KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur penulis limpahkan
kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Sholawat serta
salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat,
semoga selalu dapat menuntun kami pada ruang dan waktu yang lain.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian program
studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang berjudul “tetap
menjadi manusia dalam mengaudit di era kecepatan ”.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan bila terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini kami mohon
maaf, karena kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Waalaikumsalam wr.wb.
Kudus,
8 Mei 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR
BELAKANG 1
1.1 RUMUSAN
MASALAH 1
1.2 TUJUAN
1
BAB
II PEMBAHASAN 2
2.5 SEJARAH PERKEMBANGAN AUDITING 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Auditing merupakan sebuah aktivitas perusahaan
yang tidak terlalu sering terjadi, tetapi sangat perlu untuk menjamin
perusahaan going concern dalam tujuan perusahaan yang berkaitan dengan wealth
creating institution. Sepanjang kehidupan manusia, perubahan zaman bukan lagi
suatu berita. Karena telah terjadi berulang-ulang kali. Setiap perubahan
ditujukan untuk mempermudah hidup manusia, seperti teori Malthus bahwa kebutuan
tumbuh seperti deret hitung sementara pemenuhan kebutuhan seperti deret ukur.
Perubahan pada tahap-tahap awal hingga
ke revolusi teknologi, selalu ditandai dengan kemunculan peralatan baru atau
hardware. Tetapi, perubahan yang paling terakhir kita rasakan tidak memunculkan
peralatan baru melainkan suatu cara dan konsep baru. Tulisan ini akan membahas
beberapa perubahan yang mempengaruhi pengauditan secara umum dan secara khusus
akan membahas pengaruh perubahan pada audit intern.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Bagaimana
evolusi tekhnologi informasi dalam dunia bisnis ?
2. Bagimana
perkembangan tekhnologi yang menjadikan mesin sangat berguna ?
3. Bagaimana
evolusi auditing dari zaman permulaan hingga sekarang ?
4. Apakah
evolusi tekhnologi informasi telah menggantikan sebagian peran manusia ?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan
evolusi teknologi informasi
2. Menjelaskan
proses teknologi informasi bisa menjadi sebuah mesin yang berguna
3. Menjelaskan
evolusi auditing
4. Menjelaskan
tetap menjadi manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 EVOLUSI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Perkembangan
teknologi informasi yang sedemikian cepat telah membawa dunia
memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya.
Setidaknya ada empat era penting sejak diketemukannya computer sebagai alat
pengolah data sampai dengan era internet. Saat computer menjadi senjata utama
dalam berkompetisi dan masing-masing era mempunyai karakteristik .
Munculnya computer sangat mendukung
terhadap dunia usaha.penyebab utama terjadinya era
globalisasi adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. secara garis
besar , ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi , yang dimulai
dari pertama kali diketemukannya komputer hingga sat ini. ke empat era tersebut
terjadi tidak hanya karena di picu oleh perkembangan teknologi komputer yang
sedemikian pesat, namun didukung pula oleh teori-teori baru mengenai manejemen
perusahaan modern. oleh karena itu , dapat dimengerti bahwa masih banyak
perusahaan terutama dinegara berkembang , yang masih sulit mengadaptasikan
teori-teori baru mengenai manejemen, organisasi , namun teknologi informasi
karena masih melekatnya faktor- faktor budaya lokal .
Ø ERA KOMPUTERISASI
Cirinya:
1.1 Dimulai sejak tahun 1960
1.2 Minicomputer
dan Mainframe sudah diperkenalkan di perusahaan , Seperti IBM
1.3 Banyak Perusahaan yang memanfaatkan computer untuk
keperluan pengolahan data.
1.4 Kebanyakan
perusahaan-perusahaan besar secara tidak langsung memonopoli pasar-pasa
tertentu, karena belum ada pesaing.
1.5 Hampir
semua perusahaan besar yag begerak dibidang infrastruktur (listrik, komunikasi
dan pertambangan pada saat itu membeli computer untuk untuk membantu
kegiatan administrasinya.
Ø Tiga generasi computer
1.
Era
pertama komputasi yang dikenal sebagai era mainframe - banyak orang untuk satu
komputer. Komputer ini adalah sistem sentral yang digunakan di seluruh kantor,
dan perusahaan infrastruktur komputasi mereka. Namun, mahal
dan sangat sulit untuk digunakan untuk karyawan rata-rata.
2. Era
kedua komputasi yang dikenal sebagai era
PC - satu komputer untuk satu
orang. Ini era dimana terjadi sebuah ledakan di bidang teknologi. Ini adalah
masa dimana komputer menjadi perangkat wajib untuk digunakan dalam aplikasi
bisnis, dan hampir sama halnya sebagai televisi atau telepon rumah.
3. Era ketiga dikenal
dengan ubiquitous computing Di era modernisasi ini, hampir seluruh
aspek kehidupan kita berhubungan dengan teknologi. Teknologi selalu mengalami
perkembangan pesat dan terus-menerus, khususnya perkembangan komputer dan
sistem-sistemnya.Generasi saat ini dapat diistilahkan dengan generasi komputer.
Generasi berikutnya akan berupa ubiquitous computing, yang
menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan dibandingkan personal.
Ø ERA TEKNOLOGI INFORMASI
Cirinya:
2.1 Dimulai sejak tahun 1970
2.2 PC
mulai diperkenalkan untuk menggantikan Minicomputer ataupun mainframe
2.3 Tidak sepeti
halnya pada era komputerisasi ketika komputer hanya menjadi “ milik pribadi “
Divisi EDP perusahaan, diera kedua ini setiap individu di organisasi dapat
memanfaatkan kecanggihan computer, seperti untuk mengolah database,
spreadsheet, maupun data processing.
2.4 Kegunaan
computer di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi tetapi juga
untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif.
2.5 Pada
era ini computer memasuki babak baru yaitu sebagai suatu fasilitas yang dapat
memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak
dibidang pelayanan dan jasa.
Ø ERA SISTEM INFORMASI
Cirinya:
a. Diperkenalkan diawal tahun 1980-an
b. Teori
manajemen organisasi modern mulai diperkenalkan terutama teori manajemen
perubahan.
c. Dalam
pemilihan produk atau jasa yang dibutuhkan seorang pelanggan akan mencari
perusahaan yang menjual produk atau jasa tersebut: cheaper (lebih murah),
better (lebih baik), faster ( lebih cepat)
d.
Peranan komputer dan teknologi informasi yang digabungkan dengan komponen lain
seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan,
manajemen dan komponen terkait lainnya, dalam membentuk system informasi yang
baik , merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis.
Ø ERA GLOBALISASI INFORMASI
Cirinya:
a.
Diawali sejak tahun 1990
b.
Tidak ada yang dapat menekan laju perkembangan teknologi informasi.
c.
Penerapan teknologi LAN, MAN, WAN dan globalnet
d.
Diperkenalkan Payment Electronic (pembayaran secara elektronik)
e.
Faktor Ekonomi
(krisis), Sosial budaya (reformasi), dan politik (demokrasi) akan mempengaruhi
pada era ini yaitu dalam hal menghasilkan kebijakan-kebijakan dan
peraturan-peraturan baru yang harus ditaati oleh perusahaan.
·
Internet :
Berasal dari kata Interconnection
Networking yang mempunyai arti hubungan berbagai
komputer dengan berbagai tipe yang membentuk system
jaringan yang mencakup
seluruh dunia dengan melalui jalur telekomunikasi seperti
telepon.
Yang mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer
ini adalah protocol –
protocol yang umum disebut TCP/IP. Transmission Control
Protocol) yang memastikan
bahwa semua hubungan bekerja dengan benar. Sedangkan IP
address (Internet
Protokol) yang mentransmisikan data dari datu komputer ke
komputer ini.
·
Fasillitas Internet
1. Web : Fasilitas Hipertext untuk menampilkan data
berupa teks, gambar, bunyi,
animasi dan data multimedia lainnya, yang diantara data
tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
2. E-Mail (Electronic Mail) : dengan fasilitas ini anda
dapat mengirim dan menerima
surat elektronik pada/dari pemakai komputer lain yang
terhubung di Internet dan
bila perlu anda dapat menyertakan file sebagai lampiran.
3. Newsgroup : Fasilitas ini digunakan untuk
mendistribusikan artikel, berita,
tanggapan, surat, penawaran ataupun file ke pemakai
internet lain yang
tergabung dalam kelompok diskusi untuk topik tertentu.
4. FTP (File Tranfer Protocol), fasilitas ini digunakan
menghubungkan ke server
komputer tertentu dan bila perlu menyalin (download) file
yang anda butuhkan
dari server tersebut dan menyimpannya di komputer anda.
Ø Aset Teknologi Informasi
Ada
tiga aset penting kaitannya dengan teknologi Informasi (the three information technology
assets),antara lain:
1.
Asset Sumberdaya manusia (human asset)
Sumber
daya manusia yang termasuk asset,diantaranya para staf penanggung jawab perencanaan
dan pengembangan teknologi informasi,seperti :
•
Divisi teknologi informasi
•Departemen
informasi
•
Dll.Selanjutnya dalam menyeleksi SDM yang diperlukan pada divisi TI ,
dimensi
utama yang perlu diperhatikan adalah :
•
Keahlian teknis
•Pengatahuan
tentang bisnis
•
Dan orientasi pada pemecahan masalah Untuk memelihara asset ini perlu dilakukanbeberapa
upaya untuk peningkatkan melalui :
•
Pelatihan (training)
•
Pengalam dalam bekerja (on the job experience)
•Pelatihan
manajerial (managerial and leadership)
2.
Aset Teknologi (technology asset)
3.
Aset yang dimaksud adalah seluruh
infrastruktur teknologi informasi,seperti hardware maupun software.Ada dua
karkteristik utama yang harus didefinisikan sehubungan dengan asset
teknologi,yaitu arsitektur teknologi informasi dan kerangka (platform
)standar.Arsitektur teknologi informasi secara konsep dan teknis harus terdefinisi
dengan jelas untuk menjamin pengembangan dengan skala jangka pendek,menengah
dan panjang.Selain juga diperlukan standarisasi dari hardware dan software yang
diperlukan organisasi untuk menjamin kompatibilitas.
4. Aset Relasi (relationship asset)Aset ini
merupakan hubungan teknologi informasi sebagai suatu entitas dengan manajemen
pengambil keputusan .Berhasil tidaknya penerapan teknologi informasi di suatu
orgaisasi bergantung kepada : pertama,manajemen puncak yang menjadi sponsor
proyek –proyek teknologi informasi,seperti para anggota direksi atau direktur
;kedua,manajemen puncak yang dapat memutuskan skala prioritas pengembangan dan
implementasi TI.
2.2 SIKLUS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Analisa Kebutuhan
Bisnis atau Manajemen Perusahaan (Business Requiremenets Analysis).Ada dua tujuan
utama dari langkah awal ini :
a.
Untuk mengetahui posisi atau peranan TI
b. Untuk mendefinisikan secara
rinci jenis-jenis information yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan baik
secra taktis maupun strategis.
Perencanaan
strategis dibidang pengembangan TI (Information Technology Strategic
Planning).Outputnya berupa blue print rencana pengembagan sisfo untuk jangka
pendek, menengah, panjang.Juga disusun teknik-teknik terkait bagi implementasi
proyek tersebut.
Manajemen
Proyek (Information Technology Project Management)
Secara garis besar ada tiga jenis proyek yang mendominasi
perusahaan di Indonesia.
1. Segala macam proyek yang berkenaan
dengan konstruksi fisik infrastruktur TI; instalasi kabel,
pengadaan komputer, sampai dengan
pembangunan jaringan komputer (LAN) atau WAN.
2. Implementasi
dari paket perangkat lunak yang dibeli perusahaan.
3. Pengembangan
perangkat lunak aplikasi oleh SDM internal perusahaan (in-house custom development)
Manajemen Pemeliharaan Sistem (Maintenace Supports DanService)
Review Efektifitas Sistem
Informasi (Information Sys)
Secara alami, perusahaan
konvensional yang berniat untuk mengimplementasikan E-Business biasanya akan
melalui tahapan evolusi. Perubahan secara perlahan-lahan merupakan suatu
kewajaran karena selain manajemen tidak mau mengambil resiko besar, biasanya
yang bersangkutan masih ingin melihat seberapa “visible” medium internet
dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya (wait-and-see). Mayoritas
dari perusahaan-perusahaan ini biasanya akan menjalani 6 (enam) tahapan
pengembangan E-Business (Hartman, 2000) seperti yang diperlihatkan pada diagram
berikut.
Brochurware
Pada tahap pertama, perusahaan
biasanya menggunakan internet sebagai medium untuk berpromosi
(marketing).Istilah “brochurware” sendiri memiliki makna dipergunakannya
internet sebagai sarana untuk mengembangkan brosur elektronik. Jenis-jenis
informasi standar yang biasa diletakkan dalam situs perusahaan adalah: profil
perusahaan, informasi produk dan pelayanan yang ditawarkan, nomor telepon yang
dapat dihubungi, dan lain sebagainya. Pada dasarnya yang terjadi pada
tahap ini adalah dipergunakannya internet sebagai medium komunikasi satu arah,
dimana para calon pelanggan dapat melakukan pencarian (browsing) informasi
sehubungan dengan seluk beluk perusahaan melalui fasilitas-fasilitas pada situs
terkait.
CustomerInteractivity
Sesuai dengan namanya, pada tahapan
berikut perusahaan mulai mengembangkan kemampuan aplikasi situsnya untuk
memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah (dialog) antara perusahaan dengan
para konsumennya (atau calon pelanggan). Contohnya adalah fasilitas interactive
chatting yang memungkinkan para pelanggan untuk secara interaktif berdiskusi
dan melakukan tanya jawab dengan bagian customer service perusahaan secara real
time, atau yang lebih canggih lagi melalui fasilitas multimedia semacam tele
conference yang memungkinkan seorang pelanggan untuk bertatap muka dengan
manajemen perusahaan melalui kamera. Prinsip yang dikembangkan di sini adalah
untuk menciptakan relasi atau hubungan interaktif dengan konsumen sebagai salah
satu faktor yang menentukan aspek kepuasan dan loyalitas pelanggan.Yang perlu
dicatat adalah, secara internal perusahaan, terkadang dibangun pula suatu
mekanisme yang memudahkan para karyawan (manajemen dan staf) untuk melakukan
komunikasi efektif (interaktif) melalui penggunaan teknologi
informasi.Contohnya adalah penerapan konsep intranet dan groupware sebagai
sarana untuk komunikasi, kooperasi, dan kolaborasi.
Transaction Enabler
Tahap selanjutnya adalah
pengembangan suatu aplikasi yang memungkinkan terjadinya transaksi bisnis
secara elektronik (E-Commerce).Paling tidak terdapat dua jenis transaksi bisnis
yang umumnya terjadi.Jenis pertama adalah mekanisme pembelian produk atau jasa
oleh konsumen melalui internet.Aktivitas perdagangan seperti pemilihan barang
melalui katalog, penawaran harga, sampai dengan pembayaran semuanya dilakukan
melalui fasilitas yang tersedia di situs perusahaan.Jenis transaksi kedua
adalah yang terjadi antara perusahaan dengan rekanan bisnisnya.Contoh klasiknya
adalah pembelian barang-barang yang dibutuhkan perusahaan melalui jaringan
ekstranet, yaitu infrastruktur teknologi informasi yang menghubungkan
perusahaan dengan pemasok barangnya (supplier).
One-to-One Relationship
Pengembangan infrastruktur
E-Business selanjutnya adalah untuk menuju kepada apa yang diistilahkan sebagai
“One-to-One Relationship”, yaitu mekanisme yang memungkinkan terjadinya
transaksi perdagangan antar individu. Secara prinsip yang terjadi di sini
adalah mekanisme penjualan produk atau pelayanan berbasis individu, yang
memungkinkan masing-masing konsumen untuk berhubungan secara eksklusif dengan
individu lain secara bebas. Contoh yang paling jelas adalah dalam bisnis
perlelangan atau penjualan mata uang (money changer).Dampak dari mekanisme
perdagangan seperti ini adalah dimungkinkannya seorang konsumen untuk
memperoleh harga spesifik yang berbeda dengan konsumen-konsumen lainnya.
RealTimeOrganizations
Pada tahap kelima ini yang terjadi
adalah bisnis non-stop 24 jam dimana seluruh transaksi telah diambil alis
secara otomatis oleh komputer. Secara real time calon penjual dan pembeli
melalui situs perusahaan dapat bertemu dan melakukan transaksi saat itu juga.
Aspek real time yang dapat dirasakan manfaatnya adalah dapat dikonsumsikannya
produk atau pelayanan pada saat itu juga, yaitu ketika pembayaran melalui kartu
kredit misalnya telah terotorisasi dari bank yang bersangkutan. Aplikasi yang
kompleks merupakan salah satu kunci kerberhasilan sebuah perusahaan yang telah
mencapai tahapan pengembangan E-Business semacam ini.
CommunitiesofInterests
Tahap terakhir dalam evolusi E-Business
adalah kemampuan perusahaan dalam membentuk sebuah komunitas di dunia maya,
yang terdiri dari para konsumen dan rekanan bisnis yang saling bekerja sama
untuk menciptakan value di internet. Hubungan antara perusahaan dengan
konsumen, content partners, advertisers, dan komunitas lainnya akan menciptakan
berbagai model bisnis baru yang selanjutnya akan menjadi sebuah peluang usaha
yang layak untuk dikembangkan.
Kecepatan evolusi perusahaan dalam
memanfaatkan internet untuk mengembangkan E-Business sangat ditentukan oleh
kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi
tersebut bukan pula berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan harus secara
sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin
menerapkan E-Business dengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan
aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.
2.3 KECEPATAN MENJADI PRIORITAS
Teknologi telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang
berkembang dengan sangat cepat.Mulai dengan berkembangnya pemanfaatan teknologi
VoIP (Voice over Internet Protocol), Teknologi satelit yang
memugkinkan kita melakukan komunikasi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa
saja. Teknologi telekomunikasi bergerak(mobile technology) juga
mengalami perkembangan yang sangat cepat dimulai dengan layanan yang kita kenal
1G sampai dengan 4G.
Dalam makalah ini kami akan membahas secara singkat segala
perkembangan yang terjadi dari 1G(First Generation), 2G(Second Generation) dan
3G(Third Generation). Selain itu, kami juga akan membahas kehebatan teknologi
4G yang akan mewarnai dunia komunikasi dan informasi masa depan, sehingga
komunikasi pun menjadi tidak terbatas pada akhirnya. 4G merupakan inovasi
paling penting yang harus disebarluaskan dan diketahui oleh masyarakat luas,
karena dengan kehadiran 4G masyarkat mendapatkan sebuah fasilitas mengakses
informasi dan berkomunikasi dengan murah tapi juga dengan kecepatan yang tak
terbayangkan.

·
First Generation Mobile
Telecommunications (1G)
Dalam generasi pertama telekomunikasi bergerak ini, mobile
phone menggunakan teknologi AMPS(Advanced Mobile Phone System) yang salah satu
operatornya dipegang oleh PT. Komselindo. AMPS menggunakan teknologi analog
dimana AMPS bekerja pada frekuensi 800Mhz dan menggunakan metode akses FDMA
(Frequency Division Multiple Access). Dalam FDMA setiap pengguna dibedakan
berdasarkan frekuensi yang digunakan yakni sebesar 30Khz. Artinya bahwa hanya
ada 1 user yang menggunakan frekuensi tersebut, tidak boleh ada 2 user yang
menggunakan kanal yang sama baik dalam 1 sel maupun sel tetangganya. Hal ini
menyebabkan teknologi AMPS membutuhkan alokasi frekuensi yang besar.Mobile
phone yang menggunakan teknologi AMPS ini tergolong berukuran cukup besar
secara fisik, karena teknologi AMPS membutuhkan daya yang besar dalam
penggunaanya.
Dalam teknologi AMPS ini, user pengguna mobile phone hanya
dapat melakukan kegiatan komunikasi dengan suara, dan tidak bisa mengirim pesan
singkat seperti pada SMS atau pada pager.
·
Second Generation Mobile Telecommunication
(2G)
Pada generasi kedua, munculah teknologi GSM(Global System for
Mobile Communications), yang kemudian menggeser popularitas AMPS diawal tahun
1995. Berbeda dengan AMPS yang menggunakan analog, GSM menggunakan teknologi
digital.Teknologi digital memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknologi
analog, disamping menyediakan kapasitas yang besar, system security yang
ditawarkan lebih baik dan juga memiliki layanan yang lebih beragam. GSM
menggunakan teknologi akses gabungan antara FDMA (Frequency Division
Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) yang
awalnya bekerja pada frekuensi 900Mhz dimana frekuensi yang digunakan dengan
lebar pita 25 KHz pada bandfrekuensi 900 Mhz. GSM sangat diminati di
dunia, karena kemampuan roamingnya yang luas sehingga dapat dipakai di berbagai
negara.Kecepatan akses data GSM hanya 9.6 Kbps karena hanya diperuntukkan untuk
suara.
Selain GSM teknologi digital yang muncul adalah CDMA (Code
Division Multiple Access). CDMA menggunakan frekuensi radio 25MHz pada band
frekuensi 1800MHz dan dibagi dalam 42 kanal, masing-masing kanal terdiri dari
30KHz. Kecepatan akses data dapat mencapai 153.6Kbps. Metode yang digunakan
CDMA lebih efisien dibanding metode FDMA dan TDMA. CDMA menggunakan
frekuensi yang sama dalam waktu yang sama, dan sebagai perbedaan, CDMA
menggunakan kode tertentu untuk membedakan user satu dan yang lain. Operator
CDMA di Indonesia dikategorikan kedalam kategori FWA (Fixed Wireless Access)sehingga
mobilitas penggunaan CDMA di Indonesia menjadi terbatas, padahal CDMA mampu
termobilisasi penuh seperti GSM.
·
Second-half Generation Mobile
Telecommunications (2.5G)
Pada generasi ini, GPRS(General Packet Data Radio Services)
muncul seiring berkembangnya teknologi GSM. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan
kecepatan akses data yang lebih cepat dari kecepatan GSM biasanya yang hanya
mampu mencapai angka 9.6Kbps. Dengan adanya GPRS, sebuah GSM mampu melakukan
kecepatan akses data sebesar 115Kbps dengan troughput antara 20 hingga 30 Kbps.
GPRS juga memungkinkan pengguna untuk mengirim gambar berwarna menggunakan
fasilitas MMS(Mobile Multimedia Massage), selain itu yang terpenting
adalah dengan adanya GPRS, pengguna GSM mampu mengakses internet mobile
kapanpun dan dimanapun, selama daerah tersebut tercover oleh fasilitas GPRS.
Setelah itu muncul EDGE (Enhanced Data for Global Evolution),
namun teknologi ini kurang begitu diminati di Indonesia, namun kecepatan yang
mampu diberikan oleh EDGE 3-4 kali kecepatan yang diberikan GPRS.
·
Third Generation Mobile Telecommunications
Teknologi 3G didapatkan dari 2 buah jalur teknologi
komunikasi bergerak yakni kelanjutan teknologi GSM/GPRS/EDGE dan kelanjutan
teknologi CDMA. Teknologi tersebut adalah UMTS(Universal Mobile
Telecommunication Services) yang memiliki kecepatan akses data lebih tinggi
dibanding GPRS dan EDGE.
Kecepatan akses data pada UMTS yakni up to 384Kbps pada
frekuensi 5KHz sedangkan kecepatan akses yang didapat dengan CDMA1x ED-DO Rel0
sebesar 2.4Mbps pada frekuensi 1.25MHz dan CDMAx ED-DO RelA sebesar 3.1Mbps
pada frekuensi 1.25MHz yang merupakan kelanjutan teknologi CDMA. Teknologi 3G
sedikit berbeda dengan GSM namun cenderung sama dengan CDMA.
Kemudian UMTS dikembangkan menggunakan teknik modulasi
WCDMA(Wideband CDMA), dimana frekuensi radio sebesar 5MHz pada band 1900MHz dan
rate chipnya sebesar 3.84Mcps(Mega Chip Per Second). Dari situ muncul istilah
baru yang disebut dengan HSDPA(High Speed Packet Downlink Access). UMTS tipe
ini membutuhkan penambahan RNC(Radio Access Network) dan base station WCDMA(node
B) dan membutuhkan upgrade software pada MSC, SGSN, GGSN. Oleh karena itu
implementasi teknologi ini membutuhkan biaya yang cukup besar.
Layanan yang mampu diberikan dalam teknologi 3G adalah video
conference, video call, video streaming, video mail dan internet browsing.
·
Fourth Generation Mobile
Telecommunication Technology (4G / 3G and beyond)
4G merupakan teknologi lanjutan setelah 3G. Teknologi ini
juga dikenal dengan nama ‘3G and Beyond’ yang diresmikan oleh IEEE(Institute of
Electrical and Electronics Engineers). Teknologi ini dikembangkan karena adanya
kebutuhan akan akses data yang cepat dan juga full mobile, artinya bahwa kita
dapat mengakses internet dimanapun dan kapanpun juga dengan kecepatan yang tak
terbatas. Dalam 4G kita mampu melakukan akses dengan kapasitas kanal sebesar
10Mbps, 30Mbps, bahkan hingga 100Mbps, puluhan kali lebih cepat dibandingkan
dengan teknologi sebelumnya dalam 3G.
4G menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang
terjangkau. Handset yang telah dilengkapi dengan 4G akan langsung mempunyai
nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet
telephony yang berbasisSession Initiation Protocol (SIP).
Dengan begitu sebuah video call dapat berlangsung dengan kualitas yang lebih
baik atau bahkan dalam definisi yang lebih tinggi (high definition) tanpa harus
tersendat-sendat seperti pada teknologi 3G.
Tidak lama lagi internet telephony akan menjadi tulang
punggung infrastruktur telekomunikasi. Semua orang mampu berkomunikasi tanpa
menggunakan provider yang berbayar. Cukup menggunakan VoIP(Voice Over
Internet Protocol) yang di support oleh kecepatan luar biasa yang diberikan
pada teknologi 4G.
Teknologi 4G yang paling ditunggu-tunggu saat ini adalah
WiMAX(Worldwide Interoperability for Microwave access). Kecepatannya yang dapat
mencapai 100Mbps serta jangkauannya yang dapat mencapai 10Mil membuat WiMAX
membuka era baru dalam berkomunikasi. Untuk lebih lengkapnya mari kita simak
ulasan singkat mengenai WiMAX pada page selanjutnya.

·
Role of WiMAX in communications
technology
Kehadiran teknologi WiMAX diprediksikan akan mempengaruhi
infrastruktur telekomunikasi. Pada konfigurasi Fixed Wireless, WiMAX
dapat menggantikan jaringan yang dimiliki oleh perusahaan telepon dan juga
dapat menggantikan infrastruktur TV Cable yang menggunakan kabel coaxial dengan
service tambahan berupa ISP(Internet Service Provider). Pada konfigurasi
teknologi mobile, WiMAX memilikipotensi mengganti jaringan selular. WiMAX
merupakan sebuah standart yang dikeluarkan oleh IEEE , standarisasi didesain
pada 802.16-2004(Fixed Wireless Application) dan 802.16e-2005(Mobile Wireless).
Perkumpulan industry dagang member definisi tersendiri pada WiMAX. Mereka
menyebutkan bahwa WiMAX merupakan alternative “last mile” akses broadband
wireless(BWA) terhadap cable modem service, digital subscriber line(DSL) atau
T1/E1 service.
Oleh karena itu penggunaan WiMAX tidak terbatas hanya untuk
internet semua peran kabel akan diambil alih oleh WiMAX. Contohnya saja pada
perusahaan telepon yang akan menggunakan VoIP(Voice Over Interent Protokol)
sebagai backbone perusahaan, selain itu pada perusahaan TV cable akan
menggunakan IPTV sebagai pengganti TV cable. Selain itu backbone WiFi untuk
hotspots,menara telepon celular , jasa telepon mobile, mobile data TV , jasa emergency
mobilepengganti kabel fiber optic untuk backbone wireless

WiMax memberikan service fixed(tetap), portable atau mobile
non-line-of-sight ( NLOS) terhadap sebuah station subscriber / device
terkoneksi , yang dikenal sebagai sebuah alat customer premise equipment (CPE)
. Beberapa tujuan dari WiMAX sendiri bersangkutan dengan kemampuan WiMAX itu
sendiri dalam menangani service coverage area sekita 6 mil dari sebuah WiMax
Base Station untuk point-to-multipoint , non-line-of-sight . Kemampuan ini dapat
memberikan kemampuan sampai dengan 40 megabits per second (Mbps) untuk fixed
dan aplikasi portable. Site / Pusat WiMAX Cell dapat memberikan bandwith yang
cukup untuk mensuport ratusan dari kepentingan bisnis dengan kecepatan setara
dengan T1 dan ribuan pelanggan rumahan yang memiliki koneksi setara dengan
service DSL dari satu base station .
·
WiMAX is not Wi-Fi
Perbedaan mendasar yang membedakan WiMAX dengan WiFi adalah
area cakupan WiMAX yang lebih luas dan mampu mengcover sebuah kota, diameter
jangkauan WiMAX dapat mencapai sekitar 40Mil sedangkan WiFi hanya mampu
mengcover sebuah gedung perkantoran atau universitas. Selain itu troughput yang
dihasilkan pun lebih besar dari WiFi. Tingkatan carrier dari Quality of
Service(QoS) juga ditawarkan di dalam WiMAX. WiFi sendiri memiliki masalah
dengan tingkat keamanannya.Varian ‘b’ dari standar IEEE 802.11 tidak menawarkan
adanya prioritas dalam trafik penggunaan yang ideal untuk voice dan
video. Selain itu, karena WiFi memiliki keterbatasan coverage area, maka
untuk men-cover suatu daerah secara keseluruhan dibutuhkan pemasangan beberapa
access point, pada titik-titik optimal, sedangkan WiMAX hanya membutuhkan
sebuah WiMAX base station untuk mencover area yang sangat luas. Oleh karena itu
IEEE melakukan pembaharuan pada standar 802.11 dan QOS nya agar dapat
diterapkan pada WiMAX.
·
WiMAX Architecture

Terdapat
2 jenis arsitektur wireless pada WiMAX :
1.
Point to Point(P2P)
Point
to Point digunakan ketika ada 2 titik kepentingan dimana kondisi satu titik
sebagai pengirim dan titk kedua adalah penerima. Point to Point juga digunakan
untuk proses media transportasi dari sumber data ke pelanggan atau dapat juga
digunakan sebagai titik untuk distribusi dengan menggunakan metode arsitektur
Point to Multipoint. Karena penyebara/beamnya terfokus antara 2 titik maka
troughput radio yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan dengan arsitektur
Point to Multipoint.
2.
Point to Multipoint(PMP)
Berdasarkan
gambar di atas, point to multipoint dapat disebut juga dengan distribusi,
artinya bahwa satu base station WiMAX dapat melayani ratusan pelanggan yang
berbeda baik yang bersangkutan dengan bandwith dan layanan yang disediakan.
Oleh karena itu troughput radio yang dihasilkan tergantung dari banyaknya user
atau pelanggan yang menggunakan fasilitas WiMAX.
·
WiMAX-based NLOS(Non-Line of Sight)
Basis NLOS yang diterpakan pada WiMAX, merupakan kemampuan
tersendiri bagi teknologi WiMAX.Berbeda pada WiFi atau transmitter lainnya yang
membutuhkan line of sight, WiMAX tidak membutuhkan itu. Basis LOS(line of
sight) mengharuskan seorang teknisi mencari daerah yang tepat untuk meletakkan
sebuah point atau base station, transmisi yang dihasilkan dapat dilakukan
secara optimal. Hal ini memakan biaya dan tinggi dan juga tenaga, sehingga dapat
menyebabkan sebuah rencana bisnis mengalami kegagalan.Oleh karena itu
teknologi-teknologi awal seperti LDMS atau MMD kurang sukses penerapannya pada
pasar.
WiMAX memiliki fungsi terbaik pada situasi line of sight,
WiMAX mampu memberikan troughput yang baik meskipun seorang pelanggan tidak
berada dalam wilayah line of sight terhadap sebuah base station.Oleh karena itu
banyak Service Provider atau penyedia jasa yang menggunakan WiMAX dapat
menjangkau banyak pelanggan dalam kantor-kantor yang berada dalam gedung atau
sebuah kafe, dengan tawaran harga yang rendah. Dengan biaya yang murah,
penyedia jasa dengan sendirinya akan mendapatkan banyak pelanggan, dengan hanya
bermodalkan 1 Base station.
·
WiMAX Components
Inti dari WiMAX adalah Radio WiMAX itu sendiri.Sebuah radio
terdiri dari sebuah transmitter (pengirim) dan sebuah receiver (penerima).
WiMAX Radio menjalankan proses listrik osilasi pada sebuah frekuensi yang
dikenal sebagai carrier frekuensi (pada WiMAX biasanya diantara 2 dan 11 GHz).
Sebuah radio dapat disamakan dengan sebuah perangkat networking seperti router
atau bridge yang didalam perangkat tersebut di manage oleh software dan
dibentuk pada papan sirkuit yang berisikan kumpulan chip set yang komples .
WiMAX aristektur merupakan arsitektur yang simple , dibangun
dengan dua komponen utama yaitu radio dan antenna. Banyak produk WiMAX yang
menawarkan perangkat radio base station terpisah dengan antennanya .Sebaliknya
, banyak perangkat CPE yang ditawarkan merupakan 2 jenis solusi yaitu CPE
dengan sebuah antenna untuk luar gedung dan CPE sebagai perangkat langganan
didalam ruangan , seperti gambar berikut :

Pada gambar tersebut terlihat bahwa instalasi antenna dan
radio dilakukan secara terpisah.Radio diletakkan dalam sebuah tempat
penyimpanan.Hal ini berguna agar radio terlindung dari perubahan cuaca yang
ekstrem dan juga terhindar dari kelembaban yang mengurangin kinerja radio.
Antenna outdor akan mengoptimalkan link budget(kinerja dari koneksi wireless)
antara transmitter dan receiver. Antara antenna dan radio WiMAX dihubungkan
oleh sebuah kabel yang disebut dengan pigtail.Makin pendek sebuah pigtail, maka
semakin bagus sinyal yang dihasilkan.
1.
Radio
Radio WiMAX disimpan dalam sebuah casing papan metal atau
fiberglass yang tahan segala kondisi. Hal ini bertujuan menghindari rusaknya
radio WiMAX dari cuaca dan juga kelembaban, yang akan berdampak negative pada
penyebaran sinyal WiMAX. Radio WiMAX sendiri dapat bekerja pada suhu tertentu.
Suhu ideal radio WiMAX adalah -20F hingga 120F. Radio itu sendiri akan
menghasilkan panas yang disebabkan oleh proses operasi kerjanya.
2.
Antenna WiMAX
Terdapat 3 jenis antena yang digunakan dalam
WiMAX.Masing-masing antenna digunakan berdasarkan kebutuhan yang berbeda.
Ø
Omnidirectional Antenna
Antena Omni digunakan untuk arsitektur point to multipoint.
Kelemahan dari jenis antenna ini adalah penggunaan dan penghamburan energy yang
besar dalam proses broadcast 360o .Hal ini menjadi batasan terhadap
jarak dan kekuatan akhir sinyal.Aplikasi antenna omni diperuntukan bagi
subscriber yang tidak terlalu jauh dari base station.
·
Antena Sektoral
Antena ini memfokuskan sinyal pada area tertentu.Dengan
begitu cakupan areanya dapat lebih luas serta energy yang digunakan lebih
sedikit. Selain itu, adapula antenna sectoral yang mengcover secara 360 o ,
namun antenna sectoral 360 lebih banyak digunakan daripada antenna omni
directional, hal ini disebabkan kinerja antenna sektoral lebih baik dari
antenna omni.
·
Antena Panel
Antena ini sering digunakan untuk kebutuhan aplikasi point to
point.Antena ini berbentuk datar dengan ukuran kurang lebih 30cm2. Konfigurasi
daya dilakukan dengan mengalirkan listrik ke kabel Ethernet yang dikoneksikan
ke radio/antenna, biasa disebut dengan Power over Ethernet(PoE).
2.4 EVOLUSI AUDIT (PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT - 01)
Audit internal telah berkembang dari
sekedar profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah – masalah teknis
akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai
tambah bagi manajemen.Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik”
dari profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas
keakuratan angka – angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah
memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang
lebih luas.
Audit internal modern menyediakan
jasa – jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja,
resiko dan tata kelola (governance) perusahaan public maupun privat.Aspek
keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal.
Dulunya auditor internal pernah dianggap sebagai “lawan” pihak manajemen,
sekarang auditor internal mencoba menjalin kerja sama yang produktif dengan
klien melalui aktivitas – aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Karena pergeseran pandangan diatas
fungsi auditor internal ini baru terjadi akhir – akhir ini saja, maka audit
internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luas ini sering disebut sebagai
audit internal modern.
2.5 SEJARAH PERKEMBANGAN AUDITING
Terdapat bukti bahwa
auditing sudah adasejak zaman dulu kala.Ternyata raja-raja dulu
mentata-usahakan kekayaan kerajaannya dengan jalan membagi fungsi pencatatan
dan penyimpanan untuk mencegah penyelewengan. Oleh karena berkembangnya
perdagangan dan perindustrian, maka sangat dibutuhkan adanya pemeriksaan yang
independen untuk meyakinkan ketelitian (accuracy) dan
kepercayaan ( reability) data akuntansi yang
disajikan. mulai ada setelah mnusia
berkebudayaan yang berkembang sesuai dengan kemajuan teori ekonomi selama abad ke
16, 17, dan 18.Baru pada akhir abad ke 18 ada orang yang menamaka dirinya
akuntan publik.Profesi akuntan berkembang setelah adanya British Companies Act
tahun 1862.Masyarakat telah merasakan perlunya sisitem akuntansi yang teratur
dan distandarisasikan. Perkembangan profesi akuntan di inggris sejak tahun 1862
sampai 1905 menyebar pula ke Amerika Srikat mulai tahun 1900. Semula auditing
dititik beratkan pada usaha untuk menentukan kecurangan ( detection
of fraud).
Menurut Montgomery
tujuan auditing dulu kala adalah :
a. Menemukan
dan mencegah kecurangan.
b. Menemukan
dan mencegah kesalahan (error).
Kemudian sejak tahun 1940 sampai sekarang
tujuan audit adalah:
a. Meyakinkan
kelyakan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai tujuan utama.
b. Menemukan
dan mencegah kecurangan atau kesalahan sebagai tujuan sampingan.[1]
Evolusi dan teknik pemeriksaan
menurut “ The accounting Review”, oktober 1962 yang
dikutip dari buku James A Cashin adalah sebagai berikut :
TABEL 1
Periode
|
Tujuan
pemeriksaan
|
Luasnya
verifikasi
|
Pentingnya
internal control
|
Dulu kala sampai
tahun 1500.
|
Menemukan
kecurangan.
|
Mendetail
|
Belum dikenal
|
Tahun 1500-1805.
|
idem
|
idem
|
idem
|
Tahun 1850-1905.
|
Menemukan
kecurangan dan kesalahan pembukuan.
|
Beberapa di uji
secara sampling tapi kebanyakan masih mendetail.
|
Belum dikenal.
|
Tahun 1905-1933
|
Menentukan
kelayakan posisi keuangan yang dilaporkan dan menentukan kesalahan dan
kecurangan.
|
Mendetail dan
beberapa di uji secara sampling.
|
Internal control
mulai di kenal.
|
Tahun 1933- 1940
|
Menentukan
kelayakan posisi keuangan yang dilaporkan dan menemukan kesalahan dan
kecurangan
|
Menguji secara
sampling.
|
Mulai dirasakan
perlunya review internal control.
|
Tahun 1940-1960
|
Menentukan
kelayakan laporan keuangan yang disajikan.
|
Menguji secara
sampling.
|
Benar-benar di
tekankan pentingnya review internal control.[2]
|
SEJARAH INTERNAL
AUDIT
Sejarah internal
audit berkembang dari waktu ke wajtuengikuti perubahan yang terjadi pada dunia
usaha.Audit internal telah dimulai 3.500 tahun SM yaitu semenjak zaman
peradaban Mesopotamia.
Sejarah mencatat
beberapa Negara pada waktu ituseperti : Mesir, Cina, Yahudi mulai menerapkan
internal audit masih sangat sederhana, misal : setiap penyerahan hasil
pertanian ke organisasidesa mensyaratkan adanya dokumen yang sah, sehingga
mudah di periksa dan di verifikasi oleh yang berwenang.
Berbeda di yunani
dimana orang-orang Yunani telah mementingkan control atau transaksi-transaki
keuangan, sedangkan kerajaan Romawi kuno menerapkan sistem dengan laporan,
dimana verifikasimelalui pelaporan lisan atas semua laporan keuangan.
Ø Internal Audit di
Abad Pertengahan
Pada abad ke 13 di
mulai pencatatan keuangan melalui system pembukuan berpasangan (
double entry ) yaitu setiap transaksi dicatat pada sisi debit dan
kredit. Sistem ini memudahkan mengawasi arus kas masuk dan keluar sehingga
seorang auditor mudah untuk memeriksa keuangan perusahaan maupun keuangan
Negara.
Ø Internal Audit di
Masa Revolusi Industri
Dimulai ketika
terjadi Revolusi Industri di Inggris, dimana perusahaan-perusahaan mulai
memperkerjakan akuntansi untuk memeriksa catatan keuangannya melaui jurnal
maupun laporan keuangan dan dokumen-dokumen lainnya sebagai bahan bukti.
Ø Audit Internal di
Abad 19
Orang-orang kaya
Inggris mulai ber Investasi ke lintas Negara seperti ke Amerika Serikat dan mereka
menginginkan verifikasi keuangan cesara independent atas investasinya melalui
auditor-auditor dari Inggris dengan memakai metode dan prosedue audit yang bisa
diterima oleh pihak-pihak terkait.
Munculnya
undang-undang perusahaan Inggris maka pentingnya pertanggungjawaban kepada
Investor, karena AS belum memiliki undang-undang yang mengatur tentang
pemeriksaan keuangan, sehingga audit merupakan pengganti untuk memenuhi
kebutuhan para pengusaha. Kebutuhan ini memberikan tekanan pada audit neraca,
dengan lebih menitikberatkan pada pendekatan analitis terhadap akun-akun
keuangan.
DEFINISI INTERNAL
AUDIT
Definisi
internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221)
“Internal
audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan
dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen
puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuanketentuan dari profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya
peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan,
perindustrian, investasi, dan lain-lain”.[3]
Definisi internal
audit menurut Institute of Internal Auditor yang dikutip oleh Boynton
(2001:980), dapat diterjemahkan sebagai berikut:
The Institute of
Internal Auditors (1999) memberikan definisi Internal Auditing adalah: “Internal
auditing is an independent, objective assurance and consulting activity that
adds value to and improves an organization's operations. It helps an
organization a ccomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined
appr oach to evaluate and improve the effectiveness of risk management,
control, and governance processes”.
Internal Audit
adalah kegiatan konsultasi dan dan assurance yang independen yang dirancang
untuk meningkatkan nilai dan kegiatan operasi perusahaan. Internal audit
membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan cara melakukan pendekatan
yang sistematis dan berdisiplin dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
dari manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola (governance
process).
Definisi Internal
Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:
“Internal
auditing is an independent appraisal function established within an
organization to examine and evaluate its activities as a service to
organization”.
Internal audit
adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor
internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk
menentukan apakah:
(1) informasi
keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan;
(2) risiko yang
dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi;
(3) peraturan
eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah
diikuti.
(4) kriteria
operasi yang memuaskan telah dipenuhi.
(5) sumber daya
telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan,
(6) tujuan
organisasi telah dicapai secara efektif—semua dilakukan dengan tujuan untuk
dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam
menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
PERBEDAAN INTERNAL
AUDIT DENGAN EKSTERNAL AUDIT
TABEL 1
PERBEDAAN INTERNAL
AUDIT DENGAN EKSTERNAL AUDIT
NO
|
ASPEK
|
INTERNAL AUDIT
|
EKSTERNAL AUDIT
|
1
|
Konsumen
|
Manajer (manager)
/
Komite Audit (Audit
committee)
|
Pemegang saham
( Stock holder )
|
2
|
Fokus
|
Risiko
usaha ( Business Risk )
|
Risiko laporan
keuangan
( Financial
statement risk)
|
3
|
Orientasi
|
Saat ini dan yang
akan datang
(current &
future oriented )
|
Yang lalu sampai
saat ini
( Historical
to current )
|
4
|
Pengendalian
|
Langsung (Direct)
|
Tidak
langsung ( Indirect )
|
5
|
Kecurangan
|
Langsung (Direct)
|
Tidak
langsung ( Indirect )
|
6
|
Kebebasan
|
Obyektivitas (
Objectivity )
|
Berdasarkan
status
|
7
|
Kegiatan
|
Proses yang
sedang berjalan
( On going
process )
|
Tiap periode
akuntansi
( Accounting
period )
|
TABEL 2
PERBEDAAN INTERNAL
AUDIT DENGAN EKSTERNAL AUDIT
INTERNAL AUDIT
|
EKSTERNAL AUDIT
|
v Subjek
adalah pegawai organisasi yang bersagkutan atau dapat pula pihak luar dalam
hubungan kerja outsourcing
|
v Subjek
adalah pihak luar yang independen ( akuntan publik ).
|
v Melayani
kebutuhan manajemen, oleh karena itu fungsi audit internal merupakan bagian
dari organisasi yang bersangkutan
|
v Melayani
kebutuhan pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang reliabel.
|
v Fokus
ke masa depan untuk membantu manajemen mencapai sasaran dan tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
|
v Fokus
pada akrasi dan dapat di pahaminya kejadian historis seperti yang di
ekspresikan dalam laporan keuangan.
|
v Berkepentingan
secara langsung dalam pencegahan fraud ( kecurangan ) dalam
berbagai bentuk dan tingkat aktivitas yag di review.
|
v Berkepentingan
secaa insidental dalam pencegahan atau pendeteksian fraud ( kecurangan )
secara umum, tetapi berkepentingan secara langsung bila terdapat pengaruh
yang bersifat material pada laporan keuangan.
|
v Independen
terhadap aktivitas yang di audit, tetapi siap merespon kebutuhan dan
keinginan manajemen.
|
v Independen
terhadap manajemen atau klien baik dalam penampilan mauoun sikap mental.
|
v Review
atas aktivitas di lakukan secara-terus menerus ( kontinyu)
|
v Review
atas catatan atau dokumen yang mendukung laporan keuangan secara periodik (
umumnya setiap satu tahun sekali).
|
Ø Perbedaan Misi
Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah
memberikan opini atas kewajaran pelaporan keuangan organisasi,
terutama dalam penyajian posisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu
periode.Mereka juga menilai apakah laporan keuangan organisasi disajikan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, diterapkan secara
konsisten dari periode ke periode, dan seterusnya. Opini ini akan digunakan
para pengguna laporan keuangan, baik di dalam organisasi terlebih di luar organisasi,
antara lain untuk melihat seberapa besar tingkat reliabilitas laporan keuangan
yang disajikan oleh organisasi tersebut.
Sementara itu, tanggung jawab utama auditor internal tidak
terbatas pada pengendalian internal berkaitan dengan tujuan reliabilitas
pelaporan keuangan saja, namun juga melakukan evaluasi desain dan
implementasi pengendalian internal, manajemen risiko, dan governance dalam
pemastian pencapaian tujuan organisasi.Selain tujuan pelaporan keuangan,
auditor internal juga mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta kepatuhan
aktivitas organisasi terhadap ketentuan perundang-undangan dan kontrak,
termasuk ketentuan-ketentuan internal organisasi.
Ø Perbedaan
Organisasional
Auditor Internal merupakan bagian integral dari
organisasi di mana klien utama mereka adalah manajemen dan dewan direksi dan
dewan komisaris, termasuk komite-komite yang ada. Biasanya auditor
internal merupakan karyawan organisasi yang berasngkutan. Meskipun dalam
perkembangannya pada saat ini dimungkinkan untuk dilakukan outsourcing
atau co-sourcing internal auditor, namun sekurang-kurangnya
penanggung jawab aktivitas audit internal (CAE) tetaplah bagian integral dari
organisasi.
Sebaliknya, auditor eksternal merupakan pihak ketiga alias
bukan bagian dari organisasi.Mereka melakukan penugasan berdasarkan kontrak
yang diatur dengan ketentuan perundang-udangan maupun standar profesional yang
berlaku untuk auditor eksternal.
Ø Perbedaan
Pemberlakuan
Secara umum, fungsi audit internal tidak wajib bagi
organisasi. Namun demikian untuk perusahaan yang bergerak di industri
tertentu, seperti perbankan, dan juga perusahaan-perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk memiliki auditor internal.
Perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) juga diwajibkan untuk memiliki
auditor internal.
Sementara itu, pemberlakuan kewajiban untuk dilakukan audit
eksternal lebih luas dibandingkan audit internal. Perusahaan-perusahaan yang
listing, badan-badan sosial, hingga partai politik dalam keadaan-keadaan
tertentu diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan untuk dilakukan audit
eksternal,
Ø Perbedaan Fokus dan
Orientasi
Auditor internal lebih berorientasi ke masa depan,
yaitu kejaidan-kejadian yang diperkirakan akan terjadi, baik yang memiliki
dampak positif (peluang) maupun dampak negatif (risiko),
serta bagaimana organisasi bersiap terhadap segala kemungkinan pencapaian
tujuannya.
Sedangkan auditor eksternal terutama berfokus pada akurasi
dan bisa dipahaminya kejadian-kejadian historissebagaimana
terefleksikan pada laporan keuangan organisasi.
Ø Perbedaan
Kualifikasi
Kualifikasi yang diperlukan untuk seorang auditor
internal tidak harus seorang akuntan, namun juga teknisi,
personil marketing, insinyur produksi, serta personil yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman lainnya tentang operasi organisasi sehingga memenuhi syarat
untuk melakukan audit internal.
Auditor Eksternal harus memiliki kualifikasi akuntan yang
mampu memahami dan menilai risiko terjadinya errors dan irregularities,
mendesain audit untuk memberikan keyakinan memadai dalam mendeteksi kesalahan
material, serta melaporkan temuan tersebut. Pada kebanyakan negara,
termasuk di Indonesia, auditor perusahaan publik harus menjadi anggota badan
profesional akuntan yang diakui oleh ketentuan perundang-undangan.
Ø Perbedaan Timing
Auditor internal melakukan review terhadap aktivitas
organisasi secara berkelanjutan, sedangkan auditor eksternal biasanya melakukan
secara periodik/tahunan.[7]
PERAN DAN
TUJUAN INTERNAL AUDIT
a. Tujuan
Tujuan dan tugas
pengauditan internal pada dasarnya membantu anggota manajemen dalam meringankan
tanggung jawabnya dengan aktivitas penelaahan, rangkaian, penilaian, dan
analisa informasi aktivitas perusahaan.Dengan hasil pengauditannya memberikan
kesimpulan dan rekomendasi kepada manajer yang berkepentingan dengan
menyediakan suatu landasan untuk tindakan perbaikan yang harus di
lakukan.Tujuan tugas pengauditan internal menakup dalam peningkatan berbagai
jenis pengendalian yang ada dalam organisasi perusahaan lebih efektif dengan
manfaat dan beban secara layak.
b. Peran
Ada beberapa peran
yang dibawakan oleh auditor intern adalah sebagai berikut :
1. Peran
sebagai pemecah masalah temuan audit pada hakikatnya adalah masalah. Auditor
intern harus mampu menggunakan metode pemecahan masalah ( problem
solving ) yang rasional.
2. Temuan
yang ada dari pelaksanaan audit bisa menjurus pada timbulnya konflik bila
seorang auditor kurang mampu menyelesaikan dengan audit. Konflik dapat bisa di
lalui dengan cara :
a. Di hindari. Auditor yang
suak enghindari konflik cenderung mereka reaksi emosional dengan mencari cara
yang lebih aman minta di pindahkan atau bahkan keluar dari pekerjaannya.
b. Di
bekukan. Membekukan konflik adalah taktik untuk menangguhkan tindakan.
c. Di konfrontasikan. Masalah
atau temuan bisa langsung di konfrontasikan dengan auditee.
Konfrontasi bisa di lakukan dengan 2 jalan,
yaitu :
1. Dengan
memakai kekerasan, misalnya dengan kekuasaan direktur utama auditee di paksa
melaksanakan rekomendasi audit.
2. Dengan
memakai strategi negosiasi, dengan strategi ini kedua pihak bisa menang.
3. Peran
pewawancara. Komunikasi yang akan dlakukan aleh auditor sering kali berbentuk
wawancara. Tujuannya adalah mencari fakta dan bukan opini.
4. Peran
“negosiator” dan “ komunikator”, kedua peran ini juga dijumpai pada saat
melakukan auditing, mungkin peran komunikator akan lebih menonjol dibanding
dengan negosiator.
Sebagai
komunikator, posisi auditor agak berbeda meskipun komunikasi bukan hal yang
baru lagi, auditor mewujudkan komunikasi yang efektif bukanlah hal yang mudah.
Dengan demikian ke
empat peran di atas perlu di pahami, karena bisa jadi auditor membutuhkan
langkah-langkah khusus ketik berhadapan dengan manajemen.Selain itu auditor
harus mengembangkan hubungan antar manusia yang baik.Dalam hal ini, peran
kepribadian auditor menjadi sangat menentukan.
DASAR HUKUM
INTERNAL AUDIT
Dasar hukum internal audit yaitu :
1. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia NOMOR 60 Tahun 2008 tentang SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH[8].
2. Ketetapan
MPR Nomor VIII / MPR / 2001, Tanggal 9 November tentang Pemberantasan dan
Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3. Undang-undang
Nomor 28 tahun1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme.
4. Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pegelolaan Keuangan Negara.
5. Instruksi
Presiden Nomor 1 Tahun 1989 Tentang Pedoman Pengawasan Melekat.
LEMBAGA INTERNAL
AUDIT
A. Lembaga
Tingkat Nasional
1. Forum
Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FK SPI)
Forum ini awalnya
bernama FKSPI BUMN/BUMD karena
anggotanya para auditor internal yang bekerja pada Satuan Pengawasan
Intern (SPI) di BUMN/BUMD.Sehubungan dengan
keanggotaan yang terbuka bagi auditor intern yang bekerja di sektor perusahaan
swasta, multi nasional maupun asing maka berubah menjadi FK SPI.
Organisasi profesi auditor internal di
lingkungan BUMN / BUMD ini
baru muncul pada tahun 1985 dengan di bentuknya FKSPI ( Forum Komunikasi Pengawas Intern) BUMN /BUMD. Anggota dari FKSPI BUMN /BUMD adalah para
internal auditor yang bekerja di Satuan Pengawas (SPI) BUMN maupun BUMD.Saat ini organisasi tersebut berubah menjadi Forum Komunikasi
Satuan Pengawas Intern (FK SPI)
karena anggotanya bukan hanya internal auditor yang bekerja di BUMN /BUMD, namun termasuk internal
auditor yang bekerja di perusahaan swasta dan perusahaan multi nasional /
perusahaan asing.
SPI adalah satuan
pengawasan intern yang bertujuan mengawal kepentingan perusahaan dalam
menjalankan operasi untuk menuju sasaran (goal).Tugas SPI
adalah sebagai mata dan tangan direksi dalam pengawasan pengelolaan
perusahaan.Namun SPI modern dalam menjalankan tugasnya bukan bertindak sebagai
watchdog, namun harus mampu menjadi jembatan antara pengambil keputusan dan
pelaksana.Oleh sebab itu SPI harus mampu menjadi auditor sekaligus konsultan.
Pada umumnya SPI mempunyai tugas :
1. Audit dan mengevaluasi kemampuan, efisiensi dan ketaatan azas dan kualitas di manajemen operasional.Melakukan penilaian efesien dan efetivitas dalam penggunaan sarana perusahaan.Namun SPI harus mampu menunjukan kualitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya.Dan standart audit harus merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas auditor.
Karea hasil audit
yang dilakukan harus bisa digunakan untuk membantu pelaksanaan unit operasional
atau audit yang diaudit Anggota SPI yang terdiri dari para auditor harus
memenuhi kualitas : profesionalisme dalam melaksanakan audit, sehingga hasil
audit akan transparan dan bermanfaat bagi operasional perusahaan. Dan auditor
tidak boleh menjadi penanggung jawab atau terlibat langsung dalam pengembangan
sistem baru, kecuali memberikan saran dan pendapat tentang metode baru
tersebut.Dalam menjalakan tugas-tugasnya satuan pengawas internal harus mampu
menciptakan good coorporate governance (GCG).
Dan pada intinya
tugas SPI adalah bertanggungjawab memberikan analisa, evaluasi dan konsultasi
serta rekomendasi tentang aktifitas unit-unit kerja yang diaudit.
2. Perhimpunan
Auditor Internal Indonesia (PAII)
Organisasi ini
menghimpun para auditor internal yang telah memiliki gelar Qualified Internal
Auditor (QIA).
PAII ( perhimpunan Internal Auditor ) baru
dibentuk pada tahun 1999. Pebentukan wadah ini untuk menampung atau
mengorganisasikan para pemegang gelar QIA yang berasal dari berbagai
perusahaan.
3. Asosiasi
Auditor Internal (AAI)
Anggota AAI
tersebar di seluruh Indonesia baik yang berasal dari BUMN/BUMD/Swasta.AAI juga
membuka keanggotaan dengan auditor internal dari perguruan tinggi berstatus
Badan Hukum Milik Negara dan perusahaan baik BUMN/BUMD maupun privat.
Visi AAI adalah
menjadi organisasi profesi terdepan sebagai agen perubahan di bidang audit
intern. Sedangkan misi AAI yaitu :
1). Menyediakan wadah untuk
meningkatkan kompetensi dan integritas anggota secara berkesinambungan;
2). Mendorong pemberdayakan fungsi
dan peran auditor internal;
3). Meningkatkan kualitas auditor
internal sesuai tuntutan perkembangan lingkungan dan standar profesi;
4). Membangun komitmen anggota dalam
pengembangan profesionalisme audit intern.
AAI akan
menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Auditor Internal untuk meningkatkan
penguasaan auditor atas pengetahuan dan komptensi teknis dibidang pelaporan
keuangan (financial reporting), Corporate Governance, dan
pengawasan perusahaan (corporate
control). Juga dalam hal Pencegahan Kecurangan (Fraud Prevention), Pendeteksian Kecurangan (Fraud Detection), dan
Penginvestigasian Kecurangan (Fraud
Investigation). Ke depan AAI akan menjadi Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSF) untuk
profesi auditor internal.
4. Yayasan
Pendidikan Internal Audit (YPIA)
Gagasan berdirinya Lembaga Pendidikan dan Pelatihan di bidang
Internal Audit ini dicetuskan oleh Pengurus Forum Komunikasi Satuan Pengawas
Intern Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN/BUMD)
periode 1992-1995. Ide ini timbul dengan latar belakang bahwa pada waktu itu,
tepatnya pada tahun 1994 FKSPI BUMN/BUMD mengalami kesulitan untuk meningkatkan
kemampuan dan mutu para anggotanya karena tidak adanya lembaga pendidikan dan
pelatihan internal audit di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan secara teratur dan terjadwal.
Gagasan tersebut pada permulaan tahun 1994, tepatnya bulan
Pebruari 1994, dilaporkan kepada Bapak Drs. Soedarjono Kepala BPKP selaku
Pembina FKSPI BUMN/BUMD dan pada dasarnya beliau menyetujui tentang pendirian
Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan internal audit.
Selanjutnya pada kesempatan Musyawarah Kerja FKSPI BUMN/BUMD
tahun 1994 di Ujung Pandang (Makassar) yang diselenggarakan tanggal 24 dan 25
Mei 1994 dan dihadiri oleh pejabat yang mewakili Direktur Jenderal Pembinaan
BUMN Departemen Keuangan RI, Bapak Drs. Soedarjono secara resmi mengumumkan
akan berdiri Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan internal
audit. Untuk menindak lanjuti hal tersebut Badan Pengurus FKSPI BUMN/BUMD
membentuk Tim Persiapan Pendirian Yayasan dengan tugas pokok menyusun Anggaran
Dasar dan menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan legalitasnya.
B. Lembaga
Tingkat Internasional
1. Institute
of Internal Audit (IIA)
sebagai ikatan
internal auditor di Amerika yang dibentuk pada tahun 1941 merumuskan definisi
internal audit sebagai berikut:
Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization's operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes.
Organisasi profesi
internal auditor tingkat internasional adalah instutute of internal auditors
(IIA).Anggota IIA tersebar di beberapa negara dan masing-masing negara dibentuk
IIA chapter.Indonesia juga memiliki IIA chapter yaitu IIA Indonesian
Chapter.IIA secara periodik mengadakan pertemuan atau kongres atau konferensi
tingkat dunia yang tempatnya di suatu negara secara bergantian. Pada waktu
kongres atau konferensi tersebut dapat berkumpul lebih dari 1000 anggota IIA si
seluruh dunia dan biasanya sekaligus diadakan seminar ilmiah yang membahas
tentang perkembangan profesi internal audit secara current issue seputar
internal audiit.
Alasan
Mengapa The IIA perlu menetapkan SPPIA :
1. Menggariskan
prinsip-prinsip dasar yg menunjukkan bagaimana sebaiknya praktik audit
internal.
2. Memberikan
kerangka bagi pelaksanaan dan perluasan range kegiatan audit internal. *)
3. Menetapkan
dasar bagi evaluasi kinerja audit internal.
4. Mendorong
perbaikan proses dan operasi organisasional audit internal.
2.6 AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Definisi Audit Sumber Daya Manusia
Audit merupakan
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens, 1997, p. 1).
Audit SDM
adalah pemeriksaan kualitas kegiatan Sumber Daya Manusia secara menyeluruh
dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi
kegiatan-kegiatan SDM dalam suatu perusahaan dengan menitik beratkan pada
peningkatan atau perbaikan (Rivai, 2004, p. 548).
Audit SDM
merupakan tinjauan berkala yang dilakukan oleh departemen sumber daya manusia
untuk mengukur efektifitas penggunaan sumber daya manusia yang terdapat di
dalam suatu perusahaan, audit memberikan suatu perspektif yang komprehensif
terhadap praktik yang berlaku sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen
mengenai pengelolaan SDM serta menemukan peluang danstrategi untuk mengarahkan
ulang peluang dan strategi tersebut. Intinya, melalui audit dapat menemukan
permasalahan dan memastikan kepatuhan terhadap berbagai peraturan
perundangan-undangan dan rencana-rencana strategis perusahaan (Menurut
Gomez-Mejia, 200 1 :28).
Audit SDM
merupakan suatu metode evaluasi untuk menjamin bahwa potensi
SDM
dikembangkan secara optimal (Rosari, 12 Mei 2008).
Jadi, pada
kesimpulannya audit sumber daya manusia adalah proses pemeriksaan dan penilaian
secara sistematis, obyektif, komprehensif, dan terdokumentasi terhadap
fungsi-fungsi organisasi yang terpengaruh oleh manajemen sumber daya manusia
semisal proyeksi masa depan kebutuhan SDM organisasi, dengan tujuan memastikan
dipenuhinya azas kesesuaian, efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan sumber
daya manusia untuk mendukung tercapainya sasaran-sasaran fungsional maupun
tujuan organisasi secara keseluruhan baik untuk jangka pendek, jangka menengah
maupun jangka panjang, sesuai dengan standar lokal (Pemda/Pemprov), standar
internal (SOP/Company Polici), atau regulasi (International Standard/standar
pemerintah).
Kembali kepada fungsi Audit ini
sendiri dapat dikategorikan ke dalam tiga bidang utamanya yang tentu fokusnya
ada pada audit sumber daya manusia, antaranya terdiri atas:
1. Policy audit/manajemen
audit atau penilaian yang dilaksanakan secara sistematis dan independent,
berorientasi ke masa depan terhadap : keputusan dan kebijakan yang dilakukan
oleh manajemen yang bertujuana untuk meningkatkan kualitas SDM melalui
perbaikan pelaksanaan fungsi manjemen, pencapaian rencana yang sudah ditetapkan
serta pencapaian social objective.
2. Performance/Operasional
audit, merupakan suatu kegiatan penilaian yang sistematis yang dilaksanakan
secara objective dan independent berorientasi atas masa depan untuk semua
kegiatan yang ada dalam suatu perubahan yang utamanya dalam bidang SDM.
3. Financial audit, yang
mempunyai orientasi pengujian / penilaian secara independent dan objectif atas
tingkat kewajaran dan kecermatan serta data keuangan untuk memberikan
perlindungan keamanan asset perusahaan dengan melakukan evaluasi kelayakan
internal control yang di tetapkan. Audit ini sendiri dapat dilakukan dalam
beberapa situasi, antaranya :
ketika dirasa perlu oleh manjemen
puncak
ketika suatu kekuatan ekternal yang
memaksa untuk dilakukan suatu tinjauan.
ketika seorang manajer baru yang
merasa bertanggung jawab atas dep. SDM
ketika suatu perusahaan yang
signifikan dalam suatu dunia usaha yang memaksa untuk melakukan considerasi
ulang manajemen sdm
ketika suatu keinginan spesialist
sdm untuk meningkatkan praktik dan sistem sdm perusahaan.
Dalam pelaksanaannya suatu audit
harus mengikuti norma yang ditentukan dalam suatu perusahaan masing-masing,
yang intinya harus mengandung :
1. independensi/kebebasan
2. kemahiran
jabatan
3. Ruang
linglup yang mecakup : pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan efektifitas
sistem pengndalian intern perusahaan dan kualitas manjemen dalam melaksanakan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
4. Pelaksanaanya
mancakup perencanaan audit, pengujian dan evaluasi terhadap informasi,
penyampaian hasil audit dan proses tindak lanjut.
5.
Pengelolaan Departemen audit harus bertanggung jawab dan layak.
Daftar Periksa Sumber Daya Manusia
Daftar Periksa Sumber Daya Manusia
menurut (David Stevens) adalah :
1.
Struktur Organisasi
(a) Apakah terdapat Struktur Organisasi
Perusahaan ?
(b) Apakah struktur organisasi tersebut mutakhir
?
(c) Apakah struktur organisasi tersebut
sesuai ?
2.
Uraian / deskripsi posisi
(a) Apakah terdapat uraian posisi?
(b) Apakah formatnya sesuai?
(c) Apakah perusahaan mempunyai standar
kinerja (performance standarts) ?
3.
Rencana keberhasilan manajemen (management succession plan )
(a) Apakah terdapat rencana keberhasilan
manajemen?
(b) Apakah rencana keberhasilan manajemen dalam
bentuk yang memuaskan?
(c) Apakah rencana keberhasilan manajemen
dimutakhirkan dan digunakan?
4.
Kebijakan rekruitmen
(a) Apakah kebijakan didokumentasikan ?
(b) Apakah tanggung jawab dan akuntabilitas
diuraikan?
(c) Apakah kebijakan sesuai?
5.
Prosedur rekuitmen
(a) Apakah terdapat dokumentasi yang
sesuai?
(b) Apakah data rekuitmen memadai?
(c) Apakah terdapat surat lamaran kerja
yang sesuai?
6.
Program perkenalan
(a) Apakah terdapat suatu prosedur
perkenalan?
(b) Apakah terdapat material pelantikan yang
memadai?
(c) Siapa yang melakukan pelantikan /
training?
7.
Penilaian Kinerja
(a) Apakah dokumentasi memadai?
(b) Apakah terdapat standar kinerja yang cukup?
(c) Apakah penilaian kinerja dihubungkan
terhadap uraian posisi ?
8.
Penilaian potensial individual
(a) Apakah terdapat suatu prosedur untuk
penilaian potensial individual?
9.
Perencanaan jenjang karier (carrier path planning) dengan individual
(a) Apakah individual mempunyai jenjang
karirnya?
(b) Apakah individual mengetahui dan
berpartisipasi dalam proses yang bersangkutan?
10.
Program pelatihan
(a) Apakah anggaran program pelatihan
cukup memadai?
(b) Apakah program pelatihan memenuhi kebutuhan?
(c) Apakah “pelatih internal vs eksternal”
digabungkan dengan seimbang?
11.
Administrasi kompensasi/ gaji
(a) Apakah terdapat suatu kebijakan
tingkat acuan gaji?
(b) Apakah tunjangan ditangani dengan baik?
(c) Apakah terdapat paket pajak yang
berarti?
12.
Fungsi/departemen sumberdaya manusia
(a) Siapa yang bertanggung jawab atas
fungsi/departemen sumber daya manusia?
(b) Apa tingkat pelaporan dalam organisasi?
(c) Bagaimana kecocokan dari struktur dan
personalia departemen yang bersangkutan?
13.
Perencanaan Manusia
(a) Bagaimana kecocokan dari penetapan
sekarang?
(b) Teknik penuandaan apa yang digunakan?
(c) Apakah terdapat suatu hubungan dengan
perencanaan korporat?
14. Catatan
Pribadi
(a) Apakah catatan tersebut dinamis atau
statis?
(b) Untuk tujuan apa catatan tersebut diadakan?
15.
Relevansi dari aplikasi Komputer
(a) Apakah terdapat suatu system personil
yang dibantu oleh computer?
(b) Apakah memang system computer dibutuhkan ?
16.
Pemahaman Mengenai Iklim organisasi (organizational climate)
(a) Apakah suatu survai telah dilakukan?
(b) Bagaimana barunya data tersebut?
(c) Bagaimana pengetahuan dari sikap,
keyakinan, dan nilai karyawan?
17.
Pembagian informasi dengan karyawan
(a) Apakah jumlah informasi yang dibagikan
sesuai?
(b) Bagaimana kecukupan mekanisme untuk
pembagian informasi?
(c) Bagaimana tampaknya arus informasi?
18. Disain
pekerjaan
(a) Apakah pekerjaan telah dianalisis pada
waktu baru-baru ini?
(b) Apakah karyawan telah berpartisipasi dalam
disain pekerjaan?
19.
Hubungan industrial
(a) Bagaimana kecukupan prosedur
(b) Bagaiman atmosfir hubungan industrial dan
catatan tampak seperti?
(c) Bagaiman peluang untuk
alternative-alternatif?
20.
Kesehatan karyawan
(a) Apakah perusahaan mempunyai
pengetahuan yang memadai mengenai kesehata karyawannya?
(b) Apakah terdapat program kesehatan yang
tepat?
21.
Keamanan dan karyawan
(a) Apa reaksi karyawan terhadap keamanan?
(b) Bagaimana kecanggihan pengelolaan risiko
perusahaan?
(c) Bagaimana hubungannya dengan premi
asuransi?
22.
Pelayanan karyawan
(a) Apa yang disediakan dan bagaimana
kecukupan penyediaan tersebut misalnya makanan kantin?
(b) Bagaiman analisis biaya manfaat tentang
pembiayaan tunjangan karyawan?
23.
Pengumpulan angka statistic
(a) Apakah perusahaan mempunyai angka
statistic mengenai hal-hal seperti perputaran karyawan, absens, promosi,
internal/rasio rekrutmen eksternal, rasi gaji/pendapatan, dan sebagainya ?
24.
Praktik-praktik Pengunduran diri
(a) Apakah terdapat kebijakan mengenai
pengunduran diri karyawan?
(b) Apakah prosedur pemberhentian cukup memadai?
(c) Apakah perusahaan melakukan wawancara
keluar?
25.
Dokumentasi – apakah terdapat formulir- formulir
(a) Formulir pajak
(b) Wewenang gaji
(c) Lembaran waktu
(d) Perubahan status departemental
26.
Keamanan
(a) Apakah terdapat prosedur untuk ancaman
baru dan untuk prosedur darurat yang lain atau kebakaran?
27.
Interaksi social
(a) Apakah terdapat surat berita (newsletter)?
(b) Apakah terdapat peluang yang cukup untuk
pengumpulan social dari karyawan?
Ruang Lingkup
Audit SDM
Dalam
pelaksanaan audit SDM untuk mendukung jalannya kegiatan-kegiatan SDM perlu
dilakukan pembatasan terhadap aspek yang akan di audit. Secara garis besar,
prospek audit SDM dilakukan terhadap fungsi SDM yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan SDM yang dimulai dari perencanaan SDM, perekrutan,
penyeleksian, pelatihan, dan evaluasi kinerja SDM (Handoko, 1997, p.226).
Menurut Sherman & Bohlander, audit SDM
memberikan peluang untuk:
1. Menilai
efektivitas fungsi SDM
2. Memastikan
ketaatan terhadap hukum, kebijakan, perturan dan prosedur
3. Menetapkan
pedoman untuk penetapan standar
4. Memperbaiki
mutu staf SDM
5. Meningkatkan
citra dari fungsi SDM
6. Meningkatkan
perubahan dan kreatifitas
7. Menilai
kelebihan dan kekurangan dari fungsi SDM
8. Memfokus staff
SDM pada masalah masalah penting
9. Membawa SDM
lebih dekat pada fungsi fungsi yang lain.
Audit sumber daya manusia dapat memberikan kontribusi terhadap profesionalisasi
dari fungsi sumber daya manusia dalam banyak cara.
Apabila
organisasi ingin tetap kompetitif, maka organisasi harus mengalami perubahan
yang terus menerus. Suatu audit atas program sumber daya organisasi dapat
membantu manajer mengidentifikasi penyimpangan atau varian antara kondisi
actual dengan kondisi yang diharapkan atau yang diinginkan. Dengan demikian
audit menjadi suatu dorongan yang berbasis data untuk perubahan.
Sumber Data yang Biasa Digunakan
Dalam pelaksanaanya audit SDM ini
hendaklah selalu memanfaatkan berbagai sumber data yang ada diantaranya :
1.
pemeriksaan fisik perusahaan
2.
konfirmasi
3.
dokumentasi
4. observasi
5.
pertanyaan pada klien
Dari sumber data yang tersebut
diatas diharapkan suatu audit dapat menjawab prospek dan tantangannya di masa
depan,antaranya :
1.
globalisasi
2. hak-hak
pekerja
3.
performance pekerja
4. hambatan
– hambatan SDM.
Pelaksana Audit Sumber Daya Manusia
(SDM)
1. Auditor internal (Inspektur di Badan Pengawasan Internal)
2. Biro SDM atau spesialis SDM yang ditunjuk (self
assessment)
3. Biro SDM/tenaga spesialis SDM senior untuk non-SDM
Langkah-langkah Audit
1.
Audit
Pada tahap ini, auditor menekankan
auditnya pada pencarian informasi latar belakang dan gambaran umum terhadap
program/aktivitas SDM yang diaudit.
2. Criteria
Criteria merupakan standar (norma) yang menjadi pedoman bertindak bagi setiap individu dan kelompok dalam organisasi.
Criteria merupakan standar (norma) yang menjadi pedoman bertindak bagi setiap individu dan kelompok dalam organisasi.
3. Penyebab
Penyebab (cause) merupakan pelaksanaan program-program SDM dalam organisasi yang menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang ada pada saat ini.
Penyebab (cause) merupakan pelaksanaan program-program SDM dalam organisasi yang menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang ada pada saat ini.
4. Akibat
Akibat (effect) merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau dinikmati perusahaan karena terjadinya perbedaan aktivitas yang seharusnya dilakukan (berdasarkan criteria) dengan aktivitas actual yang terjadi di lapangan (dilakukan oleh setiap komponen dalam organisasi).
Akibat (effect) merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau dinikmati perusahaan karena terjadinya perbedaan aktivitas yang seharusnya dilakukan (berdasarkan criteria) dengan aktivitas actual yang terjadi di lapangan (dilakukan oleh setiap komponen dalam organisasi).
5. Tindaklanjut
Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan oleh auditor.Manajemen dan auditor harus sepakat dan secara bersam-sama dalam melaksanakan tindak lanjut perbaikan tersebut.
Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan oleh auditor.Manajemen dan auditor harus sepakat dan secara bersam-sama dalam melaksanakan tindak lanjut perbaikan tersebut.
Seorang spesialis auditing (Walter
R. Mahler) mengusulkan bahwa proses audit harus terdiri dari 6 langkah
sebagai berikut :
(a) Memperkenalkan
gagasan audit dan menekankan manfaat yang akan diperoleh audit.
(b) Memilih personel
dengan kisaran keterampilan yang luas untuk tim audit dan memeberikan pelatihan
yang diperlukan.
(c) Mengumpulkan
data dari tingkat yang berbeda dalam organisasi.
(d) Menyiapkan laporan
audit untuk manajer lini dan evaluasi departemen sumber daya manusia.
(e) Mendiskusikan
laporan dengan manajer operasi yang kemudian mengujikan penilaian merekan
sendiri.
(f) Mempersatukan
tindakan korektif ke dalam proses penetapan tujuan perusahaan yang regular.
Karena auditing merupakan suatu
bentuk riset atau penelitian, maka penting bahwa temuan didasarkan pada data
yang obyektif, dapat dipercayai, dan sahih.Catatan sumber daya manusia dari
semua tipe tersedia untuk penggunaan dalam audit.
Pendekatan dalam Audit SDM
Fungsi yang paling penting dari
audit sumber daya manusia adalah menetukan efektivitas. Yaitu tujuan dari
program sumber daya manusia dapat dicapai.Sebelum memulai audit, tujuan dan
standar program harus secara jelas dinyatakan.Ini terutama penting apabila
auditor eksternal ditugaskan. Suatu audit harus mencakup paling sedikit 3
pendekatan utama, yaitu:
1. Menentukan
ketaatanpada hukum dan peraturan yang berlaku Audit menekankan penilaian
bagaimana perusahaan menetapkan berbagai aturan dan kebijakan yang secara
internal berlaku di perusahaan,apakah sesuai dengan aturan dan hukum yang
ditetapkan pemerintah sebagai pemegang otoritas dan apakah setiap komponen
dalam organisasi menjalankan aktivitasnya sesuai dengan aturan dan kebijakan
tersebut.
2. Mengukur
kesesuaian program dengan tujuan organisasi Pemahaman terhadap tujuan
perusahaan dan strategi pencapaiannya, menjadi dasar dalam penyusunan program
setiap fungsi bisnis. Trend yang berkembang saat ini, dimama SDM adalah sumber
kekuatan bersaing perusahaan,menantang manajer SDM untuk berinovasi dalam
menciptakan model pengelolaan SDM yang tepat, sesuai dengan strategi yang telah
ditetapkan.
3.
Mengukur kinerja program
Mengukur kinerja program berarti
menghubungkan aktivitas actual program SDM yang diaudit dengan ukuran-ukuran
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Objek Audit Sumber Daya Manusia
(SDM)
Aspek SDM yang
dapat diaudit cukup luas, karena SDM itu sendiri mencakup fungsi perencanaan,
fungsi pengembangan, fungsi pemeliharaan, fungsi informasi, fungsi penghargaan
dan penghukuman, serta fungsi peningkatan kinerja. Dengan demikian jika
dirinci, obyek yang dapat diaudit adalah sebagai berikut :
Fungsi Perencanaan :Manpower
Planning, Manpower Recruitment, Manpower Fulfillment, Sourcing Candidate.
Pengembangan :Training, Development,
Coaching, Mentoring.
Informasi &Teknologi :Personnel
Data Base, Sistem
Informasi Manajemen SDM (HRIS).
Fungsi Pemerliharaan :Industrial
Relation, Coorporate Social
Responsibility.
Fungsi Penghargaan dan Penghukuman :Compensation
& Benefit, Reward, Termination, Punishment.
Fungsi
Peningkatan kinerja :Performance Management System, Pay for
Performance.
Aspek diatas merupakan sisi Hard Capabilities
Organization karena masih banyak berkutat dalam hal sistem dan prosedur.
Perkembangan selanjutnya yang bisa menjadi pertimbangan audit adalah mengaudit
aspek Soft Organization, antara lain :
• Budaya
Organisasi,
• Audit Competency Staff SDM,
• Audit kepuasan
terhadap fungsi SDM.
Tujuan Audit Sumber Daya Manusia
(SDM)
Ketika anda
melakukan audit SDM, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti diketahui yakni
kegunaan audit SDM itu sendiri. Ini tergantung dari perspektif dan tujuan audit
SDM itu sendiri. Dengan mengetahui tujuan audit, maka pelaksanaan audit dan
prosesnya akan menyelaraskan dengan tujuan tersebut. Beberapa hal yang menjadi
tujuan dan kegunaan audit SDM antara lain :
Menurut Rivai
(2004, p. 567), audit SDM bertujuan untuk:
1. Menilai
efektifitas SDM
2. Aspek-aspek yang
masih dapat diperbaiki
3. Mempelajari
aspek-aspek tersebut secara mendalam, dan
4. Menunjukkan kemungkinan perbaikan, serta membuat
rekomendasi untuk
pelaksanaan perbaikan tersebut.
Fungsi Sumber Daya Manusia
I.Perencanaan dan Rekrutmen
Sumber informasi :
-
Anggaran sumber daya manusia
-
Data biaya rekrutmen
-
Uraian jabatan dan spesifkasi
-
Tingkat penerimaan karyawan
II. Pemilihan
Sumber informasi:
-
Catatan wawancara pekerjaan
-
Catatan penolakan pelamar
-
Permintaan transfer
III.Pelatihan dan pengembangan
Sumber informasi:
-
Data biaya pelatihan
-
Catatan produksi
-
Catatan kecelakaan
-
Catatan pengendalian mutu
IV.Penilaian kinerja
Sumber informasi:
-
Catatan penilaian kinerja
-
Catatan kehadiran
-
Catatan tindakan disiplin
V. Kompensasi
Sumber informasi:
-
Data gaji dan tunjangan
-
Catatan survai gaji
-
Asuransi kompensasi untuk pengangguran
VI.Hubungan ketenagakerjaan
Sumber informasi :
-
Catatan keluhan
-
Catatan penghentian kerja
-
Catatan keluhan praktik tenaga kerja yang tidak wajar
Kebanyakan sumber informasi yang
dihasilkan akan menghasilkan data statistic yang telah tersedia di banyak
organisasi. Apabila fasilitas pengolahan data elektronik (PDE) digunakan,
informasu demikian dapat dimutakhirkan untuk analisis dan pelaporan dan harus
digunakan.
Sebagai sumber informasi yang
bernilai yang disajikan dalam mengukur efektivitas dari fungsi-fungsi utama
manajemen sumber daya manusia, berlebihan mempercayai pengukuran kuantitatif
dapat menghasilkan simpulan yang secara obyektif.
Reaksi pemakai dapat diperoleh
melalui survai sikap, diskusi dengan karyawan , pertemuan kelompok, komentar
manajer dan penyelia, serta pendekatan yang sama.
Instrumen-Instrumen Audit Sumber
Daya Manusia
Dalam
pengumpulan informasi tentang aktifitas-aktifitas SDM, ada beberapa instrumen
yang dapat membantu dalam menghimpun data aktivitas-aktivitas sumber daya
manusia, diantaranya:
1. Wawancara,
wawancara dengan karyawan dan manajer adalah suatu sumber informasi mengenai
aktivitas sumber daya manusia. Komentar mereka membantu tim audit mencari
bidang-bidang yang membutuhakn perbaikan. Kritik dari karyawan dapat
menunjukkan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh departemen untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Demikian juga, sumbang saran manajer dapat mengungkapkan
cara-cara untuk memberikan mereka servis yang lebih baik.
2. Kuisioner,
karena wawancara itu menyita waktu dan mahal serta kerap hanya terbatas pada
sedikit orang, banyak departemen sumber daya manusia yang menggunakan
kuisioner-kuisioner untuk memperluas lingkup riset mereka. Selain itu,
kuisioner juga dapat
memberikan jawaban-jawaban yang lebih terbuka dibandingkan wawancara tatap
muka.
3. Informasi Eksternal, Informasi
adalah alat sentral dari tim audit. Perbandingan-perbandingan luar memberikan
kepada tim audit suatu perspektif terhadapnya aktivitas-aktivitas perusahaan
dapat dinilai.
4.
Analisis Catatan
5.
Eksperimen-Eksperimen Riset
6.
Audit-Audit Internasional
Manfaat Audit dalam SDM
Manfaat utama
dalam audit SDM adalah
untuk mengetahui proses-proses
yang belum memenuhi persyaratan hukum sehingga meminimalisir proses internal
organisasi yang berpotensi melanggar hukum, dan yang terpenting adalah membantu
organisasi secara sistematis untuk mengidentifikasi kondisi saat sekarang serta aksi apa
saja yang perlu
dijalankan untuk meningkatkan kinerja proses fungsi SDM.
Karena kegagalan dalam
mengidentifkasi penyebab potensial yang bisa membahayakan atau berpotensi
melanggar hukum, dapat menimbulkan
efek yang merugikan perusahaan atau organisasi. Karena itu, audit SDM merupakan
salah satu cara untuk mengenal sejauh mana proses internal dan sistem
prosedur organisasi sudah memenuhi aspek keamanan baik secara hukum maupun juga
membantu mengidentifikasi bagian SDM yang belum berjalan secara efektif dan
efisien. Peninjauan secara berkala terhadap sistem dan prosedur organisasi yang
berhubungan dengan SDM, tidak hanya membantu agar sistem dan prosedur tetap
memenuhi persyaratan, namun juga membantu aspek finansial perusahaan agar tetap
stabil dan mantap.
Menurut Rivai
(2004, p. 567), audit SDM mengevaluasi aktifitas SDM yang digunakan dalam
suatu perusahaan dan merupakan pengendalian kualitas keseluruhan yang
mengevaluasi aktifitas SDM dalam suatu perusahaan. Manfaat dari audit SDM ini
antara lain yaitu:
1.
Mengidentifikasi kontribusi dep. SDM terhadap perusahaan
2.
meningkatkan citra professional dep. SDM
3.
mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih besar diantara karyawan
dep. SDM
4.
memperjelas tugas dan tanggung jawab dep. SDM.
5.
menstimulasi keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM
6.
menemukan masalah SDM yang kritis
7.
menyelesaikan keluhan-keluhan dengan peraturan yang berlaku
8. mengurangi
biaya SDM melalui prosedur yang efektif
9.
meningkatkan kesediaan untuk mau menerima perubahan yang diperlukan dalam dep.
SDM
10. memberikan informasi yang
cermat atas sistem informasi dep.SDM
Memanfaatkan Temuan Audit
Terdapat banyak sumber dan indicator
yaitu informasi dapat diperoleh mengenai efektivitas secara keseluruhan dari
program manajemen sumber daya manusia.Informasi ini kemudian harus dianalisis
untuk mengidentifikasi tipe tindakan korektif yang diperlukan dan personil yang
paling cocok untuk melaksanakannya.
Metode-metode Menganalisis Temuan
Beberapa pendekatan dapat digunakan
dalam menganalisis informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Pendekatan
tersebut mencakup :
1.
Membandinkan program sumber daya manusia dengan organisasi yang lain, khususnya
program dari perusahaan yang berhasil
2.
Berdasarkan audit dari beberapa sumber ototritas, seperti norma konsultan,
temuan pengetahuan perilaku, atau buku teks manajemen sumber daya manusia.
3.
Mempercayai suatu rasio atau rata-rata, seperti rasio dari staf sumber daya
manusia terhadap karyawan total
4.
Menggunakan suatu audit ketaatan untuk mengukur apakah aktivitas manajer dan
staf dalam manajemen sumber daya manusia sesuai dengan kebijakan, prosedur dan
peraturan suatu audit internal
5.
Mengelola departemen sumber daya manusia berdasarkan sasaran dan menggunakan
suatu tipe audit
system.
Kegiatan-Kegiatan
Auditor
Tiga bidang
utama yang difokuskan pada Audit Sumber Daya Manusia terdiri atas
policy/management audit, performance/operasional audit, dan financial audit.
a.
Policy/Management
Audit
penilaian yang
dilaksanakan secara sistematis dan independent, berorientasi ke masa depan
terhadap: keputusan dan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas SDM melalui perbaikan pelaksanaan fungsi manjemen,
pencapaian rencana yang sudah ditetapkan serta pencapaian sosial objektif.
b. Performance/Operasional
Audit
merupakan suatu
kegiatan penilaian yang sistematis yang dilaksanakan secara objective dan
independent berorientasi atas masa depan untuk semua kegiatan yang ada dalam
suatu perubahan yang utamanya dalam bidang SDM.
c.
Financial Audit
mempunyai
orientasi pengujian / penilaian secara independent dan objectif atas tingkat
kewajaran dan kecermatan serta data keuangan untuk memberikan perlindungan
keamanan asset perusahaan dengan melakukan evaluasi kelayakan internal control
yang di tetapkan. Audit ini sendiri dapat dilakukan dalam beberapa situasi, diantaranya:
1.
ketika dirasa diperlukan oleh manjemen
puncak
2.
ketika suatu
kekuatan eksternal yang
memaksa untuk dilakukan suatu tinjauan
3.
ketika suatu
perusahaan yang signifikan dalam suatu dunia usaha yang memaksa untuk melakukan
konsiderasi
ulang manajemen SDM
4.
ketika seorang
manajer baru yang merasa bertanggung jawab atas Dep. SDM
5.
ketika suatu
keinginan spesialis
SDM untuk meningkatkan praktek dan sistem
SDM perusahaan.
Penyiapan Laporan dan Rekomendasi
Salah satu aktivitas yang paling
penting dari tim audit adalah penyiapan laporan atas temuan, evaluasi dan
rekomendasi mereka
Laporan harus mencakup setiap hal
yang tepat dan berguna bagi penerima.Suatu laporan biasanya disiapkan untuk
manajer lini.Laporan khusus disiapkan untuk manajer departemen sumber daya
manusia, yang juga menerima suatu copy laporan yang diberikan kepada
manajer lini.
Nilai yang dihasilkan dari informasi
yang diperoleh dari audit terletak pada pemanfaatan laporan tersebut untuk
memperbaiki kekurangan dalam program sumber daya manusia. Analisis informasi
dapat mengungkapkan bahwa prosedur untuk melaksanakan suatu fungsi sumber daya
manusia perlu direvisi. Bahkan mungkin bahwa bagian tertentu dari program total
harus mengalami revisi yang mendalam apabila program tersebut ingin mencapai
tujuan yang telah ditetapkan untuk program tersebut. Akhirnya, kebanyakan untuk
setiap dari fungsi yang berbeda-beda harus diuji untuk menentukan kecukupan
mereka sebagai bagian dari kebijakan sumber daya manusia secara keseluruhan.
Laporan Audit
Laporan audit SDM terdiri dari
beberapa bagian yang ditujukan untuk Manajer lini,manajer SDM, manajer Sumber
Daya, yang formatnya terdiri atas :
- Judul
- Daftar Isi
- Ringkasan
dan kesimpulan
- Masalah-masalah
pokok
- Kesimpulan
dan saran
- Tubuh
(data, fakta pandangan dan alasan )
- Sumber
data
- Lampiran
yang dianggap penting.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Zaman telah berubah, perubahan dipicu
dan dipacu oleh pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Bisnis pertama kali
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tetapi karena bisnis juga
terdiri dari manusia-manusia, maka biasnis pun kemudian memiliki kebutuhan sendiri.
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, bisnis seringkali dihadapkan pada dilema,
menggunkan mesin dapat mengurangi tenaga kerja yang berakibat pada penningkata
produktivitas, kenaikan pendapatan sambil menekan biaya .pada sisi lain,tenaga
kerja yang tersisa akan mengalami kemerosotan motivasi yang berdampak negatif
pada produktivitas, pendapatan, dan laba.
3.2
SARAN
Demikian
makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada
terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah
hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
0 Komentar untuk "MAKALAH "TETAP MENJADI MANUSIA DALAM MENGAUDIT DI ERA KECEPATAN""