Hadhy Ghathan

Menyajikan berberapa artikel yang di butuhkan bagi siswa

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Gallery

Follow us on FaceBook

About

Popular Posts

MAKALAH INVESTASI DALAM PIUTANG



KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul Investasi Dalam Piutang” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keuangan perusahaan. Selain itu, makalah ini juga dapat dibuat untuk referensi pembuatan makalah dan sebagainya.
Pada kesempatan kali ini penulis berterima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga berterima kasih pada dosen pengampu yang telah memberi kritik dan masukan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata, kritik dan saran dari semua pihak selalu penulis nantikan demi perbaikan makalah ini.

                                                                             Kudus , 8 Maret 2015


                                                                                                            Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul                                                                                                                       
Kata Pengantar                                                                                                                      
Daftar Isi                                                                                                                                
Bab I Pendahuluan                                                                                                                
a.       Latar Belakang                                                                                                           
b.      Rumusan Masalah                                                                                                      
c.       Tujuan                                                                                                                        
Bab II Pembahasan                                                                                                                
a.       Pengertian Piutang                                                                                                     
b.      Klasifikasi Piutang                                                                                                     
c.       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang Usaha                                                   
d.      Penilaian Risiko Kredit Dan Penyaringan Para Pelanggan                                        
e.       Tingkat Perputaran Piutang (Receivables Turnover) dan Budget pengumpulan Piutang (Receivables Collection Budget)                                                                            
f.       Resiko Kerugian Piutang                                                                                           
Bab III Penutup                                                                                                                     
a.       Kesimpulan                                                                                                                
b.      Saran                                                                                                                            
Daftar Isi                                                                                                                                




BAB  I
PENDAHULUAN
A.          LATAR BELAKANG
Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen,perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Sudah barang tentu perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para konsumen  umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit pada kebanyakan menimbulkan adanya piutang atau tagihan. Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak kreditur, yaitu pihak yang menjualbarang atau jasa dan memperoleh piutang, dan debitur yaitu pihak yang melakukan pembelian dan menjadikan utang. 
Masalah yang umum dihadapi perusahaan ialah penagihan piutang yang telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesikan seluruhnya. Jika keadaan itu terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka modal perusahaaan akan semakin kecil. Dengan begitu penagihan piutang perlu  mendapat perhatian dan penanganan serius agar resiko yang mungkin timbul dapat dihindari sekecil mungkin. Dalam hal ini, pimpinan seharusnya juga turut aktif mengelola penagihan piutang  agar tidak sampai menghambat operasi  atau kegiatan perusahaan.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan Penegrtian Piutang ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Klasifikasi Piutang ?
3.      Apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang Usaha ?
4.      Bagaimana Penilaian Risiko Kredit Dan Penyaringan Para Pelanggan ?
5.      Bagaimana Tingkat Perputaran Piutang (Receivables Turnover) dan Budget pengumpulan Piutang (Receivables Collection Budget) ?
6.      Apa yang dimaksud dengan Resiko Kerugian Piutang ?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian Piutang.
2.      Untuk mengetahui tentang Klasifikasi Piutang.
3.      Untuk memahami Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang Usaha.
4.      Untuk mengetahui Penilaian Risiko Kredit Dan Penyaringan Para Pelanggan.
5.      Untuk memahami Tingkat Perputaran Piutang (Receivables Turnover) dan Budget pengumpulan Piutang (Receivables Collection Budget) .
6.      Untuk mengetahui Resiko Kerugian Piutang.



                                                                            


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Piutang
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan 90 hari     (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli.  Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.
Piutang  dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain;
Piutang usaha menunjukkan klaim yang akan dilunasi dengan uang yang tidak didukung dengan janji tertulis yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.
Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang ada didalam surat-surat tersebut.
Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang berarti  bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek.
Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
a.       Piutang usaha/piutang terhadap langganan
Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang normal/kurang dari 1 tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu 1 tahun maka akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi tagihan kepada langganan yang biasanya disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan terhadap pihak lain baik perorangan maupun organisasi-organisasi atau debitur-debitur lainnya.
b.      Piutang yang akan diterima
Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima, piutang ini timbul pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode yang akan datang.
Hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah:
1.      Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan, seperti wesel tagih dan bon.
2.      Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan, seperti gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya.
3.      Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi dalam perusahaan.
Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:
1.      Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha normal
2.      Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 tahun
3.      Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih)
4.      Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih

B.  Klasifikasi Piutang
Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada umumnya timbul dari hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang juga dapat ditimbulkan dari adanya usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan.
Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu piutang usaha, wesel, tagih, dan piutang lain-lain sebagai berikut :
1.      Piutang Usaha
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan piutang usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar.
2.      Wesel Tagih
Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang
3.      Piutang lain-lain
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.



C.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang Usaha
Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan, dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran arus kas (cash inflows) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu;  kasà inventory à piutang àkas. Dalam keadaa yang normal dan dimana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada inventory, karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah sebagai berikut:
a)      Volume Penjualan Kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka jumlah investasi dalam piutang juga demikian. Artinya, perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar dalam piutang dan meski berisiko semakin besar, profitabilitasnya juga akan meningkat.
b)      Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat artinya keselamatan kredit lebih diutamakan dari profitabilitasnya. Syarat pembayaran yang ketat antara lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang terlambat.
Umumnya, syarat pembayaran penjualan kredit dinyatakan dengan term tertentu, misalnya 2/10 net 30. Ini berarti apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang, si pembeli akan mendapatkan potongan tunai sebesar 2% dari harga penjualan, dan pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah waktu penyerahan barang.
c)      Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Dalam penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal bagi kredit yang diberikan kepada para pelanggan. Makin tinggi batas waktu yang diberikan kepada pelanggan, makin besar pula dana yang diinvestasikan kedalam piutang. Demikian pula ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit. Makin selektif para langganan yang dapat diberi kredit akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang. Dengan demikian maka pembatasan kredit bersifat baik kuantitatif maupun kualitatif.
d)     Kebijakan dalam Penagihan Piutang
Kebijakan dalam menagih piutang, secara aktif ataupun pasif, dapat dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini, namun dapat memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang. Perusahaan juga berharap agar pelanggan menyetor pembayaran hutang tepat waktu. Kebijakan ini ditempuh dengan cara:
a. Memungut secara langsung
b. Memberi peringatan dengan mengirim surat kepada pelanggan.
e)      Kebiasaan Pembayaran Pelanggan
Sebagian pelanggan mempunyai kebiasaan membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount, sedang sebagian lagi tidak demikian. Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi piutang usaha, alangkah lebih baik perusahaan memperhatikan faktor-faktor tesebut dengan mengelola piutang usaha secara efektif dan efisien.
Perbedaan cara pembayaran ini tergantung kepada cara penilaian mereka terhadap mana yang lebih menguntungkan antara kedua alternative tersebut. Apabila perusahaan telah menetapkan syarat pembayaran 2/10/net 30, para langganan dihadapkan pada dua alternative, yaitu apakah mereka akan membayar pada hari ke 10 atau pada hari ke30 sesudah barang diterima. Alternative pertama ialah apabila mereka akan membayar pada hari ke 30 yang ini berarti bahwa mereka membelanjai pembeliannya sepenuhnya dengan kredit penjual. Alternative kedua ialah kalau mereka membayar pada hari ke 10 dengan mendatangkan cash discount sebesar 2%. Pada umumnya para langganan lebih menyukai pembayaran pada hari ke10 karena mendapatkan cash discount, dengan meminjam uang dari bank yang pada umumnya dengan tingkat bunga yang lebih rendah daripada bunga kredit penjual.
Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam cash discount period atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila sebagian besar para langganan membayar dalam waktu selama discount period, maka dana yang tertanam dalam piutang akan lebih cepat bebas, yang ini berarti makin kecilnya investasi dalam piutang.
Seperti halnya pada inventory, dalam piutang pun kita mengenal pula pengertian persediaan besi atau persediaan minimal, yaitu yang disebut ‘persediaan besi debitur’ atau ‘ persediaan inti debitur’. Persediaan besi debitur adalah saldo piutang yang secara terus-menerus dan selalu tertanam dalam perusahaan sebagai akibat dari adanya jangka waktu kredit yang diberikan kepada para langganan atau debitur. Dengan kata lain dapatlah dikatakan persediaan inti debitur adalah jumlah minimal dari dana yang diberikan sebagai kredit penjual untuk mempertahankan kredit sales yang normal, dan jumlah ini merupakan inti permanen dari kebutuhan yang diinvestasikan dalam piutang.
D.  Penilaian Risiko Kredit Dan Penyaringan Para Pelanggan
Piutang yang diberikan perusahaan kepada para langganannya diharapkan dapat tertagih tepat pada waktunya, akan tetapi ada kalanya piutang tidak dapat ditagih kembali. Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan kita. Sebelum memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para langganan perlulah kita mengadakan evaluasi risiko kredit dari para langganan tersebut. Untuk menilai risiko kredit, credit manajer harus mempertimbangkan berbagai faktor yang menentukan besar kecilnya kredit tersebut. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, perusahaan perlu mengelola piutang, pada umumnya bank atau perusahaan dalam mengadakan penilaian risiko kredit adalah dengan memperhatikan sebagai berikut;
1)         5-K dalam kredit
Lima dimensi utama yang sering digunakan oleh analis kredit perusahaan untuk menganalisa kemampuan pemohon kredit yaitu:
·         Karakater
Meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup dan status sosial. Hal ini penting karena berkaitan dengan kemauan untuk membayar.
·         Kemampuan
Meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dalam meraih penjualan ataupun pendapatan yang dapat diukur dari penjualan yang dicapai pada masa lalu. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk membayar.
·         Kapital
Mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan kapital/modal yang dimiliki perusahaan juga perbandingan hutang dan capital.
·         Kolateral
Mengukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai kolateral atas kredit.
·         Kondisi
Memperhatikan kondisi perekonomian serta kecenderungan perekonomian yang akan mempengaruhi terhadap jalannya usaha perusahaan.

o   Memperoleh informasi kredit
Jika pelanggan ingin mengetahui persyaratan kredit, biasanya bagian kredit akan memberikan formuilir yang harus diisi tentang keuangan, informasi kredit dan referensi. Melalui permohonan tersebut, perusahaan memperoleh informasi tambahan dari sumber lain. Jika perusahaan sudah pernah memberikan kredit kepada pemohon maka perusahaan mempunyai sejarah dari informasi pembayarannya.
o   Menganalisa informasi kredit
Perusahaan menyusun prosedur khusu untuk digunakan dalam analisa kredit/evaluasi pemohon kredit. Seringkali perusahaan tidak hanya harus menetukan kemampuan kredit dari pelanggan, tetapi juga harus memperkirakan jumlah maksimum kredit yang akan diberikan.
2)      Standar kredit
Standar kredit adalah persyaratan minimum untuk memberikan kredit kepada pelanggan. Hal-hal lain seperti nama baik langganan sehubungan dengan kredit atau pembayaran utang-utang dagangnya baik kepada perusahaan sendiri maupun kepada perusahaan lain, referensi kredit, rata-rata jangka waktu pembayaran utang dagang dan beberapa ratio financial tertentu dari perusahaan langganan akan dapat memberikan suatu dasar penilaian bagi perusahaan sebelum memberikan atau melakuakn penjualan kredit
3)      Persyaratan kredit
Persyaratan kredit adalah syarat pembayaran yang dibutuhkan bagi pelanggan. Misalnya, syarat kredit dinyatakan seperti 2/10 net 30 artinya pembeli menerima potongan sebesar 2% bila pembayaran paling lambat dilakukan dalam waktu 30 hari setelah awal periode kredit. Tetapi jika pelanggan tidak mengambil diskon tunai maka keseluruhan pembayaran harus dilakukan dalam waktu 30 hari setelah awal periode kredit.
4)      Kebijakan penagihan piutang
Kebijakan penagihan piutang adalah sekumpulan prosedur penagihan suatu piutang dagang pada saat jatuh tempo. Perusahaan harus berhati-hati untuk tidak terlalu agresif dalam usaha-usaha mengumpulkan piutang dari para langganannya. Bilamana langganan tidak dapat membayar tepat pada waktunya maka sebaiknya perusahaan menunggu sampai suatu jangka waktu tertentu dianggap wajar sebelum menerapkan prosedur-prosedur pengumpulan piutang. Sejumlah teknik pengumpulan piutang yang biasanya dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum membayar sampai dengan waktu yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:
1. Melalui surat
2. Melalui telepon
3. Melalui kunjungan personal
4. Tindakan yuridis.
Berdasarkan uraian di atas diharapkan perusahaan dapat meminimumkan jumlah piutang yang tidak tertagih sehingga menuntut perusahaan untuk memiliki manajemen piutang yang baik. Manajemen piutang tersebut diharapkan dapat menetapkan kebijakan-kebijakan yang dapat dijadikan pedoman dalam pengendalian piutang.
Adapun langkah-langkah yang perlu untuk penyaringan para langganan dalam rangka usaha preventif untuk memperkecil risiko tertunda atau tidak terkumpulnya piutang yang tidak diharapkan dapatlah disebutkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Penentuan besarnya risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan
Pertama-tama dalam hubungan ini haruslah ditentukan lebih dahulu “ batas risiko” yang ditanggung oleh perusahaan, yang akan disediakan sebagai cadangan pitang. Misalnya ditentukan bahwa risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan tersebut adalah 10%. Ini berarti bahwa kelak apabila ternyata sebanyak 10% dari tidak terduga. Ketentuan presentase ini perlu untuk memperhitungkan keuntungan yang diharapkan akan diterima.
Misalnya suatu perusahaan merencanakan akan memperluas volume credit salesnya dengan Rp100.000 dan kenaikan ini disertai dengan kenaikan biaya usaha sebesar Rp50.000. perusahaan telah menetapkan besarnya risiko yang akan ditanggung sebesar 10% dari jumlah piutang, maka keuntungan yang diharapkan sebagai akibat dari tambahannya volume credit sales tersebut dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Hasil tambahan penjualan kredit                                                                     Rp100.000
Risiko tidak terkumpulnya piutang 10%                                                                    10.000
Hasil penjualan yang diharapkan                                                                    Rp90.000
Tambahan biaya usaha                                                                                    Rp50.000
Tambahan keuntungan                                                                                    Rp40.000
2.      Penyelidikan tentang kemampuan untuk memenuhi kewajibannya
Dalam rangka usaha untuk dapat mengadakan klasifikasi dari langganan, apakah mereka termasuk golongan risiko 5%, 10%,15% atau lebih, perlulah perusahaan mengadakan penyelidikan mengenai kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Penyelidikan kemampuan ini tidak hanya menyangkut bidang materiil saja, tetapi juga menyangkut penyelidikan mengenai sifat atau watak dari para langganan, apakah mereka mempunyai kebiasaan dan ketersediaan untuk selalu memenuhi kewajibannya. Dalam hal ini perlulah dipertimbangkan terutama mengenai likuiditas dan rentabilitasnya. Tetapi disamping itu perlu juga ditertimbangkan soliditasnya. Saliditas adalah menyangkut kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, dan saliditas ini dibedakan dalam 3 jenis, yaitu:
1)      Soliditas komersiil, yaitu tingkat kepercayaan pihak luar yang diberikan kepada perusahaan yang bersngkutan sebagai akibat dari kejujuran pimpinan perusahaan untuk selalu memenuhi janji-janji dan kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya.
2)      Soliditas financial, yaitu kepercayaan yang diberikan oleh pihak luar kepada perusahaan yang bersangkutan yang timbul sebagai akibat dari terdapatnya modal kerja yang cukup di dalam perusahaan tersebut, sehingga diharapkan perusahaan tersebut akan dapat memenuhi kewajiban financial tepat pada waktunya.
3)       Soliditas moril, yaitu kepercayaan yang diberikan oleh pihak luar kepada perusahaan yang bersangkutan yang timbul sebagai akibat dari sifat-sifat dan moril yang baik dari pimpinan perusahaan.
Dengan singkat dapatlah dikatakan perlu diadakannya penyelidikan mengenai “the five C’s of Credit”
3.      Mengadakan klasifikasi dari para langganan bersadarkan risiko pembayarannya
Setelah mengadakan penyelidikan mengenai kemampuan dan keadaan perusahaan, sifat, kebiasaan dan moril dari pimpinan perusahaan yang bersangkutan, maka kita dapat mengadakan klasifikasi para langganan berdasarkan risiko tidak memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya, sehingga terdapat golongan-golongan risiko5%,10%,15%.
4.      Mengadakan seleksi dari para langganan
Berdasarkan penggolongan tersebut perusahaan dapat memutuskan untuk tidak memberikan kredit penjual atau memperberat syarat pembayaran kepada langgana-langganan yang termasuk dalam golongan risiko yang lebih tinggi dari risiko 10%. Dengan demikian maka kredit penjual hanya diberikan kepada para langganan dari golongan risiko 10% kebawah.

E.     Tingkat Perputaran Piutang (Receivables Turnover) dan Budget pengumpulan Piutang (Receivables Collection Budget)
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang.
Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang tersebut. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti makin lama modal terikat dalam piutang.
Perumusan dari uraian di atas adalah sebagai berikut:
Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolak ukur mengenai lamanya waktu piutang dagang yang beredar. Semakin besar rasio umur piutang, semakin besar kemungkinan rasio tidak tertagihnya piutang.
Perubahan rasio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak hal faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:
1.      Turunnya penjualan dan naiknya piutang
2.      Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih besar
3.      Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar
4.      Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
5.      Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.
Terlepas dari hal-hal tersebut diatas, dalam piutang, resiko kerugian akibat piutang yang tidak dapat diterima pembayarannya selalu ada.   Ada dua metode penyisihan piutang yaitu :
a.       Metode penghapusan langsung
Dalam metode ini kerugian piutang yang tidak bisa ditagih, dicatat langsung pada periode saat terjadinya penghapusan piutang dengan perkiraan debet “beban penghapusan piutang” dan kredit perkiraan      ”piutang dagang”.
b.      Metode Penyisihan/cadangan.
Ada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang yang dimiliki perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan dapat diterima pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet “beban piutang“ dan kredit pada perkiraan “penyisihan piutang“. Jumlah taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan atas dasar :
1.      Atas dasar jumlah penjualan
Piutang terjadi karana akibat dari penjualan kredit maka taksiran menhunakan jumlah penjualan selama periode bersangkutan. Yaitu dengan membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi  dengan total pejualan kemudian dilakukan perubahan-perubahan atas kemungkinan yang akan datang. Biasanya dalam  bentuk persentase.
2.      Atas dasar saldo piutang
Jumlah ini dihitung dengan cara mengalikan suatu persentase tertentu dengan saldo piutang pada akhir periode. Dengan demikian yang dijadikan dasar adalah jumlah piutang dagang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.
3.      Atas dasar analisis usia piutang
Penerapan metode ini pada dasarnya sama dengan penentuan taksiran kerugian piutang atas dasar saldo piutang, metode ini dikelompokan menjadi kelompok piutang yang belum jatuh tempo, dan kelompok yang telah jatuh tempo. Sedangkan kelompok yang telah jatuh tempo dikelompokkan atas dasar lamanya jatuh tempo.  Lamanya tunggakan, dihitung dari tanggal jatuh tempo piutang sampai  tanggal 31 Desember.  Contoh : Jatuh tempo piutang tgl 10 November 2004 tapi sampai tgl 31 Desember 2004 belum dibayar maka dihitung sebagati berikut :
Bulan November  , 30 hari -10 hari     = 20 hari
Bulan Desember……………………   = 31 hari
     51 hari
Dengan demikian piutang telah lewat jatuh tempo selama 51 hari.   Dan besarnya presentase taksiran kerugian tiap kelompok piutang, ditetapkan atas dasar kelompok usia masing-masing dengan demikian jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah :
( debet ) Beban piutang sangsi                            xxxx         -
( kredit )         Penyisihan untuk piutang sangsi    -          xxxx
Beban piutang sangsi akan mempengaruhi secara langsung laporan  laba – rugi.
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang ini berarti bahwa tingkat perputaran piutang(receivables turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah kredit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang(average receivables).
Receivables Turnover = Net Credit Sales : Average Receivables
Periode terikatnya modal dalam piutang atau hari rata-rata pengumpulan piutang dapat dihitung dengan membagi tahun dalam hari dengan turnovernya. Hari rata-rata pengumpulan piutang (average collection period) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut;
Hari rata-rata pengumpulan piutang = 360/ receivables Turnover
                                                         =……… hari
Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat pula dihitung dengan
= 360 x Average receivables / Net Credit Sales

F.          Resiko Kerugian Piutang
Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan agar berada dalam batas yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut resiko kerugian piutang.
Menurut S.Munawir berpendapat bahwa : Semakin besar suatu perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu bear
Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu :
      a.        Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)
            Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabilitas ekonomi dan kondisi negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.
      b.      Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang
      Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit.
      c.       Resiko keterlambatan pelunasan piutang
      Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan. Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
      d.      Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang semkin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.









BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa secara kredit.
Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu piutang usaha, wesel, tagih, dan piutang lain-lain sebagai berikut :
1.      Piutang Usaha
2.      Wesel Tagih
3.      Piutang lain-lain
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi piutang usaha adalah sebagai berikut:
a)      Volume Penjualan Kredit
b)      Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
c)      Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
d)     Kebijakan dalam Penagihan Piutang
e)      Kebiasaan Pembayaran Pelanggan
Hal yang harus diperhatikan dalam pengadakan penilaian risiko kredit adalah sebagai berikut;
1.      Lima dimensi utama untuk permohonan kredit;
ü    Karakater
ü    Kemampuan
ü    Kapital
ü    Kolateral
ü    Kondisi
2.      Standat kredit
3.      Persyaratan kredit
4.      Kebijakan penagihan piutang





B.   SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pasti nya mmiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadimakalahyang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.







DAFTAR PUSTAKA
Hartanto D;Akuntansi Untuk Usahawan; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;Jakarta,1982
Siagian,Salim;Akuntansi Lanjutan – Edisi Satu; Lembaga Penerbitan Fakultas Ekoonomi UI,Jakarta;1984
Bambang riyanto;dasar-dasar pembelajaran perusahaan; edisi 4;

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "MAKALAH INVESTASI DALAM PIUTANG "

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top