Hadhy Ghathan

Menyajikan berberapa artikel yang di butuhkan bagi siswa

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Gallery

Follow us on FaceBook

About

Popular Posts

MAKALAH "TETAP MENJADI MANUSIA DALAM MENGAUDIT DI ERA KECEPATAN"



KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun kami pada ruang dan waktu yang lain.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian program studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang berjudul “tetap menjadi manusia dalam mengaudit di era kecepatan ”.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini kami mohon maaf, karena kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Waalaikumsalam wr.wb.


Kudus, 8 Mei 2015


Penulis

 




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                                                                                          i
KATA PENGANTAR                                                                                                           ii
DAFTAR ISI                                                                                                                          iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                     1
1.1 LATAR BELAKANG                                                                                         1
1.1  RUMUSAN MASALAH                                                                                                1
1.2  TUJUAN                                                                                                              1
BAB II PEMBAHASAN                                                                                                      2
2.1 EVOLUSI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI                                     2
2.2 SIKLUS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI                            6
2.3 KECEPATAN MENJADI PRIORITAS                                                                         10
2.4 EVOLUSI AUDIT (PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT - 01)              20
2.5 SEJARAH PERKEMBANGAN AUDITING                                                    20
2.6 AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA                                                              33

BAB I

                                                           PENDAHULUAN               

1.1  LATAR BELAKANG
Auditing merupakan sebuah aktivitas perusahaan yang tidak terlalu sering terjadi, tetapi sangat perlu untuk menjamin perusahaan going concern dalam tujuan perusahaan yang berkaitan dengan wealth creating institution. Sepanjang kehidupan manusia, perubahan zaman bukan lagi suatu berita. Karena telah terjadi berulang-ulang kali. Setiap perubahan ditujukan untuk mempermudah hidup manusia, seperti teori Malthus bahwa kebutuan tumbuh seperti deret hitung sementara pemenuhan kebutuhan seperti deret ukur.
Perubahan pada tahap-tahap awal hingga ke revolusi teknologi, selalu ditandai dengan kemunculan peralatan baru atau hardware. Tetapi, perubahan yang paling terakhir kita rasakan tidak memunculkan peralatan baru melainkan suatu cara dan konsep baru. Tulisan ini akan membahas beberapa perubahan yang mempengaruhi pengauditan secara umum dan secara khusus akan membahas pengaruh perubahan pada audit intern.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Bagaimana evolusi tekhnologi informasi dalam dunia bisnis ?
2.      Bagimana perkembangan tekhnologi yang menjadikan mesin sangat berguna ?
3.      Bagaimana evolusi auditing dari zaman permulaan hingga sekarang ?
4.      Apakah evolusi tekhnologi informasi telah menggantikan sebagian peran manusia ?

1.3  TUJUAN
1.      Menjelaskan evolusi teknologi informasi
2.      Menjelaskan proses teknologi informasi bisa menjadi sebuah mesin yang berguna
3.      Menjelaskan evolusi auditing
4.      Menjelaskan tetap menjadi manusia

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN


2.1 EVOLUSI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat telah membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Setidaknya ada empat era penting sejak diketemukannya computer sebagai alat pengolah data sampai dengan era internet. Saat computer menjadi senjata utama dalam berkompetisi dan masing-masing era mempunyai karakteristik .
Munculnya computer sangat mendukung terhadap dunia usaha.penyebab utama terjadinya era globalisasi adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. secara garis besar , ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi , yang dimulai dari pertama kali diketemukannya komputer hingga sat ini. ke empat era tersebut terjadi tidak hanya karena di picu oleh perkembangan teknologi komputer yang sedemikian pesat, namun didukung pula oleh teori-teori baru mengenai manejemen perusahaan modern. oleh karena itu , dapat dimengerti bahwa masih banyak perusahaan terutama dinegara berkembang , yang masih sulit mengadaptasikan teori-teori baru mengenai manejemen, organisasi , namun teknologi informasi karena masih melekatnya faktor- faktor budaya lokal .

Ø  ERA KOMPUTERISASI
Cirinya:
1.1 Dimulai sejak tahun 1960
1.2 Minicomputer dan Mainframe sudah diperkenalkan di perusahaan , Seperti IBM
1.3 Banyak Perusahaan yang memanfaatkan computer untuk keperluan pengolahan data.
1.4 Kebanyakan perusahaan-perusahaan besar secara tidak langsung memonopoli pasar-pasa tertentu, karena belum ada pesaing.
1.5 Hampir semua perusahaan besar yag begerak dibidang infrastruktur (listrik, komunikasi dan pertambangan pada saat itu membeli computer untuk  untuk membantu kegiatan administrasinya.



Ø  Tiga generasi computer
1.      Era
pertama komputasi yang dikenal sebagai era mainframe - banyak orang untuk satu komputer. Komputer ini adalah sistem sentral yang digunakan di seluruh kantor, dan perusahaan infrastruktur komputasi mereka. Namun, mahal dan sangat sulit untuk digunakan untuk karyawan rata-rata.
2.     Era kedua komputasi yang dikenal sebagai era PC - satu komputer untuk satu orang. Ini era dimana terjadi sebuah ledakan di bidang teknologi. Ini adalah masa dimana komputer menjadi perangkat wajib untuk digunakan dalam aplikasi bisnis, dan hampir sama halnya sebagai televisi atau telepon rumah.
3.     Era ketiga dikenal dengan ubiquitous computing Di era modernisasi ini, hampir seluruh aspek kehidupan kita berhubungan dengan teknologi. Teknologi selalu mengalami perkembangan pesat dan terus-menerus, khususnya perkembangan komputer dan sistem-sistemnya.Generasi saat ini dapat diistilahkan dengan generasi komputer. Generasi berikutnya akan berupa ubiquitous computing, yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan dibandingkan personal.

Ø  ERA TEKNOLOGI INFORMASI
Cirinya:
2.1 Dimulai sejak tahun 1970
2.2 PC mulai diperkenalkan untuk menggantikan Minicomputer ataupun mainframe
2.3 Tidak sepeti halnya pada era komputerisasi ketika komputer hanya menjadi “ milik pribadi “ Divisi EDP perusahaan, diera kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan computer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing.
2.4 Kegunaan computer di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi tetapi juga untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif.
2.5 Pada era ini computer memasuki babak baru yaitu sebagai suatu fasilitas yang dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak dibidang pelayanan dan jasa.

Ø  ERA SISTEM INFORMASI
Cirinya:
a.   Diperkenalkan diawal tahun 1980-an
b. Teori manajemen organisasi modern mulai diperkenalkan terutama teori manajemen perubahan.
c.  Dalam pemilihan produk atau jasa yang dibutuhkan seorang pelanggan akan mencari perusahaan yang menjual produk atau jasa tersebut: cheaper (lebih murah), better (lebih baik), faster ( lebih cepat)
d.  Peranan komputer dan teknologi informasi yang digabungkan dengan komponen lain seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan, manajemen dan komponen terkait lainnya, dalam membentuk system informasi yang baik , merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis.

Ø  ERA GLOBALISASI INFORMASI
Cirinya:
      a.       Diawali sejak tahun 1990
b.      Tidak ada yang dapat menekan laju perkembangan teknologi informasi.
      c.       Penerapan teknologi LAN, MAN, WAN dan globalnet
      d.      Diperkenalkan Payment Electronic (pembayaran secara elektronik)
e.       Faktor Ekonomi (krisis), Sosial budaya (reformasi), dan politik (demokrasi) akan mempengaruhi pada era ini yaitu dalam hal menghasilkan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati oleh perusahaan.
·         Internet :
Berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan berbagai
komputer dengan berbagai tipe yang membentuk system jaringan yang mencakup
seluruh dunia dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon.
Yang mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini adalah protocol –
protocol yang umum disebut TCP/IP. Transmission Control Protocol) yang memastikan
bahwa semua hubungan bekerja dengan benar. Sedangkan IP address (Internet
Protokol) yang mentransmisikan data dari datu komputer ke komputer ini.

·         Fasillitas Internet
1. Web : Fasilitas Hipertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, bunyi,
animasi dan data multimedia lainnya, yang diantara data tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
2. E-Mail (Electronic Mail) : dengan fasilitas ini anda dapat mengirim dan menerima
surat elektronik pada/dari pemakai komputer lain yang terhubung di Internet dan
bila perlu anda dapat menyertakan file sebagai lampiran.
3. Newsgroup : Fasilitas ini digunakan untuk mendistribusikan artikel, berita,
tanggapan, surat, penawaran ataupun file ke pemakai internet lain yang
tergabung dalam kelompok diskusi untuk topik tertentu.
4. FTP (File Tranfer Protocol), fasilitas ini digunakan menghubungkan ke server
komputer tertentu dan bila perlu menyalin (download) file yang anda butuhkan
dari server tersebut dan menyimpannya di komputer anda.
Ø  Aset Teknologi Informasi

Ada tiga aset penting kaitannya dengan teknologi Informasi (the three information technology assets),antara lain:
1. Asset Sumberdaya manusia (human asset)
Sumber daya manusia yang termasuk asset,diantaranya para staf penanggung jawab perencanaan dan pengembangan teknologi informasi,seperti :
• Divisi teknologi informasi
•Departemen informasi
• Dll.Selanjutnya dalam menyeleksi SDM yang diperlukan pada divisi TI ,
dimensi utama yang perlu diperhatikan adalah :
• Keahlian teknis
•Pengatahuan tentang bisnis
• Dan orientasi pada pemecahan masalah Untuk memelihara asset ini perlu dilakukanbeberapa upaya untuk peningkatkan melalui :
• Pelatihan (training)
• Pengalam dalam bekerja (on the job experience)
•Pelatihan manajerial (managerial and leadership)
2.            Aset Teknologi (technology asset)
3.            Aset yang dimaksud adalah seluruh infrastruktur teknologi informasi,seperti hardware maupun software.Ada dua karkteristik utama yang harus didefinisikan sehubungan dengan asset teknologi,yaitu arsitektur teknologi informasi dan kerangka (platform )standar.Arsitektur teknologi informasi secara konsep dan teknis harus terdefinisi dengan jelas untuk menjamin pengembangan dengan skala jangka pendek,menengah dan panjang.Selain juga diperlukan standarisasi dari hardware dan software yang diperlukan organisasi untuk menjamin kompatibilitas.
4.      Aset Relasi (relationship asset)Aset ini merupakan hubungan teknologi informasi sebagai suatu entitas dengan manajemen pengambil keputusan .Berhasil tidaknya penerapan teknologi informasi di suatu orgaisasi bergantung kepada : pertama,manajemen puncak yang menjadi sponsor proyek –proyek teknologi informasi,seperti para anggota direksi atau direktur ;kedua,manajemen puncak yang dapat memutuskan skala prioritas pengembangan dan implementasi TI.

2.2 SIKLUS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI


                              Analisa Kebutuhan Bisnis atau Manajemen Perusahaan (Business Requiremenets Analysis).Ada dua tujuan utama dari langkah awal ini :
      a.   Untuk mengetahui posisi atau peranan TI
      b.  Untuk mendefinisikan secara rinci jenis-jenis information yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan baik secra taktis maupun strategis.
            Perencanaan strategis dibidang pengembangan TI (Information Technology Strategic Planning).Outputnya berupa blue print rencana pengembagan sisfo untuk jangka pendek, menengah, panjang.Juga disusun teknik-teknik terkait bagi implementasi proyek tersebut.

       Manajemen Proyek (Information Technology Project Management)
Secara garis besar ada tiga jenis proyek yang mendominasi perusahaan di Indonesia.
1.      Segala macam proyek yang berkenaan dengan konstruksi fisik infrastruktur TI; instalasi kabel,
pengadaan komputer, sampai dengan pembangunan jaringan komputer (LAN) atau WAN.
2. Implementasi dari paket perangkat lunak yang dibeli perusahaan.
3. Pengembangan perangkat lunak aplikasi oleh SDM internal perusahaan (in-house custom       development)
          Manajemen Pemeliharaan Sistem (Maintenace Supports DanService)
          Review Efektifitas Sistem Informasi (Information Sys)

Secara alami, perusahaan konvensional yang berniat untuk mengimplementasikan E-Business biasanya akan melalui tahapan evolusi. Perubahan secara perlahan-lahan merupakan suatu kewajaran karena selain manajemen tidak mau mengambil resiko besar, biasanya yang bersangkutan masih ingin melihat seberapa “visible” medium internet dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya (wait-and-see). Mayoritas dari perusahaan-perusahaan ini biasanya akan menjalani 6 (enam) tahapan pengembangan E-Business (Hartman, 2000) seperti yang diperlihatkan pada diagram berikut.
Brochurware

Pada tahap pertama, perusahaan biasanya menggunakan internet sebagai medium untuk berpromosi (marketing).Istilah “brochurware” sendiri memiliki makna dipergunakannya internet sebagai sarana untuk mengembangkan brosur elektronik. Jenis-jenis informasi standar yang biasa diletakkan dalam situs perusahaan adalah: profil perusahaan, informasi produk dan pelayanan yang ditawarkan, nomor telepon yang dapat dihubungi, dan lain sebagainya. Pada dasarnya  yang terjadi pada tahap ini adalah dipergunakannya internet sebagai medium komunikasi satu arah, dimana para calon pelanggan dapat melakukan pencarian (browsing) informasi sehubungan dengan seluk beluk perusahaan melalui fasilitas-fasilitas pada situs terkait.
CustomerInteractivity

Sesuai dengan namanya, pada tahapan berikut perusahaan mulai mengembangkan kemampuan aplikasi situsnya untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah (dialog) antara perusahaan dengan para konsumennya (atau calon pelanggan). Contohnya adalah fasilitas interactive chatting yang memungkinkan para pelanggan untuk secara interaktif berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan bagian customer service perusahaan secara real time, atau yang lebih canggih lagi melalui fasilitas multimedia semacam tele conference yang memungkinkan seorang pelanggan untuk bertatap muka dengan manajemen perusahaan melalui kamera. Prinsip yang dikembangkan di sini adalah untuk menciptakan relasi atau hubungan interaktif dengan konsumen sebagai salah satu faktor yang menentukan aspek kepuasan dan loyalitas pelanggan.Yang perlu dicatat adalah, secara internal perusahaan, terkadang dibangun pula suatu mekanisme yang memudahkan para karyawan (manajemen dan staf) untuk melakukan komunikasi efektif (interaktif) melalui penggunaan teknologi informasi.Contohnya adalah penerapan konsep intranet dan groupware sebagai sarana untuk komunikasi, kooperasi, dan kolaborasi.
Transaction Enabler
Tahap selanjutnya adalah pengembangan suatu aplikasi yang memungkinkan terjadinya transaksi bisnis secara elektronik (E-Commerce).Paling tidak terdapat dua jenis transaksi bisnis yang umumnya terjadi.Jenis pertama adalah mekanisme pembelian produk atau jasa oleh konsumen melalui internet.Aktivitas perdagangan seperti pemilihan barang melalui katalog, penawaran harga, sampai dengan pembayaran semuanya dilakukan melalui fasilitas yang tersedia di situs perusahaan.Jenis transaksi kedua adalah yang terjadi antara perusahaan dengan rekanan bisnisnya.Contoh klasiknya adalah pembelian barang-barang yang dibutuhkan perusahaan melalui jaringan ekstranet, yaitu infrastruktur teknologi informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pemasok barangnya (supplier).
One-to-One     Relationship
Pengembangan infrastruktur E-Business selanjutnya adalah untuk menuju kepada apa yang diistilahkan sebagai “One-to-One Relationship”, yaitu mekanisme yang memungkinkan terjadinya transaksi perdagangan antar individu. Secara prinsip yang terjadi di sini adalah mekanisme penjualan produk atau pelayanan berbasis individu, yang memungkinkan masing-masing konsumen untuk berhubungan secara eksklusif dengan individu lain secara bebas. Contoh yang paling jelas adalah dalam bisnis perlelangan atau penjualan mata uang (money changer).Dampak dari mekanisme perdagangan seperti ini adalah dimungkinkannya seorang konsumen untuk memperoleh harga spesifik yang berbeda dengan konsumen-konsumen lainnya.




RealTimeOrganizations
Pada tahap kelima ini yang terjadi adalah bisnis non-stop 24 jam dimana seluruh transaksi telah diambil alis secara otomatis oleh komputer. Secara real time calon penjual dan pembeli melalui situs perusahaan dapat bertemu dan melakukan transaksi saat itu juga. Aspek real time yang dapat dirasakan manfaatnya adalah dapat dikonsumsikannya produk atau pelayanan pada saat itu juga, yaitu ketika pembayaran melalui kartu kredit misalnya telah terotorisasi dari bank yang bersangkutan. Aplikasi yang kompleks merupakan salah satu kunci kerberhasilan sebuah perusahaan yang telah mencapai tahapan pengembangan E-Business semacam ini.
CommunitiesofInterests

Tahap terakhir dalam evolusi E-Business adalah kemampuan perusahaan dalam membentuk sebuah komunitas di dunia maya, yang terdiri dari para konsumen dan rekanan bisnis yang saling bekerja sama untuk menciptakan value di internet. Hubungan antara perusahaan dengan konsumen, content partners, advertisers, dan komunitas lainnya akan menciptakan berbagai model bisnis baru yang selanjutnya akan menjadi sebuah peluang usaha yang layak untuk dikembangkan.
Kecepatan evolusi perusahaan dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan E-Business sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan E-Business dengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.


2.3 KECEPATAN MENJADI PRIORITAS

Teknologi telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang berkembang dengan sangat cepat.Mulai dengan berkembangnya pemanfaatan teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol), Teknologi satelit yang memugkinkan kita melakukan komunikasi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Teknologi telekomunikasi bergerak(mobile technology) juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dimulai dengan layanan yang kita kenal 1G sampai dengan 4G.
Dalam makalah ini kami akan membahas secara singkat segala perkembangan yang terjadi dari 1G(First Generation), 2G(Second Generation) dan 3G(Third Generation). Selain itu, kami juga akan membahas kehebatan teknologi 4G yang akan mewarnai dunia komunikasi dan informasi masa depan, sehingga komunikasi pun menjadi tidak terbatas pada akhirnya. 4G merupakan inovasi paling penting yang harus disebarluaskan dan diketahui oleh masyarakat luas, karena dengan kehadiran 4G masyarkat mendapatkan sebuah fasilitas mengakses informasi dan berkomunikasi dengan murah tapi juga dengan kecepatan yang tak terbayangkan.
Description: umts
·         First Generation Mobile Telecommunications (1G)
Dalam generasi pertama telekomunikasi bergerak ini, mobile phone menggunakan teknologi AMPS(Advanced Mobile Phone System) yang salah satu operatornya dipegang oleh PT. Komselindo. AMPS menggunakan teknologi analog dimana AMPS bekerja pada frekuensi 800Mhz dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Dalam FDMA setiap pengguna dibedakan berdasarkan frekuensi yang digunakan yakni sebesar 30Khz. Artinya bahwa hanya ada 1 user yang menggunakan frekuensi tersebut, tidak boleh ada 2 user yang menggunakan kanal yang sama baik dalam 1 sel maupun sel tetangganya. Hal ini menyebabkan teknologi AMPS membutuhkan alokasi frekuensi yang besar.Mobile phone yang menggunakan teknologi AMPS ini tergolong berukuran cukup besar secara fisik, karena teknologi AMPS membutuhkan daya yang besar dalam penggunaanya.
Dalam teknologi AMPS ini, user pengguna mobile phone hanya dapat melakukan kegiatan komunikasi dengan suara, dan tidak bisa mengirim pesan singkat seperti pada SMS atau pada pager.
·         Second Generation Mobile Telecommunication (2G)
Pada generasi kedua, munculah teknologi GSM(Global System for Mobile Communications), yang kemudian menggeser popularitas AMPS diawal tahun 1995. Berbeda dengan AMPS yang menggunakan analog, GSM menggunakan teknologi digital.Teknologi digital memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknologi analog, disamping menyediakan kapasitas yang besar, system security yang ditawarkan lebih baik dan juga memiliki layanan yang lebih beragam.  GSM menggunakan teknologi akses gabungan antara FDMA (Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) yang awalnya bekerja pada frekuensi 900Mhz dimana frekuensi yang digunakan dengan lebar pita 25 KHz pada bandfrekuensi 900 Mhz.  GSM sangat diminati di dunia, karena kemampuan roamingnya yang luas sehingga dapat dipakai di berbagai negara.Kecepatan akses data GSM hanya 9.6 Kbps karena hanya diperuntukkan untuk suara.
Selain GSM teknologi digital yang muncul adalah CDMA (Code Division Multiple Access). CDMA menggunakan frekuensi radio 25MHz pada band frekuensi 1800MHz dan dibagi dalam 42 kanal, masing-masing kanal terdiri dari 30KHz. Kecepatan akses data dapat mencapai 153.6Kbps. Metode yang digunakan CDMA lebih efisien dibanding  metode FDMA dan TDMA. CDMA menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu yang sama, dan sebagai perbedaan, CDMA menggunakan kode tertentu untuk membedakan user satu dan yang lain. Operator CDMA di Indonesia dikategorikan kedalam kategori FWA (Fixed Wireless Access)sehingga mobilitas penggunaan CDMA di Indonesia menjadi terbatas, padahal CDMA mampu termobilisasi penuh seperti GSM.

·         Second-half Generation Mobile Telecommunications (2.5G)
Pada generasi ini, GPRS(General Packet Data Radio Services) muncul seiring berkembangnya teknologi GSM. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan kecepatan akses data yang lebih cepat dari kecepatan GSM biasanya yang hanya mampu mencapai angka 9.6Kbps. Dengan adanya GPRS, sebuah GSM mampu melakukan kecepatan akses data sebesar 115Kbps dengan troughput antara 20 hingga 30 Kbps. GPRS juga memungkinkan pengguna untuk mengirim gambar berwarna menggunakan fasilitas MMS(Mobile Multimedia Massage),  selain itu yang terpenting adalah dengan adanya GPRS, pengguna GSM mampu mengakses internet mobile kapanpun dan dimanapun, selama daerah tersebut tercover oleh fasilitas GPRS.
Setelah itu muncul EDGE (Enhanced Data for Global Evolution), namun teknologi ini kurang begitu diminati di Indonesia, namun kecepatan yang mampu diberikan oleh EDGE 3-4 kali kecepatan yang diberikan GPRS.
·         Third Generation Mobile Telecommunications
Teknologi 3G didapatkan dari 2 buah jalur teknologi komunikasi bergerak yakni kelanjutan teknologi GSM/GPRS/EDGE dan kelanjutan teknologi CDMA. Teknologi tersebut adalah UMTS(Universal Mobile Telecommunication Services) yang memiliki kecepatan akses data lebih tinggi dibanding GPRS dan EDGE.
Kecepatan akses data pada UMTS yakni up to 384Kbps pada frekuensi 5KHz sedangkan kecepatan akses yang didapat dengan CDMA1x ED-DO Rel0 sebesar 2.4Mbps pada frekuensi 1.25MHz dan CDMAx ED-DO RelA sebesar 3.1Mbps pada frekuensi 1.25MHz yang merupakan kelanjutan teknologi CDMA. Teknologi 3G sedikit berbeda dengan GSM namun cenderung sama dengan CDMA.
Kemudian UMTS dikembangkan menggunakan teknik modulasi WCDMA(Wideband CDMA), dimana frekuensi radio sebesar 5MHz pada band 1900MHz dan rate chipnya sebesar 3.84Mcps(Mega Chip Per Second). Dari situ muncul istilah baru yang disebut dengan HSDPA(High Speed Packet Downlink Access). UMTS tipe ini membutuhkan penambahan RNC(Radio Access Network) dan base station WCDMA(node B) dan membutuhkan upgrade software pada MSC, SGSN, GGSN.  Oleh karena itu implementasi teknologi ini membutuhkan biaya yang cukup besar.
Layanan yang mampu diberikan dalam teknologi 3G adalah video conference, video call, video streaming, video mail dan internet browsing.
·         Fourth Generation Mobile Telecommunication Technology (4G / 3G and beyond)
4G merupakan teknologi lanjutan setelah 3G. Teknologi ini juga dikenal dengan nama ‘3G and Beyond’ yang diresmikan oleh IEEE(Institute of Electrical and Electronics Engineers). Teknologi ini dikembangkan karena adanya kebutuhan akan akses data yang cepat dan juga full mobile, artinya bahwa kita dapat mengakses internet dimanapun dan kapanpun juga dengan kecepatan yang tak terbatas. Dalam 4G kita mampu melakukan akses dengan kapasitas kanal sebesar 10Mbps, 30Mbps, bahkan hingga 100Mbps, puluhan kali lebih cepat dibandingkan dengan teknologi sebelumnya dalam 3G.
4G menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Handset yang telah dilengkapi dengan 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasisSession Initiation Protocol (SIP).  Dengan begitu sebuah video call dapat berlangsung dengan kualitas yang lebih baik atau bahkan dalam definisi yang lebih tinggi (high definition) tanpa harus tersendat-sendat seperti pada teknologi 3G.
Tidak lama lagi internet telephony akan menjadi tulang punggung infrastruktur telekomunikasi. Semua orang mampu berkomunikasi tanpa menggunakan provider yang berbayar.  Cukup menggunakan VoIP(Voice Over Internet Protocol) yang di support oleh kecepatan luar biasa yang diberikan pada teknologi 4G.
Teknologi 4G yang paling ditunggu-tunggu saat ini adalah WiMAX(Worldwide Interoperability for Microwave access). Kecepatannya yang dapat mencapai 100Mbps serta jangkauannya yang dapat mencapai 10Mil membuat WiMAX membuka era baru dalam berkomunikasi. Untuk lebih lengkapnya mari kita simak ulasan singkat mengenai WiMAX pada page selanjutnya.
Description: http://farm3.static.flickr.com/2208/1886427257_b3f56c63bd_m.jpg
·         Role of WiMAX in communications technology
Kehadiran teknologi WiMAX diprediksikan akan mempengaruhi infrastruktur telekomunikasi.  Pada konfigurasi Fixed Wireless, WiMAX dapat menggantikan jaringan yang dimiliki oleh perusahaan telepon dan juga dapat menggantikan infrastruktur TV Cable yang menggunakan kabel coaxial dengan service tambahan berupa ISP(Internet Service Provider). Pada konfigurasi teknologi mobile, WiMAX memilikipotensi mengganti jaringan selular. WiMAX merupakan sebuah standart yang dikeluarkan oleh IEEE , standarisasi didesain pada 802.16-2004(Fixed Wireless Application) dan 802.16e-2005(Mobile Wireless). Perkumpulan industry dagang member definisi tersendiri pada WiMAX. Mereka menyebutkan bahwa WiMAX merupakan alternative “last mile” akses broadband wireless(BWA) terhadap cable modem service, digital subscriber line(DSL) atau T1/E1 service.
Oleh karena itu penggunaan WiMAX tidak terbatas hanya untuk internet semua peran kabel akan diambil alih oleh WiMAX. Contohnya saja pada perusahaan telepon yang akan menggunakan VoIP(Voice Over Interent Protokol) sebagai backbone perusahaan, selain itu pada perusahaan TV cable akan menggunakan IPTV sebagai pengganti TV cable. Selain itu backbone WiFi untuk hotspots,menara telepon celular , jasa telepon mobile, mobile data TV , jasa emergency mobilepengganti kabel fiber optic untuk backbone wireless
Description: http://farm3.static.flickr.com/2176/1887341458_e30256053a_m.jpg
WiMax memberikan service fixed(tetap), portable atau mobile non-line-of-sight ( NLOS) terhadap sebuah station subscriber / device terkoneksi , yang dikenal sebagai sebuah alat customer premise equipment (CPE) . Beberapa tujuan dari WiMAX sendiri bersangkutan dengan kemampuan WiMAX itu sendiri dalam menangani service coverage area sekita 6 mil dari sebuah WiMax Base Station untuk point-to-multipoint , non-line-of-sight . Kemampuan ini dapat memberikan kemampuan sampai dengan 40 megabits per second (Mbps) untuk fixed dan aplikasi portable. Site / Pusat WiMAX Cell dapat memberikan bandwith yang cukup untuk mensuport ratusan dari kepentingan bisnis dengan kecepatan setara dengan T1 dan ribuan pelanggan rumahan yang memiliki koneksi setara dengan service DSL dari satu base station .
·         WiMAX is not Wi-Fi
Perbedaan mendasar yang membedakan WiMAX dengan WiFi adalah area cakupan WiMAX yang lebih luas dan mampu mengcover sebuah kota, diameter jangkauan WiMAX dapat mencapai sekitar 40Mil sedangkan WiFi hanya mampu mengcover sebuah gedung perkantoran atau universitas. Selain itu troughput yang dihasilkan pun lebih besar dari WiFi. Tingkatan carrier dari Quality of Service(QoS) juga ditawarkan di dalam WiMAX. WiFi sendiri memiliki masalah dengan tingkat keamanannya.Varian ‘b’ dari standar IEEE 802.11 tidak menawarkan adanya prioritas dalam trafik penggunaan yang ideal untuk voice dan video.  Selain itu, karena WiFi memiliki keterbatasan coverage area, maka untuk men-cover suatu daerah secara keseluruhan dibutuhkan pemasangan beberapa access point, pada titik-titik optimal, sedangkan WiMAX hanya membutuhkan sebuah WiMAX base station untuk mencover area yang sangat luas. Oleh karena itu IEEE melakukan pembaharuan pada standar 802.11 dan QOS nya agar dapat diterapkan pada WiMAX.

·         WiMAX Architecture
Description: http://farm3.static.flickr.com/2102/1999987671_3c50b439e3_o.jpg
Terdapat 2 jenis arsitektur wireless pada WiMAX :
1. Point to Point(P2P)
Point to Point digunakan ketika ada 2 titik kepentingan dimana kondisi satu titik sebagai pengirim dan titk kedua adalah penerima. Point to Point juga digunakan untuk proses media transportasi dari sumber data ke pelanggan atau dapat juga digunakan sebagai titik untuk distribusi dengan menggunakan metode arsitektur Point to Multipoint. Karena penyebara/beamnya terfokus antara 2 titik maka troughput radio yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan dengan arsitektur Point to Multipoint.
2. Point to Multipoint(PMP)
Berdasarkan gambar di atas, point to multipoint dapat disebut juga dengan distribusi, artinya bahwa satu base station WiMAX dapat melayani ratusan pelanggan yang berbeda baik yang bersangkutan dengan bandwith dan layanan yang disediakan. Oleh karena itu troughput radio yang dihasilkan tergantung dari banyaknya user atau pelanggan yang menggunakan fasilitas WiMAX.
·         WiMAX-based NLOS(Non-Line of Sight)
Basis NLOS yang diterpakan pada WiMAX, merupakan kemampuan tersendiri bagi teknologi WiMAX.Berbeda pada WiFi atau transmitter lainnya yang membutuhkan line of sight, WiMAX tidak membutuhkan itu. Basis LOS(line of sight) mengharuskan seorang teknisi mencari daerah yang tepat untuk meletakkan sebuah point atau base station, transmisi yang dihasilkan dapat dilakukan secara optimal. Hal ini memakan biaya dan tinggi dan juga tenaga, sehingga dapat menyebabkan sebuah rencana bisnis mengalami kegagalan.Oleh karena itu teknologi-teknologi awal seperti LDMS atau MMD kurang sukses penerapannya pada pasar.
WiMAX memiliki fungsi terbaik pada situasi line of sight, WiMAX mampu memberikan troughput yang baik meskipun seorang pelanggan tidak berada dalam wilayah line of sight terhadap sebuah base station.Oleh karena itu banyak Service Provider atau penyedia jasa yang menggunakan WiMAX dapat menjangkau banyak pelanggan dalam kantor-kantor yang berada dalam gedung atau sebuah kafe, dengan tawaran harga yang rendah. Dengan biaya yang murah, penyedia jasa dengan sendirinya akan mendapatkan banyak pelanggan, dengan hanya bermodalkan 1 Base station.
·         WiMAX Components
Inti dari WiMAX adalah Radio WiMAX itu sendiri.Sebuah radio terdiri dari sebuah transmitter (pengirim) dan sebuah receiver (penerima). WiMAX Radio menjalankan proses listrik osilasi pada sebuah frekuensi yang dikenal sebagai carrier frekuensi (pada WiMAX biasanya diantara 2 dan 11 GHz). Sebuah radio dapat disamakan dengan sebuah perangkat networking seperti router atau bridge yang didalam perangkat tersebut di manage oleh software dan dibentuk pada papan sirkuit yang berisikan kumpulan chip set yang komples .
WiMAX aristektur merupakan arsitektur yang simple , dibangun dengan dua komponen utama yaitu radio dan antenna. Banyak produk WiMAX yang menawarkan perangkat radio base station terpisah dengan antennanya .Sebaliknya , banyak perangkat CPE yang ditawarkan merupakan 2 jenis solusi yaitu CPE dengan sebuah antenna untuk luar gedung dan CPE sebagai perangkat langganan didalam ruangan , seperti gambar berikut :
Description: http://farm3.static.flickr.com/2138/2031158042_66820a4c84_m.jpg
Pada gambar tersebut terlihat bahwa instalasi antenna dan radio dilakukan secara terpisah.Radio diletakkan dalam sebuah tempat penyimpanan.Hal ini berguna agar radio terlindung dari perubahan cuaca yang ekstrem dan juga terhindar dari kelembaban yang mengurangin kinerja radio. Antenna outdor akan mengoptimalkan link budget(kinerja dari koneksi wireless) antara transmitter dan receiver. Antara antenna dan radio WiMAX dihubungkan oleh sebuah kabel yang disebut dengan pigtail.Makin pendek sebuah pigtail, maka semakin bagus sinyal yang dihasilkan.
1. Radio
Radio WiMAX disimpan dalam sebuah casing papan metal atau fiberglass yang tahan segala kondisi. Hal ini bertujuan menghindari rusaknya radio WiMAX dari cuaca dan juga kelembaban, yang akan berdampak negative pada penyebaran sinyal WiMAX. Radio WiMAX sendiri dapat bekerja pada suhu tertentu. Suhu ideal radio WiMAX adalah -20F hingga 120F. Radio itu sendiri akan menghasilkan panas yang disebabkan oleh proses operasi kerjanya.
2. Antenna WiMAX
Terdapat 3 jenis antena yang digunakan dalam WiMAX.Masing-masing antenna digunakan berdasarkan kebutuhan yang berbeda.
Ø  Omnidirectional Antenna
Antena Omni digunakan untuk arsitektur point to multipoint. Kelemahan dari jenis antenna ini adalah penggunaan dan penghamburan energy yang besar dalam proses broadcast 360o .Hal ini menjadi batasan terhadap jarak dan kekuatan akhir sinyal.Aplikasi antenna omni diperuntukan bagi subscriber yang tidak terlalu jauh dari base station.
·         Antena Sektoral
Antena ini memfokuskan sinyal pada area tertentu.Dengan begitu cakupan areanya dapat lebih luas serta energy yang digunakan lebih sedikit. Selain itu, adapula antenna sectoral yang mengcover secara 360 o , namun antenna sectoral 360 lebih banyak digunakan daripada antenna omni directional, hal ini disebabkan kinerja antenna sektoral lebih baik dari antenna omni.
·         Antena Panel
Antena ini sering digunakan untuk kebutuhan aplikasi point to point.Antena ini berbentuk datar dengan ukuran kurang lebih 30cm2. Konfigurasi daya dilakukan dengan mengalirkan listrik ke kabel Ethernet yang dikoneksikan ke radio/antenna, biasa disebut dengan Power over Ethernet(PoE).


2.4 EVOLUSI AUDIT (PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT - 01)

Audit internal telah berkembang dari sekedar profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah – masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen.Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka – angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas.

Audit internal modern menyediakan jasa – jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja, resiko dan tata kelola (governance) perusahaan public maupun privat.Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal. Dulunya auditor internal pernah dianggap sebagai “lawan” pihak manajemen, sekarang auditor internal mencoba menjalin kerja sama yang produktif dengan klien melalui aktivitas – aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Karena pergeseran pandangan diatas fungsi auditor internal ini baru terjadi akhir – akhir ini saja, maka audit internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luas ini sering disebut sebagai audit internal modern.

2.5 SEJARAH PERKEMBANGAN AUDITING


Terdapat bukti bahwa auditing sudah adasejak zaman dulu kala.Ternyata raja-raja dulu mentata-usahakan kekayaan kerajaannya dengan jalan membagi fungsi pencatatan dan penyimpanan untuk mencegah penyelewengan. Oleh karena berkembangnya perdagangan dan perindustrian, maka sangat dibutuhkan adanya pemeriksaan yang independen untuk meyakinkan ketelitian (accuracy) dan kepercayaan ( reability) data akuntansi yang disajikan.  mulai ada setelah mnusia berkebudayaan yang berkembang sesuai dengan kemajuan teori ekonomi selama abad ke 16, 17, dan 18.Baru pada akhir abad ke 18 ada orang yang menamaka dirinya akuntan publik.Profesi akuntan berkembang setelah adanya British Companies Act tahun 1862.Masyarakat telah merasakan perlunya sisitem akuntansi yang teratur dan distandarisasikan. Perkembangan profesi akuntan di inggris sejak tahun 1862 sampai 1905 menyebar pula ke Amerika Srikat mulai tahun 1900. Semula auditing dititik beratkan pada usaha untuk menentukan kecurangan ( detection of fraud).
Menurut Montgomery tujuan auditing dulu kala adalah :
a.       Menemukan dan mencegah kecurangan.
b.      Menemukan dan mencegah kesalahan (error).

Kemudian sejak tahun 1940 sampai sekarang tujuan audit adalah:
a.       Meyakinkan kelyakan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai tujuan utama.
b.      Menemukan dan mencegah kecurangan atau kesalahan sebagai tujuan sampingan.[1]

Evolusi dan teknik pemeriksaan menurut “ The accounting Review”, oktober 1962 yang dikutip dari buku James A Cashin adalah sebagai berikut :

TABEL 1
Periode
Tujuan pemeriksaan
Luasnya verifikasi
Pentingnya internal control
Dulu kala sampai tahun 1500.
Menemukan kecurangan.
Mendetail
Belum dikenal
Tahun 1500-1805.
idem
idem
idem
Tahun 1850-1905.
Menemukan kecurangan dan kesalahan pembukuan.
Beberapa di uji secara sampling tapi kebanyakan masih mendetail.
Belum dikenal.
Tahun 1905-1933
Menentukan kelayakan posisi keuangan yang dilaporkan dan menentukan kesalahan dan kecurangan.
Mendetail dan beberapa di uji secara sampling.
Internal control mulai di kenal.
Tahun 1933- 1940
Menentukan kelayakan posisi keuangan yang dilaporkan dan menemukan kesalahan dan kecurangan
Menguji secara sampling.
Mulai dirasakan perlunya review internal control.
Tahun 1940-1960
Menentukan kelayakan laporan keuangan yang disajikan.
Menguji secara sampling.
Benar-benar di tekankan pentingnya review internal control.[2]


SEJARAH INTERNAL AUDIT
Sejarah internal audit berkembang dari waktu ke wajtuengikuti perubahan yang terjadi pada dunia usaha.Audit internal telah dimulai 3.500 tahun SM yaitu semenjak zaman peradaban Mesopotamia.
Sejarah mencatat beberapa Negara pada waktu ituseperti : Mesir, Cina, Yahudi mulai menerapkan internal audit masih sangat sederhana, misal : setiap penyerahan hasil pertanian ke organisasidesa mensyaratkan adanya dokumen yang sah, sehingga mudah di periksa dan di verifikasi oleh yang berwenang.
Berbeda di yunani dimana orang-orang Yunani telah mementingkan control atau transaksi-transaki keuangan, sedangkan kerajaan Romawi kuno menerapkan sistem dengan laporan, dimana verifikasimelalui pelaporan lisan atas semua laporan keuangan.

Ø  Internal Audit di Abad Pertengahan
Pada abad ke 13 di mulai pencatatan keuangan melalui system pembukuan berpasangan ( double entry ) yaitu setiap transaksi dicatat pada sisi debit dan kredit. Sistem ini memudahkan mengawasi arus kas masuk dan keluar sehingga seorang auditor mudah untuk memeriksa keuangan perusahaan maupun keuangan Negara.

Ø  Internal Audit di Masa Revolusi Industri
Dimulai ketika terjadi Revolusi Industri di Inggris, dimana perusahaan-perusahaan mulai memperkerjakan akuntansi untuk memeriksa catatan keuangannya melaui jurnal maupun laporan keuangan dan dokumen-dokumen lainnya sebagai bahan bukti.

Ø  Audit Internal di Abad 19
Orang-orang kaya Inggris mulai ber Investasi ke lintas Negara seperti ke Amerika Serikat dan mereka menginginkan verifikasi keuangan cesara independent atas investasinya melalui auditor-auditor dari Inggris dengan memakai metode dan prosedue audit yang bisa diterima oleh pihak-pihak terkait.
Munculnya undang-undang perusahaan Inggris maka pentingnya pertanggungjawaban kepada Investor, karena AS belum memiliki undang-undang yang mengatur tentang pemeriksaan keuangan, sehingga audit merupakan pengganti untuk memenuhi kebutuhan para pengusaha. Kebutuhan ini memberikan tekanan pada audit neraca, dengan lebih menitikberatkan pada pendekatan analitis terhadap akun-akun keuangan.

DEFINISI INTERNAL AUDIT

 Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221)
      
“Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuanketentuan dari profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi, dan lain-lain”.[3]
  
Definisi internal audit menurut Institute of Internal Auditor yang dikutip oleh Boynton (2001:980), dapat diterjemahkan sebagai berikut:

The Institute of Internal Auditors (1999) memberikan definisi Internal Auditing adalah: “Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity that adds value to and improves an organization's operations. It helps an organization a ccomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined appr oach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes”. 
Internal Audit adalah kegiatan konsultasi dan dan assurance yang independen yang dirancang untuk meningkatkan nilai dan kegiatan operasi perusahaan. Internal audit membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan cara melakukan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola (governance process).

Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to organization”.

Internal audit adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah:
(1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan;
(2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi;
(3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti.
(4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.
(5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan,
(6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif—semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
                                                                              
PERBEDAAN INTERNAL AUDIT DENGAN EKSTERNAL AUDIT

TABEL 1
PERBEDAAN INTERNAL AUDIT DENGAN EKSTERNAL AUDIT
      
NO
ASPEK
INTERNAL AUDIT
EKSTERNAL AUDIT
1
Konsumen
Manajer (manager) /
Komite Audit (Audit committee)
Pemegang saham
( Stock holder )
2
Fokus
Risiko usaha ( Business Risk )
Risiko laporan keuangan
Financial statement risk)
3
Orientasi
Saat ini dan yang akan datang
(current & future oriented )
Yang lalu sampai saat ini
Historical to current )
4
Pengendalian
Langsung (Direct)
Tidak langsung ( Indirect )
5
Kecurangan
Langsung (Direct)
Tidak langsung ( Indirect )
6
Kebebasan
Obyektivitas ( Objectivity )
Berdasarkan status
7
Kegiatan
Proses yang sedang berjalan
( On going process )
Tiap periode akuntansi
 ( Accounting period )

TABEL 2
PERBEDAAN INTERNAL AUDIT DENGAN EKSTERNAL AUDIT

INTERNAL AUDIT
EKSTERNAL AUDIT
v  Subjek adalah pegawai organisasi yang bersagkutan atau dapat pula pihak luar dalam hubungan kerja outsourcing
v  Subjek adalah  pihak luar yang independen ( akuntan publik ).
v  Melayani kebutuhan manajemen, oleh karena itu fungsi audit internal merupakan bagian dari organisasi yang bersangkutan
v  Melayani kebutuhan pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang reliabel.
v  Fokus ke masa depan untuk membantu manajemen mencapai sasaran dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
v  Fokus pada akrasi dan dapat di pahaminya kejadian historis seperti yang di ekspresikan dalam laporan keuangan.
v  Berkepentingan secara langsung dalam pencegahan fraud ( kecurangan ) dalam berbagai bentuk dan tingkat aktivitas yag di review.
v  Berkepentingan secaa insidental dalam pencegahan atau pendeteksian fraud ( kecurangan ) secara umum, tetapi berkepentingan secara langsung bila terdapat pengaruh yang bersifat material pada laporan keuangan.
v  Independen terhadap aktivitas yang di audit, tetapi siap merespon kebutuhan dan keinginan manajemen.
v  Independen terhadap manajemen atau klien baik dalam penampilan mauoun sikap mental.
v  Review atas aktivitas di lakukan secara-terus menerus ( kontinyu)
v  Review atas catatan atau dokumen yang mendukung laporan keuangan secara periodik ( umumnya setiap satu tahun sekali).

Ø  Perbedaan Misi
Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas kewajaran pelaporan keuangan organisasi, terutama dalam penyajian posisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu periode.Mereka juga menilai apakah laporan keuangan organisasi disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, dan seterusnya. Opini ini akan digunakan para pengguna laporan keuangan, baik di dalam organisasi terlebih di luar organisasi, antara lain untuk melihat seberapa besar tingkat reliabilitas laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi tersebut.
Sementara itu, tanggung jawab utama auditor internal tidak terbatas pada pengendalian internal berkaitan dengan tujuan reliabilitas pelaporan keuangan saja, namun juga melakukan evaluasi desain dan implementasi pengendalian internal, manajemen risiko, dan governance dalam pemastian pencapaian tujuan organisasi.Selain tujuan pelaporan keuangan, auditor internal juga mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta kepatuhan aktivitas organisasi terhadap ketentuan perundang-undangan dan kontrak, termasuk ketentuan-ketentuan internal organisasi.
Ø  Perbedaan Organisasional
Auditor Internal merupakan bagian integral dari organisasi di mana klien utama mereka adalah manajemen dan dewan direksi dan dewan komisaris, termasuk komite-komite yang ada. Biasanya auditor internal merupakan karyawan organisasi yang berasngkutan. Meskipun dalam perkembangannya pada saat ini dimungkinkan untuk dilakukan outsourcing atau co-sourcing internal auditor, namun sekurang-kurangnya penanggung jawab aktivitas audit internal (CAE) tetaplah bagian integral dari organisasi.
Sebaliknya, auditor eksternal merupakan pihak ketiga alias bukan bagian dari organisasi.Mereka melakukan penugasan berdasarkan kontrak yang diatur dengan ketentuan perundang-udangan maupun standar profesional yang berlaku untuk auditor eksternal.
Ø  Perbedaan Pemberlakuan
Secara umum, fungsi audit internal tidak wajib bagi organisasi. Namun demikian untuk perusahaan yang bergerak di industri tertentu, seperti perbankan, dan juga perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk memiliki auditor internal. Perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) juga diwajibkan untuk memiliki auditor internal.
Sementara itu, pemberlakuan kewajiban untuk dilakukan audit eksternal lebih luas dibandingkan audit internal. Perusahaan-perusahaan yang listing, badan-badan sosial, hingga partai politik dalam keadaan-keadaan tertentu diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan untuk dilakukan audit eksternal,
Ø  Perbedaan Fokus dan Orientasi
Auditor internal lebih berorientasi ke masa depan, yaitu kejaidan-kejadian yang diperkirakan akan terjadi, baik yang memiliki dampak positif (peluang) maupun dampak negatif (risiko), serta bagaimana organisasi bersiap terhadap segala kemungkinan pencapaian tujuannya.
Sedangkan auditor eksternal terutama berfokus pada akurasi dan bisa dipahaminya kejadian-kejadian historissebagaimana terefleksikan pada laporan keuangan organisasi.
Ø  Perbedaan Kualifikasi
Kualifikasi yang diperlukan untuk seorang auditor internal tidak harus seorang akuntan, namun juga teknisi, personil marketing, insinyur produksi, serta personil yang memiliki pengetahuan dan pengalaman lainnya tentang operasi organisasi sehingga memenuhi syarat untuk melakukan audit internal.
Auditor Eksternal harus memiliki kualifikasi akuntan yang mampu memahami dan menilai risiko terjadinya errors dan irregularities, mendesain audit untuk memberikan keyakinan memadai dalam mendeteksi kesalahan material, serta melaporkan temuan tersebut. Pada kebanyakan negara, termasuk di Indonesia, auditor perusahaan publik harus menjadi anggota badan profesional akuntan yang diakui oleh ketentuan perundang-undangan.
Ø  Perbedaan Timing
Auditor internal melakukan review terhadap aktivitas organisasi secara berkelanjutan, sedangkan auditor eksternal biasanya melakukan secara periodik/tahunan.[7]


PERAN  DAN TUJUAN INTERNAL AUDIT
a.       Tujuan
Tujuan dan tugas pengauditan internal pada dasarnya membantu anggota manajemen dalam meringankan tanggung jawabnya dengan aktivitas penelaahan, rangkaian, penilaian, dan analisa informasi aktivitas perusahaan.Dengan hasil pengauditannya memberikan kesimpulan dan rekomendasi kepada manajer yang berkepentingan dengan menyediakan suatu landasan untuk tindakan perbaikan yang harus di lakukan.Tujuan tugas pengauditan internal menakup dalam peningkatan berbagai jenis pengendalian yang ada dalam organisasi perusahaan lebih efektif dengan manfaat dan beban secara layak.

b.      Peran
Ada beberapa peran yang dibawakan oleh auditor intern adalah sebagai berikut :
1.      Peran sebagai pemecah masalah temuan audit pada hakikatnya adalah masalah. Auditor intern harus mampu menggunakan metode pemecahan masalah ( problem solving ) yang rasional.
2.      Temuan yang ada dari pelaksanaan audit bisa menjurus pada timbulnya konflik bila seorang auditor kurang mampu menyelesaikan dengan audit. Konflik dapat bisa di lalui dengan cara :
a.       Di hindari. Auditor yang suak enghindari konflik cenderung mereka reaksi emosional dengan mencari cara yang lebih aman minta di pindahkan atau bahkan keluar dari pekerjaannya.
b.      Di bekukan. Membekukan konflik adalah taktik untuk menangguhkan tindakan.
c.       Di konfrontasikan. Masalah atau temuan bisa langsung di konfrontasikan dengan auditee.
Konfrontasi bisa di lakukan dengan 2 jalan, yaitu :
1.      Dengan memakai kekerasan, misalnya dengan kekuasaan direktur utama auditee di paksa melaksanakan rekomendasi audit.
2.      Dengan memakai strategi negosiasi, dengan strategi ini kedua pihak bisa menang.
3.      Peran pewawancara. Komunikasi yang akan dlakukan aleh auditor sering kali berbentuk wawancara. Tujuannya adalah mencari fakta dan bukan opini.
4.      Peran “negosiator” dan “ komunikator”, kedua peran ini juga dijumpai pada saat melakukan auditing, mungkin peran komunikator akan lebih menonjol dibanding dengan negosiator.
Sebagai komunikator, posisi auditor agak berbeda meskipun komunikasi bukan hal yang baru lagi, auditor mewujudkan komunikasi yang efektif bukanlah hal yang mudah.

Dengan demikian ke empat peran di atas perlu di pahami, karena bisa jadi auditor membutuhkan langkah-langkah khusus ketik berhadapan dengan manajemen.Selain itu auditor harus mengembangkan hubungan antar manusia yang baik.Dalam hal ini, peran kepribadian auditor menjadi sangat menentukan.

DASAR HUKUM INTERNAL AUDIT
Dasar hukum internal audit yaitu :
1.      Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NOMOR 60 Tahun 2008 tentang SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH[8].
2.      Ketetapan MPR Nomor VIII / MPR / 2001, Tanggal 9 November tentang Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3.      Undang-undang Nomor 28 tahun1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
4.      Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pegelolaan Keuangan Negara.
5.      Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 Tentang Pedoman Pengawasan Melekat.

LEMBAGA INTERNAL AUDIT
A.    Lembaga Tingkat Nasional
1.    Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FK SPI)
Forum ini awalnya bernama FKSPI BUMN/BUMD karena anggotanya para auditor internal yang bekerja pada Satuan Pengawasan Intern (SPI) di BUMN/BUMD.Sehubungan dengan keanggotaan yang terbuka bagi auditor intern yang bekerja di sektor perusahaan swasta, multi nasional maupun asing maka berubah menjadi FK SPI.
Organisasi profesi auditor internal di lingkungan BUMN / BUMD ini baru muncul pada tahun 1985 dengan di bentuknya FKSPI ( Forum Komunikasi Pengawas Intern) BUMN /BUMD. Anggota dari FKSPI BUMN /BUMD adalah para internal auditor yang bekerja di Satuan Pengawas (SPI) BUMN maupun BUMD.Saat ini organisasi tersebut berubah menjadi Forum Komunikasi Satuan Pengawas Intern (FK SPI) karena anggotanya bukan hanya internal auditor yang bekerja di BUMN /BUMD, namun termasuk internal auditor yang bekerja di perusahaan swasta dan perusahaan multi nasional / perusahaan asing.

SPI adalah satuan pengawasan intern yang bertujuan mengawal kepentingan perusahaan dalam menjalankan operasi untuk menuju sasaran (goal).Tugas SPI adalah sebagai mata dan tangan direksi dalam pengawasan pengelolaan perusahaan.Namun SPI modern dalam menjalankan tugasnya bukan bertindak sebagai watchdog, namun harus mampu menjadi jembatan antara pengambil keputusan dan pelaksana.Oleh sebab itu SPI harus mampu menjadi auditor sekaligus konsultan.

Pada umumnya SPI mempunyai tugas :

1. Audit dan mengevaluasi kemampuan, efisiensi dan ketaatan azas dan kualitas di manajemen operasional.Melakukan penilaian efesien dan efetivitas dalam penggunaan sarana perusahaan.Namun SPI harus mampu menunjukan kualitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya.Dan standart audit harus merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas auditor.
Karea hasil audit yang dilakukan harus bisa digunakan untuk membantu pelaksanaan unit operasional atau audit yang diaudit Anggota SPI yang terdiri dari para auditor harus memenuhi kualitas : profesionalisme dalam melaksanakan audit, sehingga hasil audit akan transparan dan bermanfaat bagi operasional perusahaan. Dan auditor tidak boleh menjadi penanggung jawab atau terlibat langsung dalam pengembangan sistem baru, kecuali memberikan saran dan pendapat tentang metode baru tersebut.Dalam menjalakan tugas-tugasnya satuan pengawas internal harus mampu menciptakan good coorporate governance (GCG). 
Dan pada intinya tugas SPI adalah bertanggungjawab memberikan analisa, evaluasi dan konsultasi serta rekomendasi tentang aktifitas unit-unit kerja yang diaudit.

2.    Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)

Organisasi ini menghimpun para auditor internal yang telah memiliki gelar Qualified Internal Auditor (QIA).
PAII ( perhimpunan Internal Auditor ) baru dibentuk pada tahun 1999. Pebentukan wadah ini untuk menampung atau mengorganisasikan para pemegang gelar QIA yang berasal dari berbagai perusahaan.


3.    Asosiasi Auditor Internal (AAI)

Anggota AAI tersebar di seluruh Indonesia baik yang berasal dari BUMN/BUMD/Swasta.AAI juga membuka keanggotaan dengan auditor internal dari perguruan tinggi berstatus Badan Hukum Milik Negara dan perusahaan baik BUMN/BUMD maupun privat.

Visi AAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan sebagai agen perubahan di bidang audit intern. Sedangkan misi AAI  yaitu :
1).  Menyediakan wadah untuk meningkatkan kompetensi dan integritas anggota secara berkesinambungan;
2).  Mendorong pemberdayakan fungsi dan peran auditor internal;
3).  Meningkatkan kualitas auditor internal sesuai tuntutan perkembangan lingkungan dan standar profesi;
4).  Membangun komitmen anggota dalam pengembangan profesionalisme audit intern.

AAI akan menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Auditor Internal untuk meningkatkan penguasaan auditor atas pengetahuan dan komptensi teknis dibidang pelaporan keuangan (financial reporting)Corporate Governance, dan pengawasan perusahaan (corporate control). Juga dalam hal Pencegahan Kecurangan (Fraud Prevention), Pendeteksian Kecurangan (Fraud Detection), dan Penginvestigasian Kecurangan (Fraud Investigation). Ke depan AAI akan menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSF) untuk profesi auditor internal.

4.         Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA)
Gagasan berdirinya Lembaga Pendidikan dan Pelatihan di bidang Internal Audit ini dicetuskan oleh Pengurus Forum Komunikasi Satuan Pengawas Intern Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN/BUMD) periode 1992-1995. Ide ini timbul dengan latar belakang bahwa pada waktu itu, tepatnya pada tahun 1994 FKSPI BUMN/BUMD mengalami kesulitan untuk meningkatkan kemampuan dan mutu para anggotanya karena tidak adanya lembaga pendidikan dan pelatihan internal audit di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan secara teratur dan terjadwal.
Gagasan tersebut pada permulaan tahun 1994, tepatnya bulan Pebruari 1994, dilaporkan kepada Bapak Drs. Soedarjono Kepala BPKP selaku Pembina FKSPI BUMN/BUMD dan pada dasarnya beliau menyetujui tentang pendirian Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan internal audit.
Selanjutnya pada kesempatan Musyawarah Kerja FKSPI BUMN/BUMD tahun 1994 di Ujung Pandang (Makassar) yang diselenggarakan tanggal 24 dan 25 Mei 1994 dan dihadiri oleh pejabat yang mewakili Direktur Jenderal Pembinaan BUMN Departemen Keuangan RI, Bapak Drs. Soedarjono secara resmi mengumumkan akan berdiri Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan internal audit. Untuk menindak lanjuti hal tersebut Badan Pengurus FKSPI BUMN/BUMD membentuk Tim Persiapan Pendirian Yayasan dengan tugas pokok menyusun Anggaran Dasar dan menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan legalitasnya.

B.     Lembaga Tingkat Internasional
1.      Institute of Internal Audit (IIA)

sebagai ikatan internal auditor di Amerika yang dibentuk pada tahun 1941 merumuskan definisi internal audit sebagai berikut:

Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization's operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes.

Organisasi profesi internal auditor tingkat internasional adalah instutute of internal auditors (IIA).Anggota IIA tersebar di beberapa negara dan masing-masing negara dibentuk IIA chapter.Indonesia juga memiliki IIA chapter yaitu IIA Indonesian Chapter.IIA secara periodik mengadakan pertemuan atau kongres atau konferensi tingkat dunia yang tempatnya di suatu negara secara bergantian. Pada waktu kongres atau konferensi tersebut dapat berkumpul lebih dari 1000 anggota IIA si seluruh dunia dan biasanya sekaligus diadakan seminar ilmiah yang membahas tentang perkembangan profesi internal audit secara current issue seputar internal audiit.
 Alasan Mengapa The IIA perlu menetapkan SPPIA :
1.      Menggariskan prinsip-prinsip dasar yg menunjukkan bagaimana sebaiknya praktik audit internal.
2.      Memberikan kerangka bagi pelaksanaan dan perluasan range kegiatan audit internal. *)
3.      Menetapkan dasar bagi evaluasi kinerja audit internal.
4.      Mendorong perbaikan proses dan operasi organisasional audit internal.

2.6 AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Definisi Audit Sumber Daya Manusia
Audit merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens, 1997, p. 1).
Audit SDM adalah pemeriksaan kualitas kegiatan Sumber Daya Manusia secara menyeluruh dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan SDM dalam suatu perusahaan dengan menitik beratkan pada peningkatan atau perbaikan (Rivai, 2004, p. 548).
Audit SDM merupakan tinjauan berkala yang dilakukan oleh departemen sumber daya manusia untuk mengukur efektifitas penggunaan sumber daya manusia yang terdapat di dalam suatu perusahaan, audit memberikan suatu perspektif yang komprehensif terhadap praktik yang berlaku sekarang, sumber daya, dan kebijakan manajemen mengenai pengelolaan SDM serta menemukan peluang danstrategi untuk mengarahkan ulang peluang dan strategi tersebut. Intinya, melalui audit dapat menemukan permasalahan dan memastikan kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundangan-undangan dan rencana-rencana strategis perusahaan (Menurut Gomez-Mejia, 200 1 :28).
Audit SDM merupakan suatu metode evaluasi untuk menjamin bahwa potensi
SDM dikembangkan secara optimal (Rosari, 12 Mei 2008).
Jadi, pada kesimpulannya audit sumber daya manusia adalah proses pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, obyektif, komprehensif, dan terdokumentasi terhadap fungsi-fungsi organisasi yang terpengaruh oleh manajemen sumber daya manusia semisal proyeksi masa depan kebutuhan SDM organisasi, dengan tujuan memastikan dipenuhinya azas kesesuaian, efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk mendukung tercapainya sasaran-sasaran fungsional maupun tujuan organisasi secara keseluruhan baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, sesuai dengan standar lokal (Pemda/Pemprov), standar internal (SOP/Company Polici), atau regulasi (International Standard/standar pemerintah).
Kembali kepada fungsi Audit ini sendiri dapat dikategorikan ke dalam tiga bidang utamanya yang tentu fokusnya ada pada audit sumber daya manusia, antaranya terdiri atas:
1.  Policy audit/manajemen audit atau penilaian yang dilaksanakan secara sistematis dan independent, berorientasi ke masa depan terhadap : keputusan dan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen yang bertujuana untuk meningkatkan kualitas SDM melalui perbaikan pelaksanaan fungsi manjemen, pencapaian rencana yang sudah ditetapkan serta pencapaian social objective.
2.  Performance/Operasional audit, merupakan suatu kegiatan penilaian yang sistematis yang dilaksanakan secara objective dan independent berorientasi atas masa depan untuk semua kegiatan yang ada dalam suatu perubahan yang utamanya dalam bidang SDM.
3.  Financial audit, yang mempunyai orientasi pengujian / penilaian secara independent dan objectif atas tingkat kewajaran dan kecermatan serta data keuangan untuk memberikan perlindungan keamanan asset perusahaan dengan melakukan evaluasi kelayakan internal control yang di tetapkan. Audit ini sendiri dapat dilakukan dalam beberapa situasi, antaranya :
 ketika dirasa perlu oleh manjemen puncak
 ketika suatu kekuatan ekternal yang memaksa untuk dilakukan suatu tinjauan.
 ketika seorang manajer baru yang merasa bertanggung jawab atas dep. SDM
 ketika suatu perusahaan yang signifikan dalam suatu dunia usaha yang memaksa untuk melakukan considerasi ulang manajemen sdm
ketika suatu keinginan spesialist sdm untuk meningkatkan praktik dan sistem sdm perusahaan.
Dalam pelaksanaannya suatu audit harus mengikuti norma yang ditentukan dalam suatu perusahaan masing-masing, yang intinya harus mengandung :
1. independensi/kebebasan
2. kemahiran jabatan
3. Ruang linglup yang mecakup : pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan efektifitas sistem pengndalian intern perusahaan dan kualitas manjemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
4. Pelaksanaanya mancakup perencanaan audit, pengujian dan evaluasi terhadap informasi, penyampaian hasil audit dan proses tindak lanjut.
5. Pengelolaan Departemen audit harus bertanggung jawab dan layak.
       Daftar Periksa Sumber Daya Manusia
            Daftar Periksa Sumber Daya Manusia  menurut (David Stevens) adalah :
      1.      Struktur Organisasi
(a)    Apakah terdapat Struktur Organisasi Perusahaan ?
(b)   Apakah struktur organisasi tersebut mutakhir ?
(c)    Apakah struktur organisasi tersebut sesuai ?
      2.      Uraian / deskripsi posisi
(a)    Apakah terdapat uraian posisi?
(b)   Apakah formatnya sesuai?
(c)    Apakah perusahaan mempunyai standar kinerja (performance standarts) ?
3.      Rencana keberhasilan manajemen (management succession plan )
(a)    Apakah terdapat rencana keberhasilan manajemen?
(b)   Apakah rencana keberhasilan manajemen dalam bentuk yang memuaskan?
(c)    Apakah rencana keberhasilan manajemen dimutakhirkan dan digunakan?
      4.      Kebijakan rekruitmen
(a)    Apakah kebijakan didokumentasikan ?
(b)   Apakah tanggung jawab dan akuntabilitas diuraikan?
(c)    Apakah kebijakan sesuai?
      5.      Prosedur rekuitmen
(a)    Apakah terdapat dokumentasi yang sesuai?
(b)   Apakah data rekuitmen memadai?
(c)    Apakah terdapat surat lamaran kerja yang sesuai?
6.      Program perkenalan
(a)    Apakah terdapat suatu prosedur perkenalan?
(b)   Apakah terdapat material pelantikan yang memadai?
(c)    Siapa yang melakukan pelantikan / training?                   
      7.      Penilaian Kinerja
(a)    Apakah dokumentasi memadai?
(b)   Apakah terdapat standar kinerja yang cukup?
(c)    Apakah penilaian kinerja dihubungkan terhadap uraian posisi ?
      8.      Penilaian potensial individual
(a)    Apakah terdapat suatu prosedur untuk penilaian potensial individual?
      9.      Perencanaan jenjang karier (carrier path planning) dengan individual
(a)    Apakah individual mempunyai jenjang karirnya?
(b)   Apakah individual mengetahui dan berpartisipasi dalam proses yang bersangkutan?
10.  Program pelatihan
(a)    Apakah anggaran program pelatihan cukup memadai?
(b)   Apakah program pelatihan memenuhi kebutuhan?
(c)    Apakah “pelatih internal vs eksternal” digabungkan dengan seimbang?
      11.  Administrasi kompensasi/ gaji
(a)    Apakah terdapat suatu kebijakan tingkat acuan gaji?
(b)   Apakah tunjangan ditangani dengan baik?
(c)    Apakah terdapat paket pajak yang berarti?
      12.  Fungsi/departemen sumberdaya manusia
(a)    Siapa yang bertanggung jawab atas fungsi/departemen sumber daya manusia?
(b)   Apa tingkat pelaporan dalam organisasi?
(c)    Bagaimana kecocokan dari struktur dan personalia departemen yang bersangkutan?
      13.  Perencanaan Manusia
(a)    Bagaimana kecocokan dari penetapan sekarang?
(b)   Teknik penuandaan apa yang digunakan?
(c)    Apakah terdapat suatu hubungan dengan perencanaan korporat?
      14.  Catatan Pribadi
(a)    Apakah catatan tersebut dinamis atau statis?
(b)   Untuk tujuan apa catatan tersebut diadakan?
      15.  Relevansi dari aplikasi Komputer
(a)    Apakah terdapat suatu system personil yang dibantu oleh computer?
(b)   Apakah memang system computer dibutuhkan ?
      16.  Pemahaman Mengenai Iklim organisasi (organizational climate)
(a)    Apakah suatu survai telah dilakukan?
(b)   Bagaimana barunya data tersebut?
(c)    Bagaimana pengetahuan dari sikap, keyakinan, dan nilai karyawan?
      17.  Pembagian informasi dengan karyawan
(a)    Apakah jumlah informasi yang dibagikan sesuai?
(b)   Bagaimana kecukupan mekanisme untuk pembagian informasi?
(c)    Bagaimana tampaknya arus informasi?
      18.  Disain pekerjaan
(a)    Apakah pekerjaan telah dianalisis pada waktu baru-baru ini?
(b)   Apakah karyawan telah berpartisipasi dalam disain pekerjaan?
      19.  Hubungan industrial
(a)    Bagaimana kecukupan prosedur
(b)   Bagaiman atmosfir hubungan industrial dan catatan tampak seperti?
(c)    Bagaiman peluang untuk alternative-alternatif?
      20.  Kesehatan karyawan
(a)    Apakah perusahaan mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai kesehata karyawannya?
(b)   Apakah terdapat program kesehatan yang tepat?
21.  Keamanan dan karyawan
(a)    Apa reaksi karyawan terhadap keamanan?
(b)   Bagaimana kecanggihan pengelolaan risiko perusahaan?
(c)    Bagaimana hubungannya dengan premi asuransi?
      22.  Pelayanan karyawan
(a)    Apa yang disediakan dan bagaimana kecukupan penyediaan tersebut misalnya makanan kantin?
(b)   Bagaiman analisis biaya manfaat tentang pembiayaan tunjangan karyawan?
      23.  Pengumpulan angka statistic
(a)    Apakah perusahaan mempunyai angka statistic mengenai hal-hal seperti perputaran karyawan, absens, promosi, internal/rasio rekrutmen eksternal, rasi gaji/pendapatan, dan sebagainya ?
24.  Praktik-praktik Pengunduran diri
(a)    Apakah terdapat kebijakan mengenai pengunduran diri karyawan?
(b)   Apakah prosedur pemberhentian cukup memadai?
(c)    Apakah perusahaan melakukan wawancara keluar?
25.  Dokumentasi – apakah terdapat formulir- formulir
(a)    Formulir pajak
(b)   Wewenang gaji
(c)    Lembaran waktu
(d)   Perubahan status departemental
      26.  Keamanan
(a)    Apakah terdapat prosedur untuk ancaman baru dan untuk prosedur darurat yang lain atau kebakaran?
      27.  Interaksi social
(a)    Apakah terdapat surat berita (newsletter)?
(b)   Apakah terdapat peluang yang cukup untuk pengumpulan social dari karyawan?


Ruang Lingkup Audit SDM
Dalam pelaksanaan audit SDM untuk mendukung jalannya kegiatan-kegiatan SDM perlu dilakukan pembatasan terhadap aspek yang akan di audit. Secara garis besar, prospek audit SDM dilakukan terhadap fungsi SDM yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan SDM yang dimulai dari perencanaan SDM, perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan evaluasi kinerja SDM (Handoko, 1997, p.226).
Menurut Sherman & Bohlander, audit SDM memberikan peluang untuk:
1. Menilai efektivitas fungsi SDM
2. Memastikan ketaatan terhadap hukum, kebijakan, perturan dan prosedur
3. Menetapkan pedoman untuk penetapan standar
4. Memperbaiki mutu staf SDM
5. Meningkatkan citra dari fungsi SDM
6. Meningkatkan perubahan dan kreatifitas
7. Menilai kelebihan dan kekurangan dari fungsi SDM
8. Memfokus staff SDM pada masalah masalah penting
9. Membawa SDM lebih dekat pada fungsi fungsi yang lain.
      Audit sumber daya manusia dapat memberikan kontribusi terhadap profesionalisasi dari fungsi sumber daya manusia dalam banyak cara.
Apabila organisasi ingin tetap kompetitif, maka organisasi harus mengalami perubahan yang terus menerus. Suatu audit atas program sumber daya organisasi dapat membantu manajer mengidentifikasi penyimpangan atau varian antara kondisi actual dengan kondisi yang diharapkan atau yang diinginkan. Dengan demikian audit menjadi suatu dorongan yang berbasis data untuk perubahan.

 Sumber Data yang Biasa Digunakan
Dalam pelaksanaanya audit SDM ini hendaklah selalu memanfaatkan berbagai sumber data yang ada diantaranya :
      1.      pemeriksaan fisik perusahaan
2.      konfirmasi
      3.      dokumentasi
      4.      observasi
      5.      pertanyaan pada klien
Dari sumber data yang tersebut diatas diharapkan suatu audit dapat menjawab prospek dan tantangannya di masa depan,antaranya :
      1.      globalisasi
      2.      hak-hak pekerja
      3.      performance pekerja
      4.      hambatan – hambatan SDM.

Pelaksana Audit Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Auditor internal (Inspektur di Badan Pengawasan Internal)
2. Biro SDM atau spesialis SDM yang ditunjuk (self assessment)
3. Biro SDM/tenaga spesialis SDM senior untuk non-SDM

Langkah-langkah Audit
1.      Audit
Pada tahap ini, auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi latar belakang dan gambaran umum terhadap program/aktivitas SDM yang diaudit.
2.    Criteria
Criteria merupakan standar (norma) yang menjadi pedoman bertindak bagi setiap individu dan kelompok dalam organisasi.
3.    Penyebab
Penyebab (cause) merupakan pelaksanaan program-program SDM dalam organisasi yang menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang ada pada saat ini.
4.     Akibat
Akibat (effect) merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau dinikmati perusahaan karena terjadinya perbedaan aktivitas yang seharusnya dilakukan (berdasarkan criteria) dengan aktivitas actual yang terjadi di lapangan (dilakukan oleh setiap komponen dalam organisasi).
5.     Tindaklanjut
Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan oleh auditor.Manajemen dan auditor harus sepakat dan secara bersam-sama dalam melaksanakan tindak lanjut perbaikan tersebut.
Seorang spesialis auditing (Walter R. Mahler) mengusulkan bahwa proses audit  harus terdiri dari 6 langkah sebagai berikut :
(a)    Memperkenalkan gagasan audit dan menekankan manfaat yang akan diperoleh audit.
(b)   Memilih personel dengan kisaran keterampilan yang luas untuk tim audit dan memeberikan pelatihan yang diperlukan.
(c)    Mengumpulkan data dari tingkat yang berbeda dalam organisasi.
(d)   Menyiapkan laporan audit untuk manajer lini dan evaluasi departemen sumber daya manusia.
(e)    Mendiskusikan laporan dengan manajer operasi yang kemudian mengujikan penilaian merekan sendiri.
(f)    Mempersatukan tindakan korektif ke dalam proses penetapan tujuan perusahaan yang regular.
Karena auditing merupakan suatu bentuk riset atau penelitian, maka penting bahwa temuan didasarkan pada data yang obyektif, dapat dipercayai, dan sahih.Catatan sumber daya manusia dari semua tipe tersedia untuk penggunaan dalam audit.

Pendekatan dalam Audit SDM
Fungsi yang paling penting dari audit sumber daya manusia adalah menetukan efektivitas. Yaitu tujuan dari program sumber daya manusia dapat dicapai.Sebelum memulai audit, tujuan dan standar program harus secara jelas dinyatakan.Ini terutama penting apabila auditor eksternal ditugaskan. Suatu audit harus mencakup paling sedikit 3 pendekatan utama, yaitu:
1.     Menentukan ketaatanpada hukum dan peraturan yang berlaku Audit menekankan penilaian bagaimana perusahaan menetapkan berbagai aturan dan kebijakan yang secara internal berlaku di perusahaan,apakah sesuai dengan aturan dan hukum yang ditetapkan pemerintah sebagai pemegang otoritas dan apakah setiap komponen dalam organisasi menjalankan aktivitasnya sesuai dengan aturan dan kebijakan tersebut.
2.     Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi Pemahaman terhadap tujuan perusahaan dan strategi pencapaiannya, menjadi dasar dalam penyusunan program setiap fungsi bisnis. Trend yang berkembang saat ini, dimama SDM adalah sumber kekuatan bersaing perusahaan,menantang manajer SDM untuk berinovasi dalam menciptakan model pengelolaan SDM yang tepat, sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan.
3.      Mengukur kinerja program  
Mengukur kinerja program berarti menghubungkan aktivitas actual program SDM yang diaudit dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Objek Audit Sumber Daya Manusia (SDM)
Aspek SDM yang dapat diaudit cukup luas, karena SDM itu sendiri mencakup fungsi perencanaan, fungsi pengembangan, fungsi pemeliharaan, fungsi informasi, fungsi penghargaan dan penghukuman, serta fungsi peningkatan kinerja. Dengan demikian jika dirinci, obyek yang dapat diaudit adalah sebagai berikut :
Fungsi Perencanaan :Manpower Planning, Manpower Recruitment, Manpower Fulfillment, Sourcing Candidate.
Pengembangan :Training, Development, Coaching, Mentoring.
Informasi &Teknologi :Personnel Data Base, Sistem Informasi Manajemen SDM (HRIS).
Fungsi Pemerliharaan :Industrial Relation, Coorporate Social Responsibility.
Fungsi Penghargaan dan Penghukuman :Compensation & Benefit, Reward, Termination, Punishment.
Fungsi Peningkatan kinerja :Performance Management System, Pay for Performance.
     
      Aspek diatas merupakan sisi Hard Capabilities Organization karena masih banyak berkutat dalam hal sistem dan prosedur. Perkembangan selanjutnya yang bisa menjadi pertimbangan audit adalah mengaudit aspek Soft Organization, antara lain :
Budaya Organisasi,
Audit Competency Staff SDM,
Audit kepuasan terhadap fungsi SDM.

Tujuan Audit Sumber Daya Manusia (SDM)
Ketika anda melakukan audit SDM, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti diketahui yakni kegunaan audit SDM itu sendiri. Ini tergantung dari perspektif dan tujuan audit SDM itu sendiri. Dengan mengetahui tujuan audit, maka pelaksanaan audit dan prosesnya akan menyelaraskan dengan tujuan tersebut. Beberapa hal yang menjadi tujuan dan kegunaan audit SDM antara lain :
Menurut Rivai (2004, p. 567), audit SDM bertujuan untuk:
1. Menilai efektifitas SDM
2. Aspek-aspek yang masih dapat diperbaiki
3. Mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam, dan
4. Menunjukkan kemungkinan perbaikan, serta membuat rekomendasi untuk
    pelaksanaan perbaikan tersebut.



Fungsi Sumber Daya Manusia
I.Perencanaan dan Rekrutmen
Sumber informasi :
-          Anggaran sumber daya manusia
-          Data biaya rekrutmen
-          Uraian jabatan dan spesifkasi
-          Tingkat penerimaan karyawan
II.    Pemilihan
Sumber informasi:
-          Catatan wawancara pekerjaan
-          Catatan penolakan pelamar
-          Permintaan transfer
III.Pelatihan dan pengembangan
Sumber informasi:
-          Data biaya pelatihan
-          Catatan produksi
-          Catatan kecelakaan
-          Catatan pengendalian mutu
IV.Penilaian kinerja
Sumber informasi:
-          Catatan penilaian kinerja
-          Catatan kehadiran
-          Catatan tindakan disiplin
V.    Kompensasi
Sumber informasi:
-          Data gaji dan tunjangan
-          Catatan survai gaji
-          Asuransi kompensasi untuk pengangguran
VI.Hubungan ketenagakerjaan
Sumber informasi :
-          Catatan keluhan
-          Catatan penghentian kerja
-          Catatan keluhan praktik tenaga kerja yang tidak wajar
Kebanyakan sumber informasi yang dihasilkan akan menghasilkan data statistic yang telah tersedia di banyak organisasi. Apabila fasilitas pengolahan data elektronik (PDE) digunakan, informasu demikian dapat dimutakhirkan untuk analisis dan pelaporan dan harus digunakan.
Sebagai sumber informasi yang bernilai yang disajikan dalam mengukur efektivitas dari fungsi-fungsi utama manajemen sumber daya manusia, berlebihan mempercayai pengukuran kuantitatif dapat menghasilkan simpulan yang secara obyektif.
Reaksi pemakai dapat diperoleh melalui survai sikap, diskusi dengan karyawan , pertemuan kelompok, komentar manajer dan penyelia, serta pendekatan yang sama.

Instrumen-Instrumen Audit Sumber Daya Manusia
Dalam pengumpulan informasi tentang aktifitas-aktifitas SDM, ada beberapa instrumen yang dapat membantu dalam menghimpun data aktivitas-aktivitas sumber daya manusia, diantaranya:
1. Wawancara, wawancara dengan karyawan dan manajer adalah suatu sumber informasi mengenai aktivitas sumber daya manusia. Komentar mereka membantu tim audit mencari bidang-bidang yang membutuhakn perbaikan. Kritik dari karyawan dapat menunjukkan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh departemen untuk memenuhi kebutuhan mereka. Demikian juga, sumbang saran manajer dapat mengungkapkan cara-cara untuk memberikan mereka servis yang lebih baik.
2. Kuisioner, karena wawancara itu menyita waktu dan mahal serta kerap hanya terbatas pada sedikit orang, banyak departemen sumber daya manusia yang menggunakan kuisioner-kuisioner untuk memperluas lingkup riset mereka. Selain itu, kuisioner juga dapat memberikan jawaban-jawaban yang lebih terbuka dibandingkan wawancara tatap muka.
3. Informasi Eksternal, Informasi adalah alat sentral dari tim audit. Perbandingan-perbandingan luar memberikan kepada tim audit suatu perspektif terhadapnya aktivitas-aktivitas perusahaan dapat dinilai.
4. Analisis Catatan
5. Eksperimen-Eksperimen Riset
6. Audit-Audit Internasional

Manfaat Audit dalam SDM
Manfaat utama dalam audit SDM adalah untuk mengetahui proses-proses yang belum memenuhi persyaratan hukum sehingga meminimalisir proses internal organisasi yang berpotensi melanggar hukum, dan yang terpenting adalah membantu organisasi secara sistematis untuk mengidentifikasi kondisi saat sekarang serta aksi apa saja yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kinerja proses fungsi SDM.
Karena kegagalan dalam mengidentifkasi penyebab potensial yang bisa membahayakan atau berpotensi melanggar hukum, dapat menimbulkan efek yang merugikan perusahaan atau organisasi. Karena itu, audit SDM merupakan salah satu cara untuk mengenal sejauh mana proses internal dan sistem prosedur organisasi sudah memenuhi aspek keamanan baik secara hukum maupun juga membantu mengidentifikasi bagian SDM yang belum berjalan secara efektif dan efisien. Peninjauan secara berkala terhadap sistem dan prosedur organisasi yang berhubungan dengan SDM, tidak hanya membantu agar sistem dan prosedur tetap memenuhi persyaratan, namun juga membantu aspek finansial perusahaan agar tetap stabil dan mantap.
Menurut Rivai (2004, p. 567), audit SDM mengevaluasi aktifitas SDM yang digunakan dalam suatu perusahaan dan merupakan pengendalian kualitas keseluruhan yang mengevaluasi aktifitas SDM dalam suatu perusahaan. Manfaat dari audit SDM ini antara lain yaitu:
1.      Mengidentifikasi kontribusi dep. SDM terhadap perusahaan
2.      meningkatkan citra professional dep. SDM
3.      mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih besar diantara karyawan dep. SDM
4.      memperjelas tugas dan tanggung jawab dep. SDM.
5.      menstimulasi keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM
6.      menemukan masalah SDM yang kritis
7.      menyelesaikan keluhan-keluhan dengan peraturan yang berlaku
8.      mengurangi biaya SDM melalui prosedur yang efektif
9.      meningkatkan kesediaan untuk mau menerima perubahan yang diperlukan dalam dep. SDM
10.  memberikan informasi yang cermat atas sistem informasi dep.SDM

Memanfaatkan Temuan Audit
Terdapat banyak sumber dan indicator yaitu informasi dapat diperoleh mengenai efektivitas secara keseluruhan dari program manajemen sumber daya manusia.Informasi ini kemudian harus dianalisis untuk mengidentifikasi tipe tindakan korektif yang diperlukan dan personil yang paling cocok untuk melaksanakannya.

Metode-metode Menganalisis Temuan
Beberapa pendekatan dapat digunakan dalam menganalisis informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Pendekatan tersebut mencakup :
1.      Membandinkan program sumber daya manusia dengan organisasi yang lain, khususnya program dari perusahaan yang berhasil
2.      Berdasarkan audit dari beberapa sumber ototritas, seperti norma konsultan, temuan pengetahuan perilaku, atau buku teks manajemen sumber daya manusia.
3.      Mempercayai suatu rasio atau rata-rata, seperti rasio dari staf sumber daya manusia terhadap karyawan total
4.      Menggunakan suatu audit ketaatan untuk mengukur apakah aktivitas manajer dan staf dalam manajemen sumber daya manusia sesuai dengan kebijakan, prosedur dan peraturan suatu audit internal
5.      Mengelola departemen sumber daya manusia berdasarkan sasaran dan menggunakan suatu tipe  audit system.           
           
Kegiatan-Kegiatan Auditor
Tiga bidang utama yang difokuskan pada Audit Sumber Daya Manusia terdiri atas policy/management audit, performance/operasional audit, dan financial audit.
a.       Policy/Management Audit
penilaian yang dilaksanakan secara sistematis dan independent, berorientasi ke masa depan terhadap: keputusan dan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui perbaikan pelaksanaan fungsi manjemen, pencapaian rencana yang sudah ditetapkan serta pencapaian sosial objektif.
b.      Performance/Operasional Audit
merupakan suatu kegiatan penilaian yang sistematis yang dilaksanakan secara objective dan independent berorientasi atas masa depan untuk semua kegiatan yang ada dalam suatu perubahan yang utamanya dalam bidang SDM.
c.        Financial Audit
mempunyai orientasi pengujian / penilaian secara independent dan objectif atas tingkat kewajaran dan kecermatan serta data keuangan untuk memberikan perlindungan keamanan asset perusahaan dengan melakukan evaluasi kelayakan internal control yang di tetapkan. Audit ini sendiri dapat dilakukan dalam beberapa situasi, diantaranya:
1. ketika dirasa diperlukan oleh manjemen puncak
2. ketika suatu kekuatan eksternal yang memaksa untuk dilakukan suatu tinjauan
3. ketika suatu perusahaan yang signifikan dalam suatu dunia usaha yang memaksa untuk melakukan konsiderasi ulang manajemen SDM
4. ketika seorang manajer baru yang merasa bertanggung jawab atas Dep. SDM
5. ketika suatu keinginan spesialis SDM untuk meningkatkan praktek dan sistem SDM perusahaan.

Penyiapan Laporan dan Rekomendasi
Salah satu aktivitas yang paling penting dari tim audit adalah penyiapan laporan atas temuan, evaluasi dan rekomendasi mereka
Laporan harus mencakup setiap hal yang tepat dan berguna bagi penerima.Suatu laporan biasanya disiapkan untuk manajer lini.Laporan khusus disiapkan untuk manajer departemen sumber daya manusia, yang juga menerima suatu copy laporan yang diberikan kepada manajer lini.
Nilai yang dihasilkan dari informasi yang diperoleh dari audit terletak pada pemanfaatan laporan tersebut untuk memperbaiki kekurangan dalam program sumber daya manusia. Analisis informasi dapat mengungkapkan bahwa prosedur untuk melaksanakan suatu fungsi sumber daya manusia perlu direvisi. Bahkan mungkin bahwa bagian tertentu dari program total harus mengalami revisi yang mendalam apabila program tersebut ingin mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk program tersebut. Akhirnya, kebanyakan untuk setiap dari fungsi yang berbeda-beda harus diuji untuk menentukan kecukupan mereka sebagai bagian dari kebijakan sumber daya manusia secara keseluruhan.

Laporan Audit
Laporan audit SDM terdiri dari beberapa bagian yang ditujukan untuk Manajer lini,manajer SDM, manajer Sumber Daya, yang formatnya terdiri atas :
-     Judul
-     Daftar Isi
-     Ringkasan dan kesimpulan
-     Masalah-masalah pokok
-     Kesimpulan dan saran
-     Tubuh (data, fakta pandangan dan alasan )
-     Sumber data
-     Lampiran yang dianggap penting.
BAB III

PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
Zaman telah berubah, perubahan dipicu dan dipacu oleh pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Bisnis pertama kali diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tetapi karena bisnis juga terdiri dari manusia-manusia, maka biasnis pun kemudian memiliki kebutuhan sendiri. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, bisnis seringkali dihadapkan pada dilema, menggunkan mesin dapat mengurangi tenaga kerja yang berakibat pada penningkata produktivitas, kenaikan pendapatan sambil menekan biaya .pada sisi lain,tenaga kerja yang tersisa akan mengalami kemerosotan motivasi yang berdampak negatif pada produktivitas, pendapatan, dan laba.

3.2 SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.













DAFTAR PUSTAKA


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "MAKALAH "TETAP MENJADI MANUSIA DALAM MENGAUDIT DI ERA KECEPATAN""

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top