Hadhy Ghathan

Menyajikan berberapa artikel yang di butuhkan bagi siswa

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Gallery

Follow us on FaceBook

About

Popular Posts

MAKALAH MENGEVALUASI KARAKTER PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Pendidikan juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi Pendidikan tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi Pendidikan, pentingnya evaluasi Pendidikan dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan  evaluasi Pendidikan.  Dalam evaluasi Pendidikan mempunyai ukuran keberhasilan yang dikenal istilah Karakter. Karena dalam evaluasi Pendidikan kedudukan Karakter sangat penting maka perlu dibicarakan secara mendalam.[1]
Beranjak dari hal tersebut, “Karakter mengevaluasi Pendidikan” kiranya menjadi pembahasan dalam penulisan makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Karakter?
2.      Bagaimana cara mengevaluasi Pendidikan?
3.      Bagaimana Karakter untuk mengevaluasi Pendidikan ?



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Karakter
             Istilah Karakter dalam penilaian sering juga dikenal dengan kata tola ukur, atau standar.dari nama-nama yang digunakan tersebut dapat segera dipahami bahwa Karakter, tolak ukur, atau standar, adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk seesuatu yang diukur. Karakter atau standar dapat disamakan dengan “takaran”. Jika untuk mengetahui berat beras digunakan timbangan, panjangnya benda yang digunakan adalah meteran maka, Karakter atau tolak ukur digunakan untuk menakar kondisi objek yang dinilai.[2]
             Tentang batas yang ditunjuk oleh Karakter, sebagian orang mengatakan bahwa tolak ukur adalah ”batas atas”, artinya, batas maksimal yang harus dicapai. Sementara orang lainnya mengatakan bahwa tolak ukur atau Karakter adalah batas bawah, yaitu batas minimal yang harus dicapai. Dapat disimpulkan bahwa Karakter atau tolak ukur itu bersifat jamak, karena menunjukkan batas atas dan batas bawah, sekaligus batas-batas diantaranya. Dengan demikian Karakter menunjukakan  tingkatan dan ditunjukkan dalam bentuk kata keadaan atau predikat.
             Permasalahan Karakter evaluasi Pendidikan adalah aturan tentang bagaimana menentukan peringkat-peringkat kondisi sesuatu atau rentangan-rentangan nilai, agar data yang diperoleh dapat dipahami oleh orang lain dan bermakna dalam mengambil keputusan dalam rangka menentukan kebijakan lebih lanjut. Jika evaluator tidak berniat membuat Karakter khusus sebaiknya menggunakan Karakter yang sudah lazim yang dikenal oleh umum misalnya skala 1 sampai 10 atau skala 1 sampai 100.




B.       Mengevaluasi Pendidikan            
             Pemahaman mengenai pengertian evaluasi Pendidikan dapat berbeda-beda. Sesuai dengan pengertian Pendidikan yang bervariasi menurut para pakar Pendidikan. Oleh karena itu, penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari Pendidikan secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi Pendidikan. Pengertian evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek.[3]
             Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang  suatu program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi  dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
             Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.1,2,3 Sedangkan  pengertian Pendidikan adalah :
a.       Pendidikan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);
b.      Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang  digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan  kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.).
c.       Pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Pendidikan Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa);
d.      Menurut Grayson (1978), Pendidikan adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam Pendidikan harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.       Sedangkan menurut Harsono (2005), Pendidikan merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, Pendidikan berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi Pendidikan semakin berkembang, sehingga yang dimaksud Pendidikan tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan. [4]
             Dari pengertian evaluasi dan Pendidikan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi Pendidikan adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari Pendidikan yang diterapkan. Atau evaluasi Pendidikan adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang Pendidikan yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
             Evaluasi Pendidikan ini dapat mencakup keseluruhan Pendidikan atau masing-masing komponen Pendidikan seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam Pendidikan tersebut.Secara sederhana evaluasi Pendidikan dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi Pendidikan menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai Pendidikan apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru.
             Fokus evaluasi Pendidikan dapat dilakukan pada outcome dari Pendidikan tersebut (outcomes based evaluation) dan juga dapat pada komponen Pendidikan tersebut (intrinsic evaluation). Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi Pendidikan yang paling sering dilakukan. Pertanyaan yang muncul pada jenis evaluasi ini adalah “apakah Pendidikan telah mencapai tujuan yang harus dicapainya?” dan “bagaimanakah pengaruh Pendidikan terhadap suatu pencapaian yang diinginkan?”. Sedangkan fokus evaluasi intrinsic evaluation seperti evaluasi sarana prasarana penunjang Pendidikan, evaluasi sumber daya manusia untuk menunjang Pendidikan dan karakteristik mahasiswa yang menjalankan Pendidikan tersebut.
C.      Karakter Untuk Mengevaluasi Pendidikan
             Secara garis besar ada dua macam Karakter, yaitu Karakter kuantitaf dan Karakter kualitatif.
1)        Karakter kuantitatif
                   Karakter kuantitatif sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu;
a)      Karakter kuantitatif tanpa pertimbangan
             Karakter yang disusun hanya memperhatikan rentangan bilangan tanpa mempertimbangkan apa-apa dilakukan dengan membagi rentangan bilangan contoh;[5]
Kondisi maksimal yang diharapkan atau prestasi belajar belajar diperhitungkan 100 persen. Jika penyusun menggunakan 5 kategori nilai maka antara 1 persen dengan 100 persen di bagi rata sehingga menghasilkan kategori sebagai berikut;
1)      Nilai 5 (baik sekali) jika mencapai 81 – 100 persen
2)      Nilai 4 (baik) jika mencapai 61-80 persen
3)      Nilai 3 (cukup) jika mencapai 41-60 persen
4)      Nilai 2 (kurang) jika mencapai 21-40 persen
5)      Nilai 1 (kurang sekali) jika mencapai kurang 21 persen
a)      Karakter kuantitatif dengan pertimbangan
             Adakalanya beberapa hal kurang tepat jika Karakter kuantitaf dikategorikan dengan membagi begitu saja rentangan yang ada menjadi rentangan yang sama rata. Sebagai contoh nilai di beberapa perguruan tinggi untuk menentukan nilai dengan huruf, seperti A, B, C, D dan E. bagaimana menentukan nilai untuk masing-masing huruf mengacu pada peraturan akademik berdasarkan besarnya prestasi pencapaian tujuan belajar sebagai berikut:
1)      Nilai A :  rentangan 80-100 persen
2)      Nilai B :  rentangan 66-79 persen
3)      Nilai C :  rentangan 56-65 persen
4)      Nilai D :  rentangan 40-50 persen
5)      Nilai E :  kurang dari 40 persen 
2)   Karakter kualitatif
             Yang dimaksud Karakter kualitatif adalah Karakter yang dibuat tidak menggunakan angka-angka. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menentukan Karakter kualitatif adalak indikator dan dikenai adalah komponen.[6]
             Seperti halnya Karakter kuantitatif, jenis kiteria kualitatif juga dibedakan menjadi dua yaitu: Karakter kualitatif dengan tanpa pertimbangan dan Karakter kualitatif dengan pertimbangan.
a)      Karakter kualitatif tanpa pertimbangan
             Dalam menyusun Karakter kualitatif tanpa pertimbangan, penyusun Karakter tinggal menghitung banyaknya indikator dalam komponen, yang dapat memenuhi persyaratan dari penjelasan dan program tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1)    Komponen adalah unsur pembentuk Karakter program
2)    Indikator adalah unsur pembentuk komponen
b)      Karakter kualitatif dengan pertimbangan
             Dalam menyusun Karakter terlebih dahulu tim evaluator perlu merundingkan jenis Karakter mana yang akan digunakan, yaitu memilih Karakter dengan pertimbangan maka tentukan indikator mana yang mana diprioritaskan atau dianggap lebih penting dari yang lain. Karakter kualitatif dengan pertimbangan disusun melalui dua cara yaitu:

1. Mengurutkan indikator
            Jika penyusun memilih Karakter kualitatif dengan mengurutkan indikator dengan prioritas maka dihasilkan Karakter kualitatif sebagai berikut;
a)      Nilai 5 jika memenuhi semua indikator
b)      Nilai 4 jika memenuhi d atau c, dan d atau e
c)      Nilai 3 jika memenuhi salah satu dari b atau c saja, dan salah satu dari d atau a
d)     Nilai 2 jika memenuhi salah dari 4 indikator
e)      Nilai 1 jika tidak ada satupun indikator yang memenuhi
2.    Dengan menggunakan pembobotan
            Selain mempertimbangkan indikator sebagai unsur untuk menentukan geradasi nilai dalam Karakter, ada juga cara lain yang dapat digunakan evaluator dalam menentukan nilai, yaitu pembobotan.[7]
            Kalau sudah ditentukan pembobotannya, kini para penilai tinggal memilih akan menggunakan skala beberapa dalam menilai objek mungkin skala 1 sampai 3, 1 - 4 atau 1-5 bahkab seperti yang lazim yang digunakan di sekolah yaitu skala 1-10, Terserah saja. Yang penting adalah proses pada waktu menentukan nilai akhir.




BAB III
P E N U T U P
Kesimpulan
1.      Istilah Karakter dalam penilaian sering juga dikenal dengan kata tola ukur, atau standar. dari nama-nama yang digunakan tersebut dapat segera dipahami bahwa Karakter, tolak ukur, atau standar, adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk seesuatu yang diukur[8].                 
2.      Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program
3.      Karakter untuk mengevaluasi Pendidikan
Secara garis besar ada dua macam Karakter, yaitu kritera kuantitaf dan kritera kualitatif.



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Abdul jabar, Safruddin. Evaluasi program pendidikan, PT bumi Aksara Cet. II 2007
Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, PT Usaha Nasional, 2007
Sudijono, Anas.1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Yokyakarta, PT Raja Grafindo Persada
Arikunto Suharsimi. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara 2006
http://pustakaazham.blogspot.com/2012/04/evaluasimerupakan-bagian-dari-sistem.html



[1] Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan
[2] Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan
[3] Evaluasi program pendidikan
[4] Evaluasi program pendidikan
[5] Evaluasi Pendidikan
[6] Evaluasi Pendidikan
[7] Pengantar Evaluasi Pendidikan
[8] http://pustakaazham.blogspot.com/2012/04/evaluasimerupakan-bagian-dari-sistem.html

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "MAKALAH MENGEVALUASI KARAKTER PENDIDIKAN"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top