena fisiknya sangat berbeda dengan mereka,
adik-adiknya semakin tumbuh sedangkan kak laisa semakin jauh tertinggal.
Sampailah
saat dimana adiknya telah cukup dewasa untuk berumah tangga, tetapi mereka
semua segan untuk melangkahi Kak Laisa. Maka mulailah adik-adiknya berusaha
mencarikan jodoh untuk kakak mereka, tapi semuanya berakhir mengecewakan bagi
Kak Laisa karena semua laki-laki itu menolaknya hanya karena fisiknya yang tak
rupawan seperti adik-adiknya.
Laisa
mengerti adik-adiknya tidak ingin melangkahinya, padahal mereka semua sudah
memiliki calon pendamping. Laisa sangat mengerti bahwa dirinyalah yang menjadi
penghalang kebahagiaan adik-adiknya, dan untuk itu sekali lagi ia dengan keras
memaksa adik-adiknya untuk segera menikah dan tidak perlu mempedulikan dirinya.
Waktu
berlalu tubuh Laisa yang terbiasa bekerja keras akhirnya rubuh juga digerogoti
penyakit yang hanya diketahui oleh ibunya karena Laisa berkeras menyembunyikannya
dari adik-adiknya. Dan sampailah saat dimana untuk pertama kali dan terakhir
kali dalam hidupnya dia membutuhkan kehadiran adik-adiknya di sisinya.
Perjuangan kerasnya selama ini membesarkan dan menjadikan adik-adiknya orang
yang hebat sudah selesai, kini adik-adiknya menyaksikan sang kakak yang selalu
terlihat keras dan gigih itu terbaring tak berdaya. Dan diiringi kesedihan
seluruh penghuni lembah yang menjadi saksi suka duka hidup Kak Laisa, pada
suatu sore yang indah Laisa tersenyum untuk selamanya. Laisa kembali ke
tempatnya bergabung dengan bidadari-bidadari surga yang lain di sisi Robnya.
Buku ini adalah novel yang sarat
makna akan kerja keras, pengorbanan dan penghormatan. Sungguh sebuah rangkaian
cerita yang bernilai untuk dibaca.
Jenis Buku/ Karya
“ Bidadari-Bidadari Surga” adalah
sebuah karya bentuk karangan berjenis Novel. Karena di dalamnya menceritakan
suatu permasalahan dan terdiri dari banyak bagian-bagian cerita yang terpisah
sesuai topiknya dan terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Nilai Buku/ Karya
- Kelebihan
- Tema
Tema dalam Novel ini cukup menarik
karena, tema yang digunakan sangat sarat makna akan kerja keras dan pengorbanan
sehingga membuat pembaca tertarik untuk membacanya.
- Latar
Latar dalam novel ini, tampak jelas
sehingga pembaca dengan mudah memahami bacaan dan tidak perlu meraba-raba kapan
dan di mana peristiwa tersebut terjadi baik latar tempat, waktu, dan suasana.
- Sudut pandang
Sudut pandang dalam Novel tersebut,
menggunakan sudut pandang orang ketiga, sehingga penulis/pengarang bisa lebih
leluasa dalam menuangkan dan mengungkapkan isi pikirannya.
- Kekurangan
- Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam Novel ini agak
memusingkan, misalnya untuk peletakan cara memanggil karakter kunci yang kadang
dipanggil Kak, kadang dipanggil Wak, di beberapa tempat agak berantakan. Kurang
cocok, lebih tepatnya
- Perwatakan/Penokohan
Watak dalam tokoh novel tersebut
lebih diceritakan sempurna (Lebay), seperti tokoh Laisa yang memiliki jiwa rela
berkorban diceritakan seakan Laisa memiliki watak yang sangat sempurna.
Sedangkan kita ketahui bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia.
- Alur
Alur dalam Novel tersebut,
menggunakan alur campuran, dan kebanyakan menceritakan peristiwa yang lalu,
yang jika tidak dipahami secara saksama, akan membuat pembaca pusing dan
akhirnya mengacaukan alur cerita novel.
0 Komentar untuk "Resensi Buku : "BIDADARI-BIDADARI SURGA" "